"Udah siap, Sayang?" tanya Emil pada istrinya yang sedang duduk terdiam di atas kasur mereka.
Ara sudah siap dengan perlengkapannya untuk perjalanan menuju Jepang. Malam ini ia akan pergi ke Jepang bersama kedua orang tuanya. Triadi akan menemani setidaknya tiga hari di Jepang, sementara Gina akan menemani sampai sebulan di sana. Syukurlah, Emil lebih tenang jika kedua mertuanya yang menemani Ara, daripada hanya Gamal saja. Bisa-bisa Ara jadi korban kejahilan Gamal terus.
Emil menghampiri Ara, kemudian duduk di sampingnya. Tangannya langsung bergerak untuk merengkuh Ara dalam pelukannya. Emil memeluknya dan menggerak-gerakkan tubuh mereka ke kanan dan kiri, seperti sedang menimang. Sesekali Emil menepuk-nepuk pelan punggung Ara.
Ara sendiri hanya diam saja, mengikuti pergerakan kecil yang dibuat Emil. Ara menikmati menit-menit terakhirnya sebelum berpisah sementara dengan pria yang spesial bagi hidupnya itu. Setelah ini, untuk beberapa saat mereka harus berjauhan. Ia akan tinggal di Jepang, sementara Emil tetap di Indonesia untuk menyelesaikan semua urusan yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja.
"Kita bisa ngelewatin semua ini. Kamu percaya, kan?" tanya Emil masih memeluk Ara erat. Bisa dirasakannya anggukkan kepala Ara di dadanya.
Perlahan Emil mengurai pelukannya. Diusapnya kepala Ara penuh kasih, lalu dikecupnya kening istrinya itu. Ciuman lembut penuh cinta itu turun ke bibir Ara. Emil menciumnya dalam. Terakhir, Emil menunduk untuk mencium perut Ara di mana calon anaknya tumbuh dan berkembang.
Dielusnya perut yang mulai membuncit itu, lalu diciumnya. Doanya tak putus untuk istri dan calon anaknya.
---
Kacamata hitam, hoodie hitam, dan topi hitam melekat di tubuh Emil, tengah malam ini. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, artinya kurang dari satu jam lagi pesawat yang akan membawa Ara jauh ke Jepang lepas landas.
Tangannya mantap mengalung di pundak Ara, sementara tangan Ara melingkari pinggangnya. Kakinya beriringan mengikuti langkah kedua mertuanya yang berjalan dua meter di depannya.
Di pintu keberangkatan itu barulah langkah mereka berhenti. "Peluk dulu," ujar Emil langsung memeluk Ara. Cukup lama mereka berpelukan. "Jangan nangis ah, cantiknya nanti berkurang." Emil menghapus air mata yang membasahi pipi Ara ketika pelukan mereka terlepas.
Sekali lagi dikecupnya kening Ara. Lalu Emil beralih pada Triadi dan Ghina. "Yah, Bu, maaf ya Emil masih ngerepotin kalian, tolong jagain Ara." Pemakluman dari pasangan itulah yang Emil terima, bahwa mereka sama sekali tidak merasa repot, toh Ara anak kandung mereka yang sedang mengandung cucu mereka.
Emil memeluk sekilas orang tua keduanya itu. Mengucapkan maaf dan terima kasih sekali lagi. Sejujurnya, Emil tak enak hati karena melibatkan dan merepotkan orang tua Ara. Ghina sampai membatalkan pengajuan kerjanya sebagai guru demi menemani Ara di Jepang, Triadi pun mengambil cuti seminggu untuk bisa berkumpul dengan anak dan istrinya.
Hingga waktunya tiba, Emil hanya bisa melambaikan tangan untuk istri dan mertuanya yang semakin lama semakin tak terlihat.
---
"Galau mulu lo, Gem!" tegur Kania sambil mencibir adik satu-satunya yang sedang melamun sambil memegang ponselnya.
"Apaan sih lo? Siapa yang galau?" elak Emil sebal pada Kania, padahal jelas-jelas dia sedang melamun. Melamunkan Ara, galau karena tidak bisa dekat dengan Ara.
Sudah lebih dari dua bulan sejak video klarifikasinya ditayangkan oleh salah satu media. Artinya, sudah dua bulan sejak istrinya ikut kakak kandungnya ke Jepang. Emil sudah berada di titik frustasi sekarang ini. Dirinya begitu merindukan Ara. Meskipun komunikasi mereka sangat lancar, tapi tetap saja, bertukar pesan tanpa mengobrol langsung, face time tanpa bisa menyentuh langsung, tidak memuaskan rasa rindu yang menyerang Emil.
Kesibukan antara kantor polisi-rumah sakit-pengadilan mengisi hari-hari Emil dua bulan ke belakang. Terbongkarnya pelaku utama yang menyebarkan foto dirinya yang berada di poli kandungan sebuah rumah sakit bersama Ara, yang kemudian menjadi perbincangan heboh dan menimbulkan fitnah di mana-mana, akhirnya tertangkap.
Semua fakta telah terungkap, hanya tinggal menunggu putusan dari pengadilan. Artinya, tidak lama lagi Emil bisa segera menyusul Ara ke Jepang, yang nampaknya betah. Tidak perlu merasakan kegalauan seperti sekarang ini.
"Kenapa, Ara ngirim foto USG lagi?" tanya Kania pada Emil. Seingat Kania, Emil jadi mudah switch mood semenjak Ara pergi ke Jepang. Wajahnya akan berseri-seri ketika terhubung dengan Ara, entah chatting atau video call, tapi setelah selesai, ya seperti sekarang ini. Emil jadi melamun sambil menggenggam ponselnya. Yang paling parah adalah saat tiga hari kepergian Ara, ibu hamil itu mengirimkan foto USG-nya, dan tingkat kegalauan Emil mencapai puncaknya.
Emil menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Kania. Tiga hari yang lalu mereka sudah melakukan video call, tepat ketika Ara melakukan USG lagi untuk yang kedua kalinya di Jepang. Walaupun tidak menemani secara langsung, setidaknya Emil ingin merasa hadir untuk mendampingi Ara yang melakukan pemeriksaan kandungan. Oleh karena itu, Emil meminta sambungan langsung video saat Ara check up.
"Di Jepang lagi turun salju, Ara seneng banget. Katanya itu salju pertamanya. Dia ngirim foto, cantik banget dia di foto itu. Bikin gue tambah kangen," curhat Emil, tangannya kembali mengutak-atik ponselnya. Membuka galeri foto untuk melihat gambar-gambar yang dikirim Ara, lalu mengelus layar ponselnya.
"Sabar, Gembil. Anggap aja ini satu ujian lagi untuk kalian. Setelah semua selesai, kalian bisa bersama lagi. Bahagia, dengan anak kalian," tutur Kania menasihati.
Emil menatap kakaknya dengan pandangan heran. "Yaah ... walaupun tumben banget lo jadi bijak gini. But, thanks, Sister."
---
Rasanya semua alasan penulis di wattpad yang tiba-tiba ilang terjadi di aku dua minggu kemarin. Laptop error, sibuk kerjaan yang numpuk dan lembur sana-sini, keabisan kuota, nggak ada ide, sampe males pun aku rasain semua. Jadi, maafkan aku ya. Mudah-mudahan nggak gini lagi.
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...