Bab 30 - Kisah Asli 'Si Penyihir Hitam' (2)

146 13 0
                                    

"Aku akan menceritakan kembali kisah 'Si Penyihir Hitam'." Elios mulai membuka buku cerita itu.

Sampul buku itu sama dengan yang kulihat di mimpiku. Aku yakin ceritanya juga akan sama. Cerita itu sedih sekali, aku tak ingin mendengarkannya lagi.

"Dahulu kala, di sebuah kota kecil. Hiduplah seorang penyihir hebat bernama Steph. Ia adalah salah satu penyihir muda yang berbakat. Steph adalah salah satu dari tiga pendiri utama Odisea. " Elios mulai bercerita. Sudah kuduga ceritanya akan sama.

"Suatu hari saat Steph berjalan-jalan di sebuah taman, ia ber-"

"Elios, aku rasa kau tidak perlu menceritakannya lagi. Aku sudah pernah mendengarnya." Aku memotong perkataan Elios.

Elios menutup buku itu. "Aku rasa aku tidak membutuhkan buku cerita ini untuk menceritakan kisah 'Si Penyihir Hitam'."

"Kau masih akan menceritakan cerita itu kepa-"

"Bagaimana jika sebenarnya aku ini adik 'Si Penyihir Hitam'?" Kali ini Elios yang memotong perkataanku.

Aku menganga. "Cerita itu hanya legenda, kan? Lagipula, jika kau adiknya seharusnya kau sudah mati."

Elios tersenyum kecut. "Iblis tidak mengalami penuaan." Suaranya kecil.

"Apa maksudmu?"

"Ah, tidak. Aku tidak bermaksud apapun. Lupakanlah." Elios mengalihkan pandangannya. "Tapi Emma, apakah kau tidak mengingatku?"

Aku menatap wajah Elios dengan seksama. Jika kupikir lagi, aku sepertinya pernah berjumpa dengannya dulu. Entah kapan. "Aku juga mempertanyakannya. Tapi, kau bilang kita pernah bertemu di kehidupan sebelumnya, bukan?"

Elios hanya mengangguk pelan. "Aku ini iblis, apakah kau tidak takut padaku?"

"Aku masih belum mempercayai adanya iblis, malaikat, penyihir, apapun itu. Aku hanya manusia biasa dan kau terlihat seperti manusi-" Aku menghentikan ucapanku. Tunggu dulu, ia mengakui bahwa ia iblis? Iblis? Dimana aku pernah melihat wajah seperti ini dan seorang iblis?

"Emma kau baik-baik saja?"

Ingatanku mengarah kepada sesuatu hal. Kepalaku terasa berat. Apalagi yang terjadi? Lupakanlah. Lupakanlah hal itu. Kata-kata itu terngiang di kepalaku.

Aku tak sadarkan diri. Lagi.

🍀🍀🍀

"Ayah hentikan!!!" Terdengar suara seseorang berteriak kencang. Apakah ini dunia mimpi?

Sepertinya posisiku saat ini adalah tidur dengan tangan dan kaki diikat dengan rantai. Dingin. Terlihat beberapa orang yang menggunakan jubah putih mengelilingiku. Apa yang akan mereka lakukan?

"Inikah si mawar hitam? Mengapa kau tidak menggugurkannya, tuan?" Salah seorang dari mereka berkata.

"Ada seseorang yang mempercepat kelahirannya." Seorang pria berumur 50an yang berdiri di pojok ruangan menjawab.

"Apa yang dapat kita lakukan untuk menghentikan kutukannya?" Pria berumur 50an itu berkata lagi.

Salah seorang dari orang-orang berjubah putih itu mendekat ke arahku dan menyentuh wajahku. Seketika tangannya dikelilingi semacam aura hitam. Ia menjerit kesakitan.

"Kita dapat menggunakan sihir suci penyegel iblis. Tapi, sihir itu tidak akan bertahan lama." 

"Gunakan saja." Pria berumur 50an itu memerintahkan.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang