🍁🍃 Alexi 🍃🍁"Neal! Lepaskan dia dariku!"
Aku mendengar teriakan seseorang tak jauh dari tempatku berada. Hari ini aku berjanji untuk bertemu dengan Neal dan Eezar untuk sekedar berkumpul dan bersenang-senang. Mereka adalah teman yang entah aku tidak ingat kapan bertemu dengan mereka tapi cukup baik dan mengenalku.
Aku melangkah semakin cepat saat aku mendengar teriakan lagi dan lagi. Saat langkahku mencapai ujung jalan sempit di blok terakhir tepat di depan sebuah mobil suv yang aku pikir milik Neal. Tatapanku tertuju pada kumpulan beberapa orang di jalan sempit itu. Dengan jelas aku mengetahui bahwa salah satunya ada Neal.
"Apa yang dia lakukan? Berkelahi di jalan seperti ini." Gerutuku.
Aku tau Neal tipikal orang yang mudah emosi. Tapi aku tidak menyangka ia memiliki banyak musuh dimana-mana. Akhirnya aku melangkah maju mendekati kumpulan itu mencoba menengahi. Tapi yang aku dapatkan saat langkahku semakin dekat adalah aku menemukan gadis itu lagi dalam pelukan laki-laki.
"Ada apa ini?" Tanyaku bingung.
"Alexi..." Gadis itu memanggil namaku. Suaranya lembut dan tertahan seperti ada keraguan dalam hatinya. Ya, gadis itu yang bernama Hara.
"Menyenangkan sekali ya? Kau benar-benar sangat berharga nona cantik. Hingga dua laki-laki datang menyelamatkanmu."
"Aku tidak datang karena itu." Tatapanku beralih pada Neal. "Cepat selesaikanlah masalahmu dengan mereka, Neal. Aku tidak ada waktu luang lagi."
Aku mundur beberapa langkah memberi ruang bagi Neal untuk menyelesaikan urusannya. Aku sama sekali tidak berniat untuk ikut campur dalam masalah mereka. Aku hanya diam mengamati mereka semua yang berlaku seperti orang yang tidak punya pekerjaan.
"Kalau begitu dia bisa kubawa pulang sekarang." Laki-laki yang memeluk Hara semakin leluasa memainkan kedua tangannya disekeliling gadis itu.
Aku mulai merasa jengah melihat kejadian itu dihadapanku. Aku menunduk berharap ini cepat selesai karena sejujurnya aku tidak tau apapun tentang masalah mereka. Wajahku terangkat ketika Hara menjerit.
Laki-laki berpostur tubuh lebih tinggi itu terjerembab bersama Hara disampingnya. Neal tampaknya mulai kehabisan kesabaran hingga memukulnya berkali-kali. Dibelakangnya satu laki-laki lagi menarik Neal dan menghajarnya habis-habisan.
Setelah Neal sibuk dengan temannya, laki-laki berpostur tubuh tinggi itu bangkit dan memaksa Hara untuk berdiri. Hara meronta dengan tenaga yang sepertinya sudah mulai habis. Aku tersentak saat gadis itu menjerit memanggil namaku lagi.
"Alexi! Jauhkan dia dariku!"
Aku bergeming. Tidak berniat melakukan apapun ataupun membantu mereka. Tapi ketika itu saat mataku menangkap tatapan matanya yang tertuju padaku tiba-tiba saja hatiku berkata lain. Seperti sesuatu yang mendorongku untuk bergerak. Entah apa yag terjadi tapi sedetik kemudian aku sudah berdiri disampingnya menariknya menjauh dari laki-laki itu. Kemudian kupukul dan kutendang laki-laki itu hingga tersungkur.
"Berhentilah berlaku seperti jagoan kandang!" Bentakku yang mulai kehabisan kesabaran juga.
Tatapanku beralih pada gadis disampingku. Tangannya terasa dingin digenggaman tanganku seperti es. Wajahnya pucat dan matanya penuh dengan linangan air mata. Aku terenyuh memandangnya dengan kondisi seperti itu. Dia tampak ketakutan seperti habis melihat hantu.
"Jangan menangis. Aku tidak suka melihat air mata yang jatuh sia-sia."
Aku melihatnya mengangkat wajahnya lalu menatapku dengan mata basah karena air mata. Berusaha keras untuk tetap tersenyum padaku tapi aku tau itu hanya topeng.
