Chapter 18

29 0 0
                                    


🌸🍃 Hara 🍃🌸

Setelah akhirnya aku bisa bertemu dengan Alexi, laki-laki yang menjadi tujuanku berada di dunia manusia ini, aku merasa senang karena ia baik-baik saja. Tapi setelah aku mengetahui sesuatu yang terjadi padanya yang menyebabkan ia tidak mengingatku sama sekali, aku merasa usahaku menjadi sia-sia.

"Lupakan saja, Alexi. Aku hanya emosi." Ucapku setelah air mataku tidak mengalir lagi.

"Aku mengerti." Alexi berdiri merapikan tempat duduk dan meja tempatku makan bersamanya. "Tunggulah di depan. Aku akan membereskan ini."

Aku menolak. Seperti apa yang sudah aku pelajari dari Fredella bahwa mencuci adalah pekerjaan perempuan. Lagipula aku sudah cukup belajar mencuci piring selama aku berada dirumah Fredella. Aku bangkit berdiri kemudian menahan Alexi yang sedang merapikan sisa makanan diatas meja.

"Aku yang akan melakukannya. Ini pekerjaan perempuan bukan?"

Alexi menatapku. "Tapi kau tamu disini."

"Entahlah.. Fredella tidak pernah mengatakan bahwa tamu tidak boleh membantu tuan rumahnya disini." Aku tidak menghiraukan kata-kata Alexi.

Aku ambil alih semua piring kotor dari tangannya membawanya kebagian belakang menuju dapur. Aku letakkan piring kotor itu ditempat pencucian piring. Air yang dingin membuatku terkesiap ketika menyentuh kulit tanganku.

"Kau masih belum sehat nanti bisa kedinginan. Biarkan aku yang mengurusnya. Aku sudah biasa melakukannya sendiri."

Tiba-tiba Alexi sudah berada dibelakangku. Sensasi panas tubuhnya terasa jelas dikulitku yang dingin. Seketika itu tubuhku menjadi kaku seperti patung. Tidak tau apa yang harus aku lakukan disaat-saat seperti ini. Berada di jarak yang sangat dekat dan hanya berdua. Aku membasahi bibirku yang terasa kering dan mencoba mengendalikan diri.

Aku memutar tubuhku menghadapnya. Saat jarak yang begitu dekat seperti ini aku mulai menyadari Alexi lebih dari apa yang aku bayangkan dan aku mimpikan disetiap tidurku. Tinggi tubuhku hanya sebatas dagunya dan tubuhku jauh terlampau kecil dibandingkan tubuhnya yang berotot dan tegap. Sudah cukup lama sejak aku melihatnya dahulu.

"Ahm.. kau melakukannya sendiri?"

"Ya. Jadi menyingkirlah biar aku yang membersihkannya."

Aku menggeleng masih bersikeras dengan keinginanku. "Kalau begitu lakukan berdua." Entah dari mana ide itu muncul tapi aku sama sekali tidak menyesalinya.

"Baiklah gadis keras kepala." Alexi bergeser berpindah disampingku. Membilas piring kotor itu dengan air. Setelahnya memberikan piring itu padaku untuk dikeringkan.

"Kau sendirian disini?" Aku mulai mengajaknya bicara karena kesepian diantara kami membuatku tidak nyaman.

"Tidak. Ada ibuku tapi ia jarang berada dirumah."

"Kau sudah dengar tentangku. Sekarang ceritakan tentang dirimu."

Alexi tiba-tiba saja menghentikan pekerjaannya. Menatapku dengan ekspresi yang tidak terbaca. "Aku hanya seorang pekerja paruh waktu di beberapa perusahaan. Ibuku seorang single perent karena ayahku sudah lama pergi. Dan.."

Alexi memalingkan wajahnya menatap kebelakang saat terdengar suara dari dalam rumah. "Sepertinya ada yang datang."

Aku mengikuti arah pandang Alexi. Dari ambang pintu dapur aku melihat seseorang berjalan masuk. Seorang gadis yang aku tidak tau siapa berjalan kearahku dan Alexi berada. Aku memperhatikannya dengan saksama gadis itu tidak mirip dengan Alexi sehingga tidak mungkin jika ia adalah adiknya.

"Halo sayang." Sapa gadis itu. Langkahnya memburu ketika jaraknya dengan kami sudah dekat.

Gadis itu membaur dalam pelukan Alexi. Ia memeluk Alexi erat seperti ada perekat yang tak mampu melepaskan mereka. Gadis muda itu tampak cantik ketika wajahnya berpaling kearahku. Rambutnya yang coklat kemerahan dan bergelombang diujungnya membingkai manis wajahnya yang putih dan halus. Tingginya tau jauh beda dariku. Tubuhnya berisi namun terlihat proposional.

"Kenapa tidak bilang mau datang? Aku bisa menjemputmu." Alexi mengeringkan tangannya kemudian beralih pada gadis itu lagi.

"Ini namanya kejutan, sayang." Gadis itu menatapku. "Sedang ada tamu juga."

Alexi menoleh kearahku. "Ini Hara temanku. Dan hara, ini Cristine.."

"Hai! Aku Cristine kekasih Alexi. Senang bertemu denganmu Hara. Kau teman kecil Alexi? Atau tetangganya?" Tiba-tiba gadis bernama Cristine itu memotong pembicaraan Alexi dan berpindah dihadapanku. Ia mengulurkan tangannya mengajakku bersalaman.

Aku bergeming. Kata-kata Cristine menggema dipikiranku. Entah apa yang terjadi tapi aku tidak dapat melakukan apapun selain menatapnya bersebelahan dengan Alexi. Mereka begitu dekat begitu saling melengkapi dan rasanya begitu menyakitkanku didalam hati.

"Ya. Senang bertemu denganmu juga, Cristine." Jawabku dengan suara yang bergetar.

"aku tidak bisa. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini. Ini.. ini menyakitkan! Oh, Tuhan! Kenapa aku bodoh sekali."

Cristine memeluk lengan Alexi dengan erat seperti ia takut melepaskan laki-laki itu sedetik saja. Keduanya tersenyum mengisyaratkan kebahagiaan mereka satu sama lain.

Aku terdiam membeku ditempatku sendiri. Memandang keromantisan mereka dihadapanku seperti menyayat hatiku berulang-ulang. Tiba-tiba aku merasa wajahku mulai panas dan memerah bukan karena malu tapi lebih disebabkan rasa kecewa pada diriku sendiri.

Berusaha keras membuat diriku tetap terlihat tegar. Tapi jauh didalam hatiku, setiap apa yang mereka lalukan dan tertangkap mataku menambah sayatan dalam dihatiku. Aku ingin menjerit meneriakkan pada mereka bahwa aku disini menatap permainan mereka dan aku sakit hati karenanya. Tapi apa yang bisa aku lakukan hanya diam dan menutup diri.

"Kau ada waktu Hara? Kita bisa pergi sesekali." Ucap Cristine padaku.

Aku tidak mampu berkata-kata. Aku hanya mengangguk dan berharap semua ini hanya mimpi buruk.

😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢

Menyedihkan...

Hi readers! I'm sorry about that. Untuk Hara yang terus menerus mengalami sakit hati karena cintanya yang sepertinya bertepuk sebelah tangan.

Tapi tenang, tidak selamanya seperti itu. 😊

Aku post 2 chapter nih sekarang. Khusus karena, besok Idul Fitri!

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin untuk semua readers yang merayakannya. 😄

Thank you, masih setia membaca cerita ini. Semoga kalian suka dan membacanya hingga akhir.
Happy reading!

By Triana AS

Finding Love ( New Year Eve-Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang