Bab 32 - Kongres Odisea (2)

163 12 0
                                    

"Apa buktinya salah satu tetua berhianat?" Tetua-3 berkata dengan nada kasar.

Aku menatap tetua-3 dengan tatapan tajam. "Saat kalian mebersihkan kastil ini, apakah kalian tidak menemukan mayat goblin?" Aku menaikkan alisku.

Mereka semua terperangah. "Kalau soal itu-" Tetua-3 mulai kehilangan kata-katanya.

"Dylan-" Ibu berbisik pelan. Sepertinya ia khawatir.

"Kami menemukan beberapa mayat goblin." Tetua-1 angkat bicara. Dari suaranya saja aku sudah tahu bahwa ia orang yang paling bijaksana di antara tetua-tetua yang lain.

Tetua yang lain menoleh dengan tatapan terkejut ke arah Tetua-1. Mimik wajah mereka seperti berkata 'mengapa kau memberitahukannya ?'.

"Meskipun begitu, hal tersebut tidak bisa membuktikan bahwa ada tetua yang berhianat, bukan?" Salah satu tetua menyanggah lagi.

"Seperti yang telah kita ketahui, goblin tidak dapat masuk ke wilayah Odisea dengan begitu saja. Dylan juga saat memasuki wilayah Odisea harus memanggil malaikat untuk membantunya. Goblin itu pasti dibawa oleh salah seorang tetua." Ibu membelaku.

"Bisa saja itu kelakuan penyihir muda!" Tetua-3 mulai berteriak tak karuan.

"Hentikan itu Tetua-3. Berhentilah menutup-nutupinya." Tetua-1 menatapnya dengan tatapan tajam.

Tetua-3 hanya terdiam membisu. Tetua yang lainnya juga tidak berani berbicara lagi.

"Aku mengerti maksud kalian. Kastil ini dilindungi oleh sihir suci kaum pendeta. Jadi, apabila ada aura gelap memasuki kastil ini, maka asal dari aura gelap itu akan bersinar terang." Tetua-1 menjelaskan lagi.

"Apa?!" Hampir seluruh tetua, termasuk Ibu berteriak.

"Tetua-1, bukankah ini terlalu cepat untuk mengatakannya?" Tetua-2 yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara. Sepertinya ia sudah tahu juga isi perjanjian itu.

"Apa yang baru saja kau katakan Tetua-1? Benarkah selama ini kita dilindungi oleh sihir suci kaum pendeta?!" Tetua-7 menatap Tetua-1 dan aku secara bergantian.

"Tetua-2 apakah kau telah mengetahuinya sedari dahulu?" Tetua-8 sepertinya tidak menerimanya.

"Sudahlah ini kesalahanku." Tetua-1 melerai mereka. "Aku yang tidak pernah memberi tahu kalian tentang perjanjian tersembunyi itu."

"Sekarang bisakah kau memberi tahu kami? Aku rasa kami semua butuh kejelasan." Ibu yang sepertinya tidak tahu hanya meminta kejelasan.

🍀🍀🍀

Flashback on.
18 tahun lalu di Kastil Odisea.

"Tuan, ada kabar buruk." Seorang pelayan berjubah coklat memberikan surat kepada Alfonso. Tetua-1 Odisea.

Alfonso yang sedari tadi memunggungi pelayannya itu kemudian membalikkan tubuhnya. Ia mengambil surat beramplop putih itu.

Dari stampel surat itu telah terlihat jelas siapa yang mengirimnya. Keluarga Leuvour. Alfonso membuka perlahan surat itu.

Matanya melebar melihat surat itu. Satu-satunya kalimat yang membuat kepalanya terasa berputar. Si Mawar hitam telah lahir. Yang ada di benaknya saat ini adalah, apakah Steph yang melahirkannya?

Kelihatannya memang benar, Steph yang melahirkan anak itu. Jika tidak, tidak mungkin surat ini dikirimkan ke Kastil Odisea.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang