Chapter 36

11 0 1
                                    


🍁🍃 Alexi 🍃🍁

Sebuah toko yang tampak cukup ramai di tengah kota. Menjual berbagai macam pernak pernik, kain dan perlengkapan pernikahan. Aku melangkah memasuki toko dengan seorang gadis disampingku.

Beberapa bulan lagi menuju tanggal pernikahanku dengan Christine. Kami mempersiapkan segalanya jangan sampai ada yang tidak sesuai dengan yang kami harapkan. Layaknya wanita yang akan menyandang status baru Christine begitu bersemangat. Ia menarik tanganku memaksaku berjalan cepat di sampingnya.

Saat kami mulai berada di dalam toko. Para pramuniaga langsung menyambut kami dengan senyum yang ramah. Berbagai macam perlengkapan berjajar memenuhi rak yang ada. Patung-patung yang sengaja mengenakan pakaian pengantin yang berpasangan diletakkan menghadap pintu.

Christine menatapku. "Lihat sayang, cantik sekali ya?"

Aku mengangguk. "Jangan katakan kau mau mengganti desain yang sudah kita sepakati Chris."

"Tidak, tidak. Kau tak perlu khawatir." Christine membimbingku kebagian kain di sisi kanan ruangan.

"Bukankah aku sudah memilihkan kain untukmu?" Aku hampir saja menabrak rak kalau tidak mengelak sebab Christine terus menarikku.

"Itu saja tidak cukup Alexi. Aku butuh lebih."

"Kita tidak boleh boros. Untuk apa banyak kain? Mau berapa banyak baju yang kau buat?"

"Sudah kau diam saja." Christine menatapku kesal. Ia berjalan kesana kemari memilih kain yang dia inginkan.

Aku menatapnya dengan ekspresi jengah. Entahlah, tapi aku mulai merasa tidak nyaman dengan sikapnya yang seperti itu. Christine tampak mendominasi apapun dalam hubungan ini. Hal itu membuatku merasa tidak nyaman. Terutama sejak keinginanku untuk menikah dengannya.

Aku mengamati sekelilingku. Toko ini cukup ramai namun tidak sampai berdesakkan. Aku melangkah mengitari rak berisi pernak pernik pernikahan lain seperti bunga dan souvenir. Tidak tertarik dengan apa yang sedang dilakukan Christine di belakangku.

Aku terkejut saat mataku menangkap seseorang yang kukenali. Wanita yang beberapa waktu ini sering muncul dalam pikiranku hingga terbawa sampai mimpi. Gadis berambut kuning dengan mata jernih kebiruan. Kulitnya putih seperti kapas yang halus. Dan kini ia berdiri berseberangan denganku, bersama seorang laki-laki yang aku tidak mengenalinya.

Seorang laki-laki dengan postur tubuh yang tidak cukup besar dengan rambut coklat. Tak jauh dari mereka seorang wanita tua yang mungkin adalah nenek salah satu dari mereka. Aku membeku saat gadis itu menatapku.

"Apa yang Hara lakukan disini? Apa dia berniat untuk menikah dengan laki-laki itu?" Pikiranku berkecambuk sendiri.

Aku tidak melakukan apapun selain diam dan memperhatikan saat mereka semua berjalan mendekat. Aku tak lepas menatap Hara yang juga melakukan hal yang sama. Seperti ada keterikatan dalam kediaman kami berdua.

Laki-laki itu melangkah santai disamping Hara sambil memegang tangannya tanpa bicara. Aku yakin sekali jika mereka memiliki hubungan khusus. Aku berusaha untuk tetap bersikap biasa sekalipun mereka kini berada dihadapanku.

Aku tidak mengenal laki-laki itu. Dan aku yakin laki-laki itu pun tidak mengenalku. Jika seandainya Hara menyapaku, apa yang harus aku lakukan?

Hara terus menatapku walaupun laki-laki itu terus bicara entah pada siapa. Seperti biasa saat aku berada di sekelilingnya duniaku seperti berhenti seketika. Hanya ada aku dan dia.

Tanpa kuduga Hara berhenti tepat di hadapanku. "Hai.." ucap Hara. Suaranya lembut seperti bisikan.

Aku mengangguk. "Berbelanja?" Tanyaku kaku. Aku seperti kehilangan semua kata-kata yang harusnya aku ucapkan.

Finding Love ( New Year Eve-Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang