"Tambah ngeri aja media jaman sekarang," komentar Emil sambil mengempaskan surat kabar yang memuat foto dirinya. Di bawah foto tersebut tertulis dengan huruf kapital "TAK HARMONISNYA KELUARGA EMIL ARKA".
Di depannya Gifar hanya terkekeh. "Lo aja kali yang masih kaku ngeliat muka sendiri di koran. Dari dulu juga media selalu begitu. Yang nggak ada diada-adain, yang udah ada dibikin tambah runyam," ujar Gifar menimpali komentar Emil.
"Mentang-mentang gue nggak mau diliput, main pasang berita ngawur aja."
Emil dan keluarga akhirnya pindah ke Indonesia sejak sebulan yang lalu. Kedatangannya ke Indonesia untuk menerima tawaran menjadi juri di salah satu ajang pencarian bakat. Ara sudah ikhlas bila suaminya kembali terjun ke dunia keartisan. Keiko sudah diajak bicara, reaksi pertamanya senang bukan main saat dijanjikan bisa melihat ayahnya muncul di televisi. Emil dan Ara sementara ini hanya mampu menjelaskan sampai di sana. Mereka belum membicarakan bahwa di balik kesenangan menjadi artis atau keluarga artis ada risiko yang menunggu.
Pelan-pelan mereka akan membicarakannya dengan Keiko sambil menunggu anak itu yang akan semakin dewasa. Mereka yakin Keiko akan mengerti pada risiko pekerjaan ayahnya. Yang jelas, Emil telah belajar dari masa lalu, kali ini Emil memang tidak merahasiakan apapun, tapi tidak juga secara gamblang memperlihatkan anak dan istrinya ke media.
"Besok audisinya, ya. Jam tujuh pagi udah ready di Kemayoran," kata Gifar kembali mengingatkan artis asuhannya. Gifar menjadi manajer artis lagi!
Ayah Gifar sampai stres melihat kelakuan anaknya. Meninggalkan posisi sebagai salah satu manajer di perusahaan untuk menjadi manajer artis. Padahal karir Gifar di perusahaan berpotensi cemerlang. Tapi, siapa yang sih yang bisa menduga apa yang ada di pikiran Gifar? Gifar dengan keinginannya yang bebas.
"Kalo anak-istri gue ikut, memungkinkan nggak?" tanya Emil. Ia berencana membawa Ara dan Keiko untuk melihatnya bekerja. Mengenalkan kepada dua perempuan tercintanya agar menerima sedikit demi sedikit. "Gue pengen ngajak Ara sama Keiko, tapi gue nggak mau mereka kena asap rokok."
Gifar mengangguk. "Gedung ber-ac kok. Ajak aja mereka, ntar Keiko gue yang jagain."
Emil langsung menyipitkan matanya. "Mau lo kasih apaan lagi anak gue? Mainan yang lo kasih ke Kei masih ada dua yang belom dibuka plastiknya. Nggak usah lo kasih apa-apa deh," ucap Emil curiga. Gifar benar-benar memanjakan Kei, dan itu sangat jelas. Ayah dan ibunya Kei saja masih melarang gadis kecil itu menggunakan gadget, Gifar malah membelikannya tablet keluaran terbaru. Gifar bilang, Kei cerita dia dipinjami tablet oleh teman sekolahnya. Langsung deh Gifar membelikannya tanpa bilang pada Emil dan Ara. Selain menjadi manajer super, Gifar juga jadi om yang super untuk Keiko.
Gifar pun membalas ucapan dengan cengiran lebar. "Gue beli banyak mainan buat Keiko sekarang biar nanti bisa diwaris juga ke adeknya."
"Makanya nikah sana. Biar punya anak sendiri. Kei udah mau punya adek, lo masih jomblo aja."
Decakan keras terdengar dari Gifar. "Ck, nggak usah bawa-bawa status!"
---
Emil menurunkan Keiko yang sedang tidur ke sofa yang sudah dilapisi kain oleh Ara. Anak itu tertidur saat dalam perjalanan menuju tempat Emil bekerja. Jadi, Emil menggendongnya dari parkiran hingga ke ruang ganti untuknya.
"Ayah kerja dulu ya, Nak," ucap Emil sambil mengelus rambut Kei yang halus, kemudian mengecup dahinya. Lalu ia beralih pada Ara yang berdiri di sebelahnya. Ah, cantik banget sih bumil satu ini. "Aku ada di depan ya. Kalo kamu mau ke sana, nanti minta anterin Gifar," ujar Emil pada Ara, sambil mengelus pipi yang kemerah-merahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...