"Assalammualaikum."
"Waalaikumsalam, Mbak Ara."
"Bi Isa lagi apa?" tanya Ara pada ART yang sudah belasan tahun ini bekerja dengannya. Setelah menikah dengan Emil, Bi Isa memang ikut Emil dan Ara. Meskipun jam kerjanya tidak full, hanya dari pukul 8 pagi hingga pukul 3 sore. Alasannya karena Bi Isa kini sudah mempunyai tiga anak yang harus diurusnya dan Emil sendiri lebih suka hanya berduaan saja dengan Ara saat di rumah.
"Lagi masak untuk makan siang Mbak. Mas Emil minta dibuatkan gulai ayam," jawab Bi Isa yang malah membuat Ara bingung.
"Emil ada di rumah? Nggak kerja?"
"Nggak, Mbak Ara. Sekarang malah lagi lari di atas alat olahraganya," sahut Bi Isa mencoba menjelaskan apa yang sedang dikerjakan Emil.
Ara manggut-manggut paham maksud Bi Isa. "Ya udah, aku ke Emil dulu ya, Bi."
Setelah undur diri, Ara melangkahkan kakinya menuju ruang baca yang di dalamnya diletakkan beberapa alat fitness yang biasa digunakan Emil untuk menjaga kebugaran dan bentuk tubuhnya.
Ara memerhatikan Emil yang memunggunginya. Dengan kecepatan sedang, Emil sedang joging di atas treadmill. Kaus hitamnya mengetat karena keringat. Punggung lebarnya menyiratkan bahwa Emil adalah seorang yang memang menjaga bentuk tubuhnya. Telinganya disumbat earphone yang tersambung dengan music player. Ugh, dari sisi ini saja Emil sudah sangat menggiurkan.
Ara meletakkan ranselnya di lantai sebelum mendekati Emil. Tanpa basa-basi Ara berdiri di samping Emil yang ternyata sedang bersenandung pelan, dan matanya tertutup rapat. Tampak menikmati musik entah apa yang ia dengarkan.
Emil memang sedang asyik mendengarkan dan terkadang ikut menyanyikan lagu baru yang akan dijadikan track dalam album terbarunya. Tapi, begitu hidungnya membaui harum manis dan menyegarkan, ia langsung membuka matanya.
"Lho? Kamu kok udah pulang?" tanya Emil setelah melepas earphone dari telinganya dan menghentikan laju treadmill-nya.
"Ada rapat guru gitu lah, jadi dipulangin. Kamu sendiri? Katanya mau meeting sama ONC Pictures?"
Emil duduk di salah satu sofa yang ada di sudut ruangan. Di sana sudah ada handuk dan air mineralnya. Ara hanya mengikutinya, duduk di sebelah Emil,menunggu jawaban suaminya. "Harusnya memang siang ini. Tapi aku nggak jadi main di film mereka. Awalnya mereka setuju, kalau aku main, soundtrack yang dipakai dari album baru aku. Malah mereka mau pakai band Space Point. Itu lho yang belum lama aku jadi model clip mereka. Ya label nggak terima. Jadi, biar aja label sama Gifar yang nemuin mereka," jawab Emil sebelum meminum air mineralnya.
Ara sendiri sudah siap dengan handuk di tangannya. Mengelap wajah, leher, hingga lengan Emil yang lembab karena keringat. Menurut penelitian, seseorang jatuh cinta bukanlah pada pandangan pertama, melainkan dari aroma pertama. Indra penciuman dapat menentukan apakah seseorang jatuh cinta atau tidak. Sementara mata, hanya membatasi pada rasa suka fisik di awal. Dan seorang wanita yang kabarnya memiliki indra penciuman lebih tajam daripada pria, konon dapat mengenali siapa pasangannya hanya dari membaui aroma tubuh alami sang pria. Ara, sebagai perempuan dengan hidung sehat, tahu betul bahwa Emil dalam kondisi apa pun selalu wangi, bahkan ketika berkeringat seperti sekarang. Entah penelitian itu benar atau tidak, yang jelas Ara mencintai Emil dan menyukai aroma tubuh yang menguar dari tubuh Emil.
"Album kamu kapan release?" tanya Ara usai menyelesaikan tugasnya dengan tubuh Emil. Menyampirkan handuk yang telah digunakannya pada lengan sofa.
"Akhir bulan depan. Kamu datang ya pas peluncurannya. Waktu album kedua kamu absen lho, Sayang." Emil mengingatkan bahwa satu setengah tahun yang lalu Ara tidak datang pada peluncuran album keduanya.
"Waktu itu aku lagi nangis-nangisnya karena denger Kak Gamal mau lanjut kuliah di Jepang. Ya udah aku nggak dateng deh," Ara beralasan dengan jujur.
"Iya deh, Mutiaraku." Emil mengiyakan saja alasan istrinya. Ia merangkul istrinya, duduknya merapat dan mulai menciumi pipi istrinya.
Sinyal yang diberikan Emil langsung diterima Ara dengan sangat baik. Sebelum berlanjut, Ara mengurai dekapan Emil. Lalu Ara berbisik pelan, "Kunci dulu pintunya. Di luar ada Bi Isa."
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...