Bab 6

349 24 0
                                    

"Tuan, nona sedang berada di suatu gudang bekas pabrik. Letaknya 15 kilometer ke utara dari mansion kita." Lucia memberikan laporannya.

"Lakukan penyerangan. Sekarang."

"Maaf tuan, tapi kurasa kami tidak mampu jika hanya berdua. Nona sedang bersama orang-orang bertopeng."

"Shadow?" Aku menggigit bibir bawahku, tak kusangka mereka akan bergerak sekarang. "Susul Pamvent. Aku akan memanggil pelayan yang lain."

"Baik!" Lucia melesat ke tempat Emma ditahan.

Aku menyayat jari telunjuk dan jari tengah kananku. "Datanglah Lucas, Jose!"

"Apakah kau memanggil kami, tuan?" Mereka muncul di hadapanku.

"Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan." Aku membalikkan tubuhku. Mereka melesat pergi ke tempat itu.

Haruskah aku melapor tentang kemunculan Shadow kepada ayah? Ini pasti akan menjadi berita besar dan akan mengganggu kesehatannya.

"Sebaiknya aku tidak melaporkannya." Aku naik ke mobilku dan melesat ke gudang itu. Tunggu aku Emma.

🍀🍀🍀

Aku masih duduk di kursi itu, menatap punggungnya.

"Aku yakin kau menyimpan banyak pertanyaan, tapi tolong kesampingkan dahulu. Pasukan surga itu sedang dalam perjalanan ke tempat ini."

Seketika pintu tempat ini berkilauan, terang, sangat terang. Aku menyipitkan mataku. Cahaya yang terang itu bagaikan bintang berjatuhan mengelilingi kami. Inikah pasukan surga itu?

"Dari auranya aku rasa kau pelayan keluarga Leuvour. Pamvent, Lucia, Lucas, dan Jose." Pria itu melebarkan tangannya, seperti berusaha memeluk cahaya-cahaya itu.

Orang-orang bertopeng itu menyalakan korek mereka dan mengeluarkan tentakel hitam itu,lagi. Mereka saling beradu. Yang satu cahaya dan yang lain bayangan. Aku masih duduk di kursi itu, terpana. Aku seperti menonton film, tapi sepertinya aku pernah melihat sesuatu yang seperti ini.

"Ayo kita mundur saja, aku ingin tidur siang." Pria itu memerintahkan bawahannya. Bawahannya pun melesat keluar mengikuti langkah kaki tuannya. Pria itu menoleh sejenak, "Kita akan bertemu lagi di musim panas." Ia meninggalkanku, begitu saja. Entah mengapa seperti pernah terjadi.

Seketika orang-orang bertopeng itu hilang. Cahaya-cahaya itu juga keluar melalui celah-celah yang ada di ruangan itu.

Aku bangun dari kursi itu, menunduk ke bawah. Mayat gadis itu belum dibawa. Bagaimana lagi ini? Aku mendengar suara langkah kaki dari arah pintu masuk tempat ini. Seorang pria. Wajahnya tak terlihat, karena sinar yang terang dari belakangnya.
Dari tangan kanannya menetes sesuatu, darah?

Ia mengangkat tangan kirinya ke arahku, bagaikan sedang menunjukku. Tiba-tiba cahaya-cahaya itu menyerangku, aku tak sadarkan diri,lagi.

🍀🍀🍀

Gadis itu tergeletak, tak sadarkan diri. Di depannya tergeletak tubuh seorang gadis lain, wajahnya pucat, sudah mati. Di sekililing gadis itu tergambar lingkaran, dari darah?

"Lingkaran sihir." Aku bergumam. Tidak mungkin Shadow membangkitkan Emma dengan lingkaran sihir, mereka bisa langsung membangkitkannya dengan bayangan mereka. Aku menggigit bibirku.

"Kami rasa komunitas sihir kecil menculiknya dan berusaha membangkitkannya, lalu-" Jose belum menyelesaikan kata-katanya.

"Shadow menyelamatkannya." Aku memotong kata-kata Jose. Apa yang sebenarnya diinginkan Shadow? Ini belum saatnya mereka menunjukkan diri.

Gadis yang berada di depan Emma ini kalau aku tak salah ingat ia adalah teman baik Emma. Mengapa ia dibunuh?

Aku mengiris telapak tanganku, "Pamvent, tunjukkan padaku ingatan gadis ini."

Pamvent memasuki tubuh gadis yang meninggal itu. Untuk sesaat tubuh gadis itu bercahaya. Dari tubuh gadis itu Pamvent bersuara.

"Namaku Sally, aku lahir tanggal 15 Agustus 1996. Ayahku bekerja sebagai pegawai di suatu perusahaan kecil dan ibuku bekerja sebagai pramuniaga. Mereka membesarkanku dengan serba kekurangan." Bibir mayat itu bergerak, tetapi suara yang keluar adalah suara Pamvent.

"Keluargaku miskin dan aku sekolah di sekolah yang jelek. Tapi pada saat aku SMA aku ingin bersekolah di sekolah elit. Ayah dan ibuku menolaknya, tapi aku terus merengek hingga mereka mengizinkanku. Pada akhirnya mereka mengizinkanku.

"Mereka banting tulang untuk membiayaiku. Aku tidak merasa bersalah, aku pantas mendapatkan hal seperti itu, aku tidak pantas lahir di keluarga miskin seperti itu.

"Ibuku menambah jadwal kerjanya dan ayahku bekerja lebih keras agar bisa mendapatkan kenaikan gaji.

"Bersekolah di sekolah elit membuatku harus tampil elit sehingga ayah dan ibuku harus bekerja dengan keras. Untuk meringangkan beban mereka aku harus mendapatkan beasiswa agar uang sekolahku dapat kugunakan untuk membeli berbagai baju dan kosmetik.

"Aku pun mendapatkan beasiswa dan berhasil masuk ke universitas ternama, aku berniat mencari pria kaya dan menikah seusai kuliah. Tapi, gadis itu merebut pria yang kuidam-idamkan.

"Aku menghalalkan segala cara untuk membuatnya keluar dari universitas ini. Termasuk bersekutu dengan iblis."

"Keluarlah dari tubuh yang tak murni itu Pamvent!" Aku memerintahkannya keluar. Pamvent bisa ternodai apabila terlalu lama berada di dalam tubuh itu.

Aku mendekati tubuh Sally, kulipat lengan baju tangan kiriku. Terdapat tato besar bergambar salib di pergelangan tanganku. "Dengan kuasaku sebagai penerus keluarga Leuvour, aku memurnikan jiwamu dari segala noda iblis."

Tubuh gadis itu bercahaya. Ia berhasil dimurnikan. Terdapat semacam cahaya kecil berbentuk kelereng keluar dari dadanya. Ingatannya. Aku mengambilnya dan memasukkannya ke dalam botol kecil.

"Aku akan mengintip ingatanmu." Kataku berbisik. "Kalian bereskan masalah ini. Buatlah ini terlihat seperti upaya bunuh diri atau semacamnya." Aku memerintahkan pelayanku.

"Siap!"

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang