"Satu hari aja, aku mohon," pinta Ara dengan memelas. "Sampai besok. Setelah itu aku nurut sama kamu ... untuk berhenti sekolah." Suara Ara begitu pelan saat mengakhiri kalimatnya.
Emil sudah menyampaikan keinginannya untuk meminta Ara berhenti sekolah. Kedatangan Gifar beberapa waktu yang lalu bahkan untuk menyampaikan bahwa sudah ada home schooling yang bisa membantu Ara melanjutkan sekolahnya.
Setelah Emil menjelaskan kekhawatirannya dan keinginannya pada Ara, istrinya hanya diam sejenak. Semula Emil mengira bahwa istrinya akan mengeluarkan jurus drama yang akhir-akhir ini sering ia gunakan. Emil sudah memantapkan hati tidak akan terpengaruh dengan air mata Ara, tapi begitu melihat Ara hanya diam saja, Emil malah bingung.
Sekarang, setelah keterdiamannya, Ara malah meminta diberikan satu hari untuk kembali ke sekolah. Entah apa yang ada di benak istrinya, Emil tidak bisa menerkanya.
"Kenapa harus satu hari?" tanya Emil tidak mengerti.
Ara menggigit bibirnya saat kebingungan menjelaskan alasannya. Lalu menggeleng karena tetap tidak menemukan kata-kata yang tepat. "Nggak tahu. Karena tanggung aja. Besok kan hari Jumat," jawab Ara sekenanya.
Emil memiringkan kepala mendengar jawaban Ara. Ia memerhatikan wajah Ara yang penuh harap sekaligus kebingungan. "Oke, besok kamu boleh masuk. Tapi, bakal jadi hari terakhir kamu. Nggak apa-apa kan?"
Ara menganggukkan kepalanya sebelum mengecup pipi Emil dan memeluknya seraya mengucapkan terima kasih. Dalam hati Emil bersyukur karena tidak perlu menghadapi kehebohan ala drama queen.
---
Emil memandangi wajah pulas Ara. Hari ini ia lagi-lagi terpaksa harus meninggalkan Ara sebelum istrinya itu terbangun. Jam dinding di kamarnya baru menunjukkan pukul 03.54, tapi Emil sudah siap untuk berangkat kerja. Pagi ini ia ada syuting di Bandung. Karena itulah sebelum subuh seperti ini Emil sudah rapi.
"Aku kerja dulu ya, Sayang. Subuh nanti aku telepon buat bangunin kamu. Janji ya hari ini kamu bakal baik-baik aja, dan nggak bikin aku khawatir," ucap Emil sambil mengelus pelan rambut Ara. Setelah itu tangan Emil bergerak turun ke perut Ara.
Mengelusnya dengan penuh sayang dan pengharapan semoga calon bayinya itu kuat dan sehat di rahim ibunya. Emil menunduk dan memberikan kecupan singkat di sana. Entah kenapa rasanya berat untuk meninggalkan Ara hari ini. Emil kepikiran bagaimana Ara akan menghadapi hari ini sendirian. Hari terakhirnya di sekolah. Berat hati juga dengan berat langkah Emil meninggalkan Ara, keluar dari kamar mereka.
Setelah memastikan Emil keluar dari kamarnya, Ara baru memberanikan diri untuk membuka mata. Gadis manis itu memang terbangun saat Emil 'mengajaknya' berbicara. Tapi Ara memilih diam, karena Ara tahu, kalau dia memutuskan untuk berinteraksi dengan Emil, maka yang ada Ara akan menangis. Cukup semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan hari ini. Ara tidak mau membuat Emil khawatir tentang masalah pendidikannya. Emil sudah cukup lelah karena harus bekerja, Ara tidak mau menambah beban untuk suaminya itu. Jadi, Ara menahannya untuk dirinya sendiri.
Isak kecil Ara lama-lama berubah menjadi tangis, entah apa alasannya tapi Ara hanya ingin menangis, sendirian.
---
"Kenapa sih lo? Dari tadi belingsatan begitu. Kayak cacing digaremin aja," komentar Gifar saat melihat artisnya terlihat gelisah.
Naskah yang dipegang Emil bentuknya sudah tidak jelas. Lecek dan lusuh. Kebanyakan digulung dan diremas. Pokoknya lebih parah dari bungkus kacang.
Emil mengangkat bahunya sekilas. "Nggak tau. Gue juga bingung."
Suasana kembali hening. Emil kembali gelisah dengan pikirannya yang kosong. Namun, tiba-tiba saja ponsel yang dipegang Gifar berbunyi nyaring. Begitu juga dengan ponsel Gifar yang lainnya. Bahkan salah satu ponsel Emil yang fungsinya untuk pekerjaan saja pun ikut berbunyi. Ruangan yang tadinya sunyi tiba-tiba berubah jadi berisik karena sahut-sahutan dering ponsel.
Emil dan Gifar saling menoleh akibat keanehan yang tidak biasa ini. Ada apa sebenarnya?
---
Salam,
rul
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity's Girl
RomansAra hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Ara sudah bersuami. Emil selalu dielu-elukan kemana pun langkahnya berpijak. Seora...