"Alexi.. kau tidak sepenuhnya berubah. Terima kasih." Ucapnya yang terdengar seperti sebuah bisikan yang halus.
"Baiklah.. anggap ini semua sudah selesai." Suara Neal menarik perhatianku. Ketika aku sadar semua sudah kembali normal.
Kedua laki-laki tadi sudah menghilang entah sejak kapan. Karena tanpa aku sadari saat aku menatap gadis itu aku seperti terisolasi. Seperti ada dinding tebal disekelilingku dan dia hingga tidak merasakan apapun selain dia yang ada dihadapanku.
"Baguslah.. bagaimana jadinya?"
"Kita tunggu Eezar." Neal melangkah maju. "Alexi!"
Aku tersentak saat Neal tiba-tiba berteriak kearahku. Refleks aku menoleh kearah Hara yang sudah tumbang disampingku. Kutangkap tubuhnya yang ramping itu dengan satu tanganku. Kutarik tubuhnya hingga berada dipelukkanku.
Aku tidak tega ketika melihat wajahnya yang benar-benar pucat seperti mayat. Matanya terpejam namun mulutnya seperti menggumamkan sesuatu. Aku mendekatkan diri padanya lagi.
"Aku mau pulang." Gumamnya dengan suara yang lirih dan lemah.
"Lebih baik kita urus dia dulu sampai Eezar datang." Usulku.
Kubopong tubuh Hara dalam gendonganku. Tubuhnya terasa ringan dan begitu ramping dipelukanku. Perlahan aku mengikuti langkah Neal menuju ke mobilnya yang terparkir tak jauh diujung jalan. Selama perjalanan itu mataku seperti tidak bisa lepas dari menatap Hara yang kehilangan kesadarannya.
Wajahnya yang pucat itu tidak menghilangkan kecantikan asli wajahnya saat ia berseri-seri. Rambutnya yang panjang dan kekuningan tergerai bebas terasa halus saat mengenai lenganku yang memeluknya. Entah kapan tapi aku merasa tidak asing dengan wajah ini. Garis wajahnya, mata dan hidungnya juga bibir mungil yang kini terlihat pucat.
"Alexi, caramu melihat Hara seperti singa melihat daging segar." Komentar Neal saat kami sampai di depan mobilnya. Ia membuka pintu tengah dan menyuruhku meletakkan Hara didalamnya.
"Tidak juga. Aku hanya merasa pernah mengenalnya."
Neal terlihat bingung. "Benarkah kau tidak ingat pada Hara?"
"Apa yang aku harus ingat? Siapa dia dan bagaimana aku bisa mengenalnya?" Aku menatap Neal curiga. Ada sesuatu yang terlewat dari ingatanku. "Katakan Neal. Apa yang harus aku ingat?"
"Sepertinya lukamu cukup serius." Neal masuk kedalam mobilnya menempatkan diri dibelakang kemudi. "Sudah tiga tahun yang lalu, Alexi."
Aku mengikuti pergerakan Neal dan duduk disampingnya. "Tiga tahun lalu? Selama itu kita saling mengenal?"
Neal menghela nafas. Matanya terpejam sambil mengetukkan jarinya pada stir mobil miliknya. "Dengar, entah aku harus mulai dari mana Alexi. Tapi saat itu kau bersama denganku dan Eezar berada didunia yang aneh. Tempat dimana Hara tinggal. Sejak saat itu kau mengenalnya, mengenalku dan Eezar."
"Tunggu dulu. Dunia apa yang kau maksud? Aku rasa otakmu yang sudah mulai terganggu."
"Ahh! Sudahlah. Tidak ada gunanya aku jelaskan. Kau tidak akan paham."
"Baiklah.. lanjutkan ceritamu."
"Aku sudah tidak berminat. Tanyakan pada Eezar nanti." Neal menoleh kebelakang kearah Hara yang masih tak bergerak. "Semoga dia baik-baik saja."
Dalam kediaman itu aku mulai berfikir. Apa yang terjadi padaku hingga membuatku tidak mengingat apapun tentang gadis itu. Jika Neal mengatakan aku sudah mengenalnya selama tiga tahun tapi mengapa aku tidak mengingat kebersamaan kami hingga saat ini. Tatapanku beralih pada Hara. Aku harus mencari tau tentangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love ( New Year Eve-Part II)
RomansaKeputusan yang berat bagiku untuk memilih satu diantara dua hal yang aku cintai. Tapi disetