🌸🍃 Hara 🍃🌸"Tolong letakkan disana." Perintahku pada laki-laki bertubuh pendek dan gemuk.
Beberapa hiasan sudah terpasang dengan sangat rapi dan cantik. Aku mempunyai ide untuk memperbaharui rumah milik Fredella. Dari hasil yang aku dapat dari bekerja di tempat Luis dan Joe, aku ingin sekali memberikan sesuatu yang berkesan untuk orang yang begitu menyayangiku.
"Luar biasa." Suara seseorang yang aku kenal menarik perhatianku.
Dari ambang pintu aku melihat Aron berdiri menghadapku. Senyum diwajahnya terlihat manis dengan tampilannya yang berubah saat ini. Sepertinya ia baru saja potong rambut membuatnya tampak rapi dan segar. Diam-diam aku melempar senyum kearahnya sekarang.
"Kau berbakat dalam mengurus rumah." Ia melangkah mendekat. "Aku rasa Fredella tidak pernah menyesal mengizinkanmu tinggal bersamanya."
"Berhentilah memujiku terus." Sahutku sambil sibuk merangkai bunga-bunga di vas. "Fredella tidak curiga?"
"Tentu tidak." Aron mengambil satu tangkai bunga dari vas memainkannya dengan tangannya. "Bunga-bunga ini akan lebih cantik jika seperti ini."
Aron tiba-tiba menyisipkan sedikit rambutku di belakang telinga. Kemudian jarinya dengan lihai menyelipkan setangkai bunga yang ia pegang di telingaku. Aku hanya diam memandang kearahnya tanpa berkomentar apapun.
"Jangan menggangguku, Aron." Keluhku. "Kenapa kau tidak membantu saja mengerjakan yang lain dari pada memandangiku seperti itu."
"Aku mengganggu?" Seperti merasa sakit hati dengan kata-kataku laki-laki itu meletakkan satu tangannya didada. "Oh, kau tega sekali. Aku hanya berniat membantu dan menghiburmu gadis cantik."
Aku meliriknya tepat saat matanya juga tertuju padaku. Tatapan kami bertemu sesaat. Entah apa yang merasukiku, aku merasakan wajahku memerah dan ada rasa tidak nyaman dalam perutku. Sedetik kemudian aku mendapati Aron terkikik.
"Apa yang lucu?" Tanyaku ketus.
"Kau." Jawabnya masih sambil tertawa.
Aku tidak berniat memperpanjang pertengkaran dengan laki-laki itu. Aku memilih pergi dengan membawa vas berisi rangkaian bunga untuk ditempatkan sebagai hiasan.
Pada akhirnya apa yang aku inginkan terwujud. Kini hampir setiap sisi rumah Fredella dipenuhi oleh bunga-bunga. Terlihat sangat cantik sekali membuatku merasa seperti berada di taman bunga. Aku merasa cukup puas dengan hasil kerjaku hari ini.
"Terima kasih atas bantuannya." Ucapku pada laki-laki gemuk yang membantuku membereskan rumah.
"Tentu." Ia menerima upahnya dan melangkah pergi.
Setelah itu aku melangkah menuju dapur untuk membuat secangkir teh hangat. Udara yang sejuk di sore hari ini membuatku ingin bersantai sejenak sebelum bekerja. Setelah Fredella sampai dan aku menunjukkan karyaku aku akan kembali bekerja karena Luis dan Joe pasti sudah menungguku.
"Kau mau teh?" Aku menoleh saat Aron berdiri dibelakangku.
"Aku lebih menginginkanmu." Jawabnya sambil tertawa kecil. Dan lagi-lagi pernyataannya membuatku merasa aneh.
"Aron!" Aku menggelengkan kepala menanggapi godaannya.
"Hahaha.. kau selalu terlihat menggemaskan saat wajahmu merah."
Aku merasakan kehangatan jemari Aron dipundakku. Seketika itu aku terkesiap. Seperti ada alarm yang berbunyi dalam diriku yang mengingatkanku pada kewaspadaan. Jangan sampai laki-laki itu melakukan hal-hal aneh lagi seperti yang terjadi di mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love ( New Year Eve-Part II)
RomanceKeputusan yang berat bagiku untuk memilih satu diantara dua hal yang aku cintai. Tapi disetiap malam-malamku tak tenang saat bayang wajahnya tak juga hilang. Terutama tanda manis dibibirku saat terakhir bersamanya. Aku hanya ingin dia tau bahwa ia j...