Siang itu, Emil sengaja bertandang ke rumah Gamal. Memang Gamal tidak ada di rumah, tapi tujuannya ke rumah keluarga Mahendra adalah untuk bertemu Ara. Gadis cantik yang sudah mengisi penuh hati dan pikirannya.
Jadilah Emil duduk lesehan di ruang keluarga kediaman Mahendra bersama Ara. Ara sedang sibuk mengisi form SMA tujuan yang diberikan oleh guru BK-nya tadi. Meskipun ia baru seminggu duduk di kelas IX, tapi persiapan sudah mulai dilakukan. SMA tujuan dan jurusan yang akan diambil saat kelas X nanti, adalah hal yang sedang Ara pikirkan sekarang.
Emil tidak hanya diam saja di sana. Laptop menyala di meja kayu berkaki pendek yang ada di hadapan mereka. Emil dengan laptopnya, Ara dengan kertasnya. Ara dengan form SMA-nya, Emil dengan bab satu proposal skripsinya.
"Kamu jadinya mau masuk SMA mana, Ra?" tanya Emil tidak mengalihkan matanya dari laptop dan kertas 'ajaib' penuh coretan revisi dari dosen pembimbingnya.
"Aku masih bingung, Kak. SMA Mandala Mandiri atau SMA Senegara ya?" Ara malah balik bertanya, menyebutkan dua sekolah yang ingin ditujunya.
Emil menekan tombol Ctrl+S pada keyboard laptopnya sebelum beralih pada Ara. Menatap sebentar pada wajah berpikir Ara yang justru malah terlihat seksi sekaligus menggemaskan di matanya.
"Alasan kamu masuk SMA Senegara apa?" Emil malah balik bertanya.
Ara menurunkan kertasnya dan meletakkannya di pangkuannya. "Karena Kak Gamal sama Kak Emil kan alumni situ," jawab Ara polos apa adanya. Memang betul, alasan Ara sesimpel itu. SMA Senegara adalah almamater Gamal dan Emil. Ia ingin merasakan bersekolah di tempat yang sama dengan Gamal dan Emil, seperti SMP-nya sekarang.
"Kalau SMA Mandala Mandiri? Kenapa kamu mau masuk ke situ?"
"Kata ibu, lima tahun belakangan ini, SMA Mandala Mandiri semakin hebat, Kak. Akreditasi udah A, lulusannya juga kebanyakan masuk universitas negeri atau malah banyak juga yang ke luar negeri. Lulusannya yang langsung kerja pun, banyak yang dijadiin staf office, bukan malah dijadiin cleaning service seperti lulusan SMA lain."
"Ra, dengerin Kakak ya," ujar Emil serius, membuat Ara ikut-ikutan serius. "Kalau kamu memilih sesuatu, jangan hanya karena orang lain. Kamu harus memilih sesuai hati kamu sendiri. Karena kalau kamu memilih karena orang lain, ketika kamu gagal, kamu nggak bisa nyalahin orang lain. Ngerti kan maksud Kakak?"
Ara menganggukkan kepalanya. Kaku. Jujur saja, ini pertama kali dalam hidupnya selama mengenal Emil, ia merasa Emil begitu tampan, dewasa dan charming. Bukan, bukan berarti sebelum-sebelumnya tidak. Hanya saja, entah mengapa ada yang berbeda memasuki relung hatinya. Merayap sebagai rasa baru yang asing bagi seorang gadis remaja yang ingin menjadi dewasa.
"Kok malah bengong?" tanya Emil dengan wajah yang sangat dekat. Dekat sekali sampai-sampai Ara dapat melihat bahwa di bola mata Emil hanya ada dirinya seorang. Nafas Emil, astaga, kenapa jadi gini sih?
"I... itu," tunjuk Ara pada televisi yang sedari tadi dibiarkan menyala dengan volume kecil. "Aku suka deh sama Rion Delano. Ganteng, keren, aktingnya bagus, suaranya juga oke." Ara cepat-cepat mengalihkan perhatian pada sosok Rion Delano artis muda yang sedang naik daun.
"Apanya yang oke sih, Ra? Dia kena kasus narkoba lho. Padahal usianya baru delapan belas tahun," rungut Emil kesal. Jelas ia tidak suka Ara memuji laki-laki lain selain dirinya, di depannya lagi.
Ara meyakinkan dirinya pada layar kaca. Benar, acara info selebriti yang menayangkan berita penangkapan Rion Delano yang mengonsumsi narkoba. "Ma-maksud aku, selain kelakuan minusnya. Dia itu, dia..." Ara menoleh ke arah Emil yang sedang mendengus menatap televisi. "... dia pacar impian."
Mata Emil menyipit, menatap Ara tidak suka. "Emang kamu mau punya pacar selebriti?" telisik Emil.
Ara buru-buru mengalihkan lagi pandangannya ditatap intens seperti itu oleh Emil. "Kenapa enggak?" Ara hanya mengedikkan bahunya .
Detik itu. Emil bertekad untuk menjadi seperti apa yang Ara mau. Jadi selebriti?
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...