Rona ceria tergambar jelas di kedua wajah gadis berbeda penampilan ini. Nesya yang feminim dan Aline yang tampak khas dengan gaya berantakannya. Mereka berdua saling tertawa sejak tadi tanpa memperdulikan makhluk-makhluk kelas yang siap memasang telinga dan mata mereka kapanpun ada kesempatan.
Kedua pasang manik mata milik kedua gadis ini, hanya terus terpaku pada satu tempat, selama beberapa menit ini. Layar laptop di hadapan mereka yang tengah menunjukkan foto-foto kegokilan mereka saat berkumpul bersama kemarin di rumah Aline.
Ada foto mereka yang memasang senyum semanis mungkin, saling merangkul, namun ada juga foto yang menunjukkan pose gila mereka bahkan suatu hal yang tanpa mereka sadari ternyata tertangkap jelas di kamera.
Seperti pose Arkan yang sedang menguap, mata Nesya yang tiba-tiba terpejam, kerusuhan Abyan yang mengakibatkan hanya seluruh tubuhnya saja yang terlihar di kamera, Aline yang terlihat menggaruk kepalanya, dan Cahaya yang secara tidak sengaja memasang wajah datar dengan mulut terbuka, meskipun itu sama sekali tidak menutupi kecantikannya.
"Huu --- Gue bener-bener gila. Arkan mau foto kayak gimana pun. Bisa jadi manis banget kayak gitu ya," gumam Nesya membungkus kedua pipinya gemas dengan kedua telapak tangannya. Cukup untuk membuat Aline menoleh dan mendesah sinis.
"Jangan lebay dehh, Jijik gue dengernya. Lagian, lo liat si Kera manis dari mananya sih? Jempol kakinya aja, masih bagusan jempol kaki bokap gue," oceh Aline membuat Nesya mendengus sebal di sampingnya. "Kayak lo aja yang lagi punya pacar."
"Emang iya," jawab Nesya cepat. "Di antara kita bertiga kan cuma gue yang punya pacar, jadi maklum kalo lo nggak pernah ngerasain hal itu." Nesya menjulurkan lidahnya seraya tertawa pelan.
Benar! Itu kenyataannya. Nesya menang untuk kali ini.
Aline hanya diam dengan gedikkan bahunya. Tampak malas membahas hal yang ujung-ujungnya hanya akan menyudutkan dirinya saja. Meskipun jika itu terjadi, di posisi Nesya yang sedang sendiri tanpa adanya Arkan sekarang, sudah pasti lebih mudah bagi Aline untuk membuat Nesya menciut seketika atau membuat gadis mungil itu menjadi santapan ringannya saat itu juga.
Nesya meminum jus Alpukat yang ia beli tadi di kantin. Dengan pandangan yang kembali tertuju pada layar laptop milik Aline, senyumannya kian mengembang setiap Aline memperlihatkan satu persatu foto-foto mereka kemarin.
"Nanti pindahin di Flashdisk gue ya." Nesya menaik turunkan kedua alisnya dengan seringaian lebar.
"Ada virus kagak?"
"Kalo ada pun, itu virus otak lo mungkin."
Aline mendelik dengan dengusan kemarahan yang ia lemparkan pada Nesya. Namun tidak dengan Nesya. Kali ini Nesya ikut melebarkan kedua matanya, tapi bukan tertuju pada Aline. Melainkan tetap pada layar laptop Aline, seperti melihat sesuatu yang aneh terjadi di sana.
"Lin, coba liat foto sebelumnya deh."
Tanpa jawaban Aline segera mengindahkan permintaan Nesya. Dia menggeser foto ke halaman sebelumnya. Awalnya tidak ada yang menarik perhatiannya, ia bahkan memutar bola matanya malas.
Namun benar! Saat seketika Aline juga ikut melebarkan kedua bola matanya saat menangkap keganjalan di dalam foto tersebut. Bahkan sangat jelas saat mereka memperhatikannya secara seksama. Memang, tidak ada yang aneh dari ekspresi wajah mereka, tidak ada juga kelucuan yang tercipta disana, bahkan ini bukan foto dimana mereka menangkap satu sosok makhluk halus di dalamnya. Bukan seperti itu!
Hanya saja, ini bahkan lebih berbahaya. Bagaimana tidak? Di foto itu, terlihat jelas jika Abyan yang ada di posisi paling ujung sebelah kanan. Kian menatap Cahaya dengan tatapan yang berbeda. Ada sesuatu di tatapan itu yang kedua gadis tersebut rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact of Story
Teen FictionAbyan Farel Prasaja. Seorang pemuda yang hidup di atas kebencian banyak orang. Seorang pemuda yang hadir di atas rasa sakit seseorang. Terlahir melalui hubungan yang tidak seharusnya, membuat hidupnya penuh dengan cacian. Dibenci oleh lingkungan ba...