Semua kejadian ini mengingatkanku pada masa laluku. Menyakiti Emma dan keluargaku. Sudah cukup.
🍀🍀🍀
"Apa?! Ayah akan menikahi wanita ini? Bagaimana bisa?" Terdengar suara anak laki-laki di ruangan sebelah.
Aku terdiam. Gugup. Sangat gugup. Bagaimana bisa pendeta dari keluarga Leuvour itu jatuh cinta padaku dan melamarku?
Hari ini sebenarnya aku berkunjung ke rumahnya untuk berdiskusi. Tapi, tiba-tiba ia mengatakan bahwa ia mencintaiku dan ingin menikahiku. Bagaimana bisa aku menerimanya? Tidakkah ia tahu bahwa kaum penyihir sangat membenci kaum pendeta? Anaknya juga sangat membenciku. Bagaimana bisa aku menikahinya?
"Apakah ayah sudah melupakan ibu? Mengapa menikahi penyihir seperti dia?" Anaknya menolak. Anak itu baru berumur 3 tahun, tapi ia benar-benar pintar.
"Sudahlah Dylan, ini keputusan terakhirku."
Pada akhirnya aku menikahi pendeta ini. Para tetua Odisea menyetujui pernikahan kami untuk menjalin kerja sama antara kaum pendeta dan penyihir. Tapi, tetap saja mantan suamiku tidak bisa menerima pernikahanku dengan kaum pendeta.
"Aku akan membawa Gamiel bersamaku dan kau boleh membawa Emilio." Aku masih mengingat kata-katanya.
"Bagaimana bisa aku memisahkan Emilio dengan saudara kembarnya?!" Aku masih mengingat teriakanku padanya.
Gamiel dan Emilio adalah kembar identik. Wajah mereka tampan, hal yang membedakan fisik mereka hanyalah warna rambut mereka saja. Warna rambut Emilio coklat seperti ayahnya dan warna rambut Gamiel hitam sepertiku. Emilio lahir lebih dahulu, barulah Gamiel lahir.
Gamiel memiliki kekuatan sihir yang hebat, ia bisa menggunakan banyak elemen sihir, yang kebanyak penyihir tidak bisa. Sedangkan, Emilio hanya seperti penyihir lainnya, ia hanya bisa menggunakan elemen listrik.
Oleh karena itu mantan suamiku hanya menyayangi Gamiel dan selalu memarahi Emilio. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menceraikan suamiku agar Emilio tak lagi menderita.
Setelah aku menikah dengan seorang pendeta, aku tinggal di kastil Leuvour bersama suami baruku, anak suami baruku, dan Emilio.
Baru sebulan aku tinggal di tempat itu, tapi aku sudah mengandung. Suamiku hampir setiap saat melihat perutku yang mengembang, seperti sedang mencari sesuatu. Akhirnya pada suatu saat aku bertanya kepadanya.
"Apa yang kau cari?"
"Tidakkah kau tahu legenda yang mengatakan bahwa penyihir hitam akan lahir di tengah keluarga seorang penyihir hebat dan seorang pendeta hebat?"
Ah cerita itu, itu hanyalah cerita yang diberikan kepada anak kecil. Apakah cerita itu benar adanya? "Ya, aku tahu cerita itu."
"Legenda mengatakan bahwa apabila ada tato mawar hitam di perutmu, maka penyihir hitam akan lahir dari rahimmu." Ia melanjutkan.
Aku hanya terpaku. Apa yang akan ia lakukan kepada kandungan ini jika ditemukan tato mawar hitam? "Apa yang akan kau lakukan apabila terdapat tato mawar hitam?" Aku memberanikan diriku untuk bertanya kepadanya.
Ia meneteskan air matanya. "Kau harus menggugurkannya."
Bagaimana bisa aku membunuh anakku sendiri? Mataku mulai mengucurkan air mata. "Bagaimana bisa?"
Akhirnya aku menunggu dan menunggu. Kandunganku sudah berumur 8 bulan dan tidak ada tanda-tanda si penyihir hitam akan lahir dari rahimku. Aku bersyukur. Sangat bersyukur.
Tapi, hari itu. Tepat tanggal 6 bulan 6 aku bertemu dengan seorang pria tampan berumur 20-an ketika sedang berjalan mengelilingi taman keluarga Leuvour. Pria itu menggunakan kemeja hitam dengan jas hitam serta celana hitam. Rambutnya hitam dan bola matanya hitam.
Ia serba hitam, bagai bunga mawar hitam di tengah-tengah mawar merah. Ia menatapku dengan tatapan lembut. Tidak, bukan. Ia tidak menatapku. Ia menatap perutku.
"Siapa kau? Bagaimana kau bisa berada di sini?" Aku bertanya kepadanya.
"Bolehkah aku menyentuh perutmu?" Suaranya lembut. Mata hitamnya masih terpaku dengan perutku.
Aku menatapnya. Seperti tersihir oleh mata hitamnya, aku hanya mengangguk kecil.
Tangannya besar, jemarinya panjang. Ia mengelus perutku perlahan. Bayi yang berada di kandunganku mulai bereaksi, ia menendang kesana-kemari. Pria tampan itu hanya tersenyum.
"Bayi ini perempuan." Ia berkata. "Namaku Elios, orang yang sangat ingin bertemu dengan anak perempuanmu."
Aku hanya terbengong dan mengangguk-angguk. "Bagaimana bisa kau berada di sini?"
Ia tersenyum kecil. "Aku guru yang akan mengajar Dylan dan Emilio."
Aku melongo. "Bagaimana bisa? Dylan baru saja berumur 4 tahun dan Emilio masih berumur 3 tahun." Aku curiga dengan pria tampan ini. Terkadang penampilan dapat menipu.
Ia melepaskan tangannya dari perutku. "Iya, mungkin terdengar aneh. Tapi, aku diperintahkan oleh kepala keluarga Leuvour untuk mengajarkan mereka cara-cara menghadapi sihir hitam."
Kalau suamiku yang sudah memanggilnya, maka tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi. "Baiklah, semoga kau dapat mengajar mereka dengan baik." Aku membalikkan badanku dan pergi.
Pria itu memang benar merupakan guru Dylan dan Emilio, tapi ia juga sering mengunjungiku. Ia selalu memperhatikanku dan mengawasiku. Mungkin kalau aku belum bersuami, aku bisa jatuh hati padanya.
Hari-hari bagiku terasa menyenangkan bersamanya, tapi hari itu tiba. Perutku terdapat tato mawar hitam. Suamiku belum mengetahuinya, haruskah aku memberi tahu suamiku? Atau meminta saran Elios?
Pada akhirnya aku meminta saran Elios. Kami duduk berdua di bangku taman bunga mawar. Elios hanya diam dan memandangi taman bunga mawar.
"Apa yang harus aku perbuat?" Aku bertanya.
"Apakah penyihir hitam seburuk itu? Sehingga kau harus menggugurkan kandunganmu." Elios menjawabku. Tubuh Elios di tempat ini, tapi rohnya entah pergi kemana.
"Aku sudah menunggu bertahun-tahun, tidak ada satu pun wanita yang ingin melahirkan penyihir hitam." Ia berkata lagi.
"Apa maksudmu?" Aku menoleh ke arahnya. Ia masih memandangi taman bunga mawar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance#bahasaindonesia Pernahkah kalian bermimpi tentang seseorang? Mungkin kalian akan menganggap orang itu hanya imajinasi kalian saja. Tetapi, bagaimana kalau kalian memimpikan orang yang sama secara terus-menerus. Novel ini mengisahkan tentang Emma...