"Dia Nesya. Pacar gue," ucap Arkan memandang gadis yang berada dihadapannya dan untuk sesekali melirik Abyan di sebelahnya.
"Haii." Suara lembut Nesya memecahkan kehingan mereka meskipun tidak untuk menutupi keriuhan kantin yang sedang di kumpuli anak-anak kelaparan.
Bagaimana tidak?
Suara teriakan disana sini terdengar. Ada yang tidak sabar menunggu pesanannya, ada yang asik mengobrol hingga tertawa tanpa henti seakan tempat ini hanya milik mereka dan siapa lagi jika bukan sekumpulan cewek-cewek trendi nan modis yang kerjaannya hanya membicarakan orang lain serta diri mereka yang tidak tertandingi.
Ada juga yang sibuk memainkan gitar dan mengeluarkan suara-suara yang mereka fikir itu merdu hingga cukup menarik perhatian para gadis. Namun nyatanya, suara burung justru lebih enak di dengar daripada suara mereka yang hampir tidak bisa dibedakan dengan suara gas motor sekalipun.
Kali ini Arkan mengalihkan pandangannya pada gadis yang duduk di dekat Nesya. Gadis yang berantakan !!! itu menurutnya. Untuk ukuran gadis-gadis yang memenuhi kantin ini pun, gadis yang sedang dilihatnya ini benar-benar jauh untuk diberi pujian. Beruntung dia memiliki kulit yang putih dan wajah yang tidak cukup buruk.
"Dan dia ... Dia Alien, cowok paling berantakan di SMA Pelita Harapan," ucap Arkan tidak perduli jika mungkin saja dia akan segera di mutilasi detik ini juga, dia justru dengan acuhnya meminum jus jeruknya setelah hanya beberapa detik memandang gadis yang disebutnya dengan ALIEN ..
Abyan menyeringai bahkan dia sedikit tertawa dengan wajah yang tertunduk berusaha menahan agar tawanya tidak lepas. Sebenarnya bukan karena ejekan Arkan namun lebih ke ekspresi gadis ini yang seperti akan memakan Arkan hidup-hidup. Dengan kedua bola matanya yang sudah melebar dan bibir bawah yang digigitnya keras. Namun ajaib, bibir berminyak itu tidak terluka sedikitpun.
Jika saja, gadis itu berada di posisi Abyan duduk sekarang. Entah apa yang sudah terjadi pada Arkan. Di cabik-cabik dengan kuku panjangnya mungkin. Atau digigit melebihi anjing gila lakukan. Abyan menggeleng pelan, mencoba mengeluarkan fikiran-fikiran konyol dari otaknya. Dia mengangkat wajahnya berniat untuk melihat apa selanjutnya yang akan terjadi atau apa lagi yang akan dia dengar.
Namun siall .... !!!
Saat Cahaya yang duduk tepat dihadapannya ini menatapnya, saat itu juga Abyan membeku. Tidak ada seringaian sedikitpun di sudut bibirnya. Tangannya memegang erat cangkir jus dihadapannya.
Gugup!!!
Untuk ukuran laki-laki seperti Abyan. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Secepat mungkin dia mengalihkan pandangannya karena jika tidak mungkin dia benar-benar akan terperangkap dengan perasaannya sendiri.
Tunggu !!! Tetap saja ini bukan perasaan seperti yang dibayangkan. Abyan hanya kagum padanya, tidak lebih. Dan Abyan juga tidak berniat untuk mempunyai perasaan yang seperti itu. Bahkan dia tidak pernah memikirkannya sedikitpun.
Itu mustahil, cinta pada pandangan pertama itu hanya lelucon ! menurutnya."Kera!!! Gue nggak denger lo bilang apa tadi?"
Tatapannya membunuh !! Mati Arkan ---- lo bakal mati.
"Lo kira gue CD, yang bisa di setel ulang?" acuhnya yang masih asik berkutat dengan jus kesukaannya.
Gadis itu mengangguk dengan bibir bawahnya yang masih digigit. Tatapannya semakin berubah, benar-benar bukan tatapan seorang wanita. Abyan bergedik, dia sedikit melirik Arkan, dan memikirkan apa kira-kira yang akan dilakukannya.
Namun, belum sempat Abyan menyelesaikan perkiraannya. Gadis itu sudah mencondongkan tubuhnya mendekat ke sisi meja, mengulurkan tangannya yang panjang menyeberangi meja menuju Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact of Story
Teen FictionAbyan Farel Prasaja. Seorang pemuda yang hidup di atas kebencian banyak orang. Seorang pemuda yang hadir di atas rasa sakit seseorang. Terlahir melalui hubungan yang tidak seharusnya, membuat hidupnya penuh dengan cacian. Dibenci oleh lingkungan ba...