Di sela-sela kesibukannya, Emil selalu menyempatkan diri untuk menemui Ara, kekasihnya. Meskipun waktu dan tempat mereka untuk bertemu sangat terbatas. Statusnya sebagai selebriti membatasi ruang privasinya. Menggeluti dunia showbiz terkadang membuat Emil pusing karena keberadaannya di tempat umum selalu menarik perhatian. Entah penggemar, wartawan, atau bahkan orang-orang yang penasaran dengan sosok tampannya.
Membawa Ara ke hadapan publik bukanlah pilihan yang bijak. Selain Ara yang meminta untuk merahasiakan hubungan mereka, groupies Emil bisa mengamuk kalau mengetahui idolanya sudah memiliki tambatan hati. Bukan tidak mungkin mereka akan berbuat anarki, Emil sendiri tidak mau sesuatu terjadi pada Ara, terlalu berisiko. Karena itu, pilihan tempat mereka berkencan haruslah tempat yang jauh dari jangakauan mata-mata kepo.
Malam minggu ini adalah salah satunya. Emil dan Ara sedang duduk di dalam mobil sedan Emil, yang biasa ia pakai untuk urusan pribadi. Mobil itu terparkir di lapangan parkir sebuah taman. Mereka berdua duduk bersebelahan di kursi penumpang belakang tanpa berniat untuk turun. Hanya melihat taman dari kejauhan sambil menikmati puding buatan ibu Ara yang sengaja Ara bawa. Begini saja sudah cukup untuk mereka.
Sebelah tangan Emil merangkul pundak Ara, sesekali memainkan ujung rambut Ara yang hari ini digerai. Ara sendiri sedang menyuap puding terakhir mereka malam ini. Setelah membereskan mangkuk dan sendok yang mereka pakai, Ara mencari sandaran di dada Emil. Tempat ternyaman dan teraman untuknya.
"Sayang," panggil Emil membuat Ara yang hampir terpejam jadi melek lagi. Kehangatan Emil memang selalu berhasil membuatnya mengantuk.
Ara hanya menggumam untuk menjawabnya.
"Ra, kita udah hampir tiga tahun ya pacaran?" tanya Emil membuat kening Ara berkerut. Ada angin apa Emil menanyakan lama hubungan mereka.
Ara mengangkat kepalanya, saling berhadapan dan menatap langsung mata Emil. "Iya, emang kenapa?" Ara balik bertanya.
Emil menarik tangannya dari pundak Ara, membuat perasaan Ara semakin tidak tenang.
Nggak. Nggak mungkin kan Emil mutusin aku? Aku nggak bisa hidup tanpa Emil, jerit Ara dalam hati. Air mata Ara sudah penuh di pelupuknya, siap tumpah karena pemikirannya sendiri. Aku nggak mau putus dari Emil. Aku...
"Mutiara Ayuditha Mahisa, menikahlah denganku."
Ucapan Emil membuat keduanya membeku. Emil dengan ketegangan menunggu respon Ara, Ara dengan keterkejutan hingga diam saja.
"Ara."
Dipanggil seperti itu oleh Emil membuat Ara mengerjapkan matanya. Air mata kekhawatirannya yang tadi berkumpul di pelupuknya, tumpah begitu saja. Di sampingnya, ada Emil Arka, seorang bintang terkenal sedang melamarnya yang bahkan belum berusia 17 tahun. Gadis biasa saja yang lebih suka mengerjakan soal daripada mewarnai kuku. Ara yang biasa-biasa saja, yang sangat beruntung bisa dicintai dan mencintai Emil sampai seperti ini.
"Kamu beneran lagi ngelamar aku?" tanya Ara tak percaya.
Emil mengangguk mantap sebelum mencondongkan tubuhnya ke kursi pengemudi, merogoh saku jaket denim yang ia taruh di sana. Air mata Ara semakin tak terbendung saat melihat kotak kayu persegi di antara jemari Emil. Di dalam kotak itu sudah ada sebuah cincin.
Emil kembali duduk di sebelah Ara, menggeser tubuhnya agar berhadapan dengan Ara. Membuka kotak itu dan memperlihatkan cincin indah dengan satu mata berlian kecil di tengahnya. "Mutiara, izinkan aku menikahimu. Membawamu dalam bimbinganku untuk mencapai surga dunia dan akhirat sebagai sepasang suami istri. Aku tidak bisa menjanjikan kebahagiaan selamanya, tapi aku berjanji akan selalu mencintaimu. Berusaha yang terbaik untuk membuatmu merasa aman, merasa disayangi, dilindungi, dan tentu saja dicintai."
Ara bergantian menatap wajah Emil dan cincin dalam kotak yang dipegangnya. Momen ini tidak pernah terbayang dalam kehidupannya. Setidaknya tidak dalam waktu secepat ini. Ara memang sempat berpikir bahwa ia akan menikah dengan Emil suatu hari nanti. Tidak pernah ada pria lain dalam hidupnya yang begitu dicintainya dan mencintainya seperti dengan Emil.
Bagi Emil sendiri, ia selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta perhatiannya hanya pada Ara. Cepat atau lambat ia memang akan menikahi Ara. Ia tidak akan mau menikah dengan perempuan lain. Hanya Ara dan selalu Ara.
"Aku mau."
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomanceAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...