🌸🍃 Hara 🍃🌸
Aku seperti bermimpi ketika aku sadar apa saja yang sudah aku lakukan bersama Alexi di dapur rumahnya. Tepat saat kami menyelesaikan urusan kami berdua tidak sengaja kami berpapasan dengan seorang wanita muda. Aku tersentak saat matanya tertuju padaku.
Aku seketika berhenti membalas tatapannya yang datar. Tak jauh dari wanita itu seorang laki-laki dengan postur cukup tinggi memperhatikanku juga. Aku mengerjap mencoba menyadarkan diriku sendiri.
Aku menoleh kebelakang saat Alexi sudah berada di dekatku. Ia melingkarkan satu tangannya di pundakku menarikku ke sisinya. Aku berpikir mereka orangtua Alexi tapi aku tidak yakin karena mereka tampak sangat muda.
"Kalian sudah kembali." Ucap Alexi dengan nada dingin.
"Ah, hallo sayang." Sapa wanita muda itu dengan senyuman manis. "Teman baru?"
Wanita itu mengarahkan pandangannya padaku. Aku terkesiap tapi aku tidak berani mengatakan apa-apa sebelum Alexi memulainya.
"Ini Hara. Hara itu ibuku, Laura dan.." Alexi menggantung kata-katanya. Ia melirik sesaat pada laki-laki yang masih berdiri tak jauh dari kami. "Dia Artur."
Aku mengangguk. Aku memberanikan diri mendekat pada wanita itu. Mengulurkan tanganku padanya mengajaknya berjabat. Wanita itupun langsung menyambut dengan jabat tangan yang hangat juga senyum yang ramah.
"Senang bertemu denganmu, Hara." Ucapnya. "Kau cantik sekali. Aku jadi takut tersaingi olehmu." Tambahnya membuatku kembali memerah.
"Senang bertemu denganmu juga, Laura."
"Baiklah, lanjutkan pekerjaan kalian berdua aku takkan mengganggu." Laura tersenyum menggoda saat ia menatapku dan Alexi bersamaan. "Hati-hati kau tidak sendiri disini."
Laura memainkan kedua jarinya membentuk tanda kutip pada penekanan kata-katanya. Sebelum ia pergi wanita itu sempat membisikan sesuatu padaku.
"Terima kasih kau membuatnya terlihat lebih hidup sekarang." Kemudian wanita itu berlalu bersama laki-laki yang setia menunggunya di ambang pintu.
Aku menoleh pada Alexi yang juga masih berdiri ditempatnya. Aku mendekatinya menyentuh tangannya yang terasa hangat di jari-jariku. Sesaat kemudian ia menatapku dan ekspresi wajahnya berubah lembut.
"Aku tidak menyangka akan memperkenalkanmu pada mereka sekarang."
"Apa aku harus selalu disembunyikan seperti boneka?" Aku menatapnya sinis.
Alexi terkikik. "Tidak seperti itu putri cantik." Alexi memainkan rambutku dengan jarinya. Perlahan ia merunduk dan mendaratkan satu ciuman ringan di bibirku lagi.
"Kau keras kepala. Jangan lakukan itu disini." Ucapku sambil menarik diri. "Aku harus bisa menjaga jarak denganmu saat ramai." Aku tertawa lalu berlalu pergi meninggalkan Alexi yang kesal.
Diruang tamu Neal dan Elysia masih setia di tempatnya. Mereka langsung menghujamku dengan tatapan penuh tanda tanya. Walaupun aku belum sempat menempatkan diriku pada posisi duduk yang nyaman, Elysia tidak perduli. Gadis itu langsung membombardirku dengan banyak pertanyaan.
"Hara!" Elysia menarik tanganku membuatku jatuh terduduk di kursi. "Bagaimana Alexi? Apa yang kau katakan padanya? Apa dia masih marah? Aku lihat orangtuanya baru saja datang. Apa kau bertemu dengan mereka?"
"Ely, Ely.. tenanglah. Aku tidak bisa menjawab kalau kau terus bertanya." Aku menghadapkan diriku pada Elysia.
"Lalu bagaimana?"
Aku melirik kearah Neal yang diam di kursinya. "Alexi baik-baik saja. Dia hanya sedikit emosi tadi. Dia sudah minta maaf untuk sikapnya tadi."
"Pasti ini berat untuknya." Elysia menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia menghela nafas berat dan dalam seperti semua masalahnya menguap bersama hembusan nafas. "Kau memang luar biasa Hara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love ( New Year Eve-Part II)
RomanceKeputusan yang berat bagiku untuk memilih satu diantara dua hal yang aku cintai. Tapi disetiap malam-malamku tak tenang saat bayang wajahnya tak juga hilang. Terutama tanda manis dibibirku saat terakhir bersamanya. Aku hanya ingin dia tau bahwa ia j...