🌸🍃 Hara 🍃🌸Dia menudingku. Aku berusaha keras melupakan apa yang terjadi kemarin. Apa yang terjadi di toko itu benar-benar tidak kuduga. Niatku hanya ingin menyapanya tapi yang terjadi aku malah terkena masalah.
Christine, gadis itu begitu marah saat ia melihatku bersama Alexi. Aku tau ia cemburu terutama dengan sikap Alexi yang begitu baik padaku. Dan seharusnya aku mengerti itu, tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menjauh begitu saja dari laki-laki itu.
Aku cepat-cepat membereskan barang-barangku. Waktu kerjaku sudah selesai. Aku mengingat perkataan Alexi kemarin jika ia akan menemuiku selesai aku bekerja. Sungguh aku tidak ingin bertemu dengannya saat ini.
Kutarik lokerku dan mengeluarkan tasku. Secepatnya aku berjalan keluar mengabaikan para tamu yang datang dan teman-teman kerjaku. Aku melangkah cepat meninggalkan rumah Joe mengambil jalan setapak berliku menuju jalan raya.
Aku terengah-engah hingga hampir terjatuh karena terburu-buru. Aku benar-benar takut kalau sampai Alexi menemukanku. Aku belum sanggup untuk bertemu apalagi bicara dengannya. Rasanya masih begitu menyakitkan.
Aku berhenti sesaat mengambil nafas panjang dan menenangkan diri. Sudah cukup jauh aku dari rumah Joe. Setidaknya aku bisa tenang semoga Alexi tidak akan menemukanku disini.
"Hara?" Aku menoleh kearah suara.
Aku hampir mengira itu adalah Alexi tapi nyatanya aku salah. "Hai.. Eezar." Sapaku.
"Kau sudah pulang kerja?"
Eezar berjalan mendekat menghadap kearahku dengan senyum manis. Laki-laki itu tampak rapih dengan baju berkerah dan celana bahan yang pas di tubuhnya. Rambutnya yang ikal terlihat disisir rapih.
Aku membalas senyumnya. "Ya, aku mendapat giliran pertama. Apa yang sedang kau lakukan disini?"
"Aku pikir ingin mencari cemilan di rumah Joe." Eezar tampak ragu tapi ia melanjutkan. "Bagaimana jika kau menemaniku sebentar?"
"Ahm.. Eezar. Bisakah kita mencari tempat lain? Maksudku, aku sudah seharian berada di rumah Joe dan.. aku tidak berpikir untuk kembali kesana saat ini."
Eezar tertawa. "Iya aku mengerti. Tentu saja. Kita cari tempat lain. Ayo!"
Aku mengikuti arah langkah Eezar menuju sisi kiri jalan. Terus berjalan di trotoar sambil sesekali bercanda dan bernostalgia. Sungguh Eezar mengingat semuanya. Ia tidak melupakan apapun dari apa yang sudah terjadi antara kami tiga tahun lalu.
Kami memilih sebuah tempat makan yang terlihat cukup sepi. Bukan karena alasan aneh aku memilih tempat sepi, tapi aku lebih merasa nyaman seperti ini. Eezar pun tidak keberatan dengan hal itu.
"Jadi bagaimana kau bisa mengingatku dengan baik?" Aku melanjutkan keingintahuanku tentang ingatan mereka.
"Aku punya ingatan yang cukup baik. Itu sebabnya aku tidak pikun." Eezar tertawa.
Aku menimpalinya. "Lalu bagaimana dengan Alexi?"
Raut wajah Eezar tiba-tiba saja berubah. Mungkin ia merasa tidak enak padaku. Tapi aku benar-benar ingin tau segalanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Alexi dan apa yang ia sembunyikan dariku.
"Eezar katakan." Aku terus mendesak.
"Hara, aku tidak ingin berbohong. Tapi aku memang tidak tau apa yang sudah terjadi pada Alexi sekarang." Eezar menepuk punggung tanganku. "Sejujurnya dia tidak pernah membicarakan apapun tentangmu sejak kepulangan kami kesini."
Aku tersentak. "Tidak sedikitpun? Maksudku dia tidak membicarakan tentang apapun selama berada di duniaku?"
Eezar mengangguk lemah. "Iya Hara. Dia seperti tidak mengingat dan tidak merasa hal itu pernah terjadi. Dia tidak tau siapa kau, dimana duniamu itu dan kerajaan. Tidak ingat dengan perkelahian dengan Ken ataupun kakakmu Adlan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love ( New Year Eve-Part II)
RomanceKeputusan yang berat bagiku untuk memilih satu diantara dua hal yang aku cintai. Tapi disetiap malam-malamku tak tenang saat bayang wajahnya tak juga hilang. Terutama tanda manis dibibirku saat terakhir bersamanya. Aku hanya ingin dia tau bahwa ia j...