"Lo ngapain di sini?" tanya suara yang tadi memanggil Ara. "Astaga! Ruangan Emil Arka? Lo mau masuk ke sini, Ra? Sejak kapan lo jadi stalker seorang Emil Arka? Seinget gue, lo males banget urusan artis-artis gitu."
Ara terdiam, tubuhnya seketika membeku karena panik. Tangannya gemetaran meremas ujung blouse yang dipakainya. Kenapa dia tidak bisa memprediksi ini? Besar kemungkinan kalau Tata datang pada acara peluncuran album Emil. Tata jelas-jelas mendeklarasikan dirinya sebagai salah satu penggemar Emil, meskipun kecintaan Dhea pada Emil lebih besar.
Ara masih ingat bagaimana kesalnya Dhea saat ia tahu bahwa latihannya tidak berhenti meskipun ia sedang masa uji coba ujian nasional di sekolah. Pasalnya, akhir pekan inilah puncak dari latihannya selama berbulan-bulan belakangan, karena itu latihannya justru bertambah intensif. Lalu kenapa Tata bisa ada di sini? Di dekatnya, di depan pintu ruangan Emil? Padahal Ara yakin tidak mendengar sedikit pun Tata membahas perihal keinginannya untuk datang ke acara ini.
"Kok nggak masuk sih, Sayang?"
Deg.
Kenapa pula Emil harus muncul di saat seperti ini? Memanggilnya 'sayang' pula? Ini di depan Tata lho.
Emil yang tidak tahu apa-apa, hanya menatap kedua remaja di depannya. Istrinya yang menunduk, dan seorang lagi yang...
Wait, wait, wait. Sepertinya Emil tahu gadis yang mata dan mulutnya terbuka lebar di depannya ini. Kalau Emil tidak salah ingat, ini salah satu dari sahabat Ara di sekolah. Dhea atau Tata ya namanya?
"Sa-sayang?" Tata hampir mati berdiri mendengar panggilan Emil yang jelas-jelas bukan ditujukan untuk dirinya itu. Artinya, untuk Ara kan? Ara sahabatnya yang pintar, manis, dan pemalu ini.
Emil berdeham untuk menarik perhatian keduanya. "Saya tau, mungkin kamu kaget. Tapi, bisa masuk dulu? Silakan." Emil mundur selangkah, mempersilakan Tata untuk masuk ke dalam ruang pribadi khususnya. Di sana, sudah ada Kania yang sedang menanggapi pertanyaan Alika, dan Gifar yang sepertinya sedikit cemas dengan kedatangan orang yang tidak dikenalnya.
"Ayo, Sayang," ajak Emil pada Ara yang masih bergeming. Tangannya mengambil tangan Ara yang menggenggam erat ujung sweter yang dipakainya.
Ara menahan tangan Emil. Wajahnya pucat karena panik. "Emil, aku..."
"Nggak apa-apa, Ra. Percaya sama aku, ya."
---
"Sumpah ya, Ra," Tata seperti kehilangan kata-katanya sendiri. Tata terus menggelengkan kepalanya sambil membuka mulutnya, tapi kemudian tertutup lagi. "Diem-diem lo..."
Ara hanya menundukkan kepalanya, enggan melihat sahabatnya. Sementara Emil baru saja keluar bersama Gifar karena acara akan segera dimulai. Melihat ekspresi Tata, sepertinya penjelasan lima menit dari Emil tidak memuaskan untuknya.
"Jadi begitulah, saya harap kamu bisa menjaga rahasia ini, ya," ujar Kania karena melihat adik iparnya ini hanya menunduk saja. "Well, kita ada di sini untuk menonton Emil kan? Acaranya udah mau dimulai lho."
Kania menepuk singkat bahu Ara sebelum membawa Alika yang tidak tahu apa yang terjadi ke venue acara. Meninggalkan Ara dan sahabatnya berdua saja di ruangan itu. Memberikan ruang bagi mereka untuk bicara.
"Kenapa lo nggak bilang sih kalo lo ini adik sepupunya Emil Arka?" tanya Tata masih tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. "Gini aja deh, Ra. Gue bakal tutup mulut, terutama dari Dhea. Asal lo janji gue bisa selfie sama Emil Arka. Gimana?" lanjut Tata, kali ini dengan santai merangkul Ara yang masih menunduk.
Ara menghela napasnya pelan, mencoba menghilangkan pikiran tidak nyaman yang sempat mengganggu. Akhirnya, Ara mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Tata yang menunggu jawaban darinya. "Oke, nanti aku bilang sama... Kak Emil."
---
"Mutiara ini adik sepupu saya dan Kania, kakak saya. Tapi kami udah menganggap Ara seperti adik kandung sendiri. Terutama saya, saya sangat menyayanginya, mungkin karena saya tidak punya adik kandung. Kamu pasti tau, Ara sangat pemalu dan pendiam, jadi wajar kalau dia nggak bilang soal hubungan kekerabatan ini pada teman-temannya. Dia juga sangat menjaga privacy saya sebagai selebriti, saya harap kamu pun demikian. Tolong jaga rahasia ini. Saya tidak mau kalau privacy Ara jadi terganggu nantinya."
---
Seharusnya, penjelasan singkat itu sudah cukup. Selama ini, memang sudah keinginan dan kesepakatan mereka untuk merahasiakan apa pun bentuk hubungan mereka pada orang lain. Seharusnya, seharusnya Ara bersyukur karena Tata percaya saja omongan Emil.
Seharusnya Ara tidak merasa sedih karena dianggap dan diaku sebagai adik oleh Emil.
Tapi, kenapa Ara jadi galau begini ya?
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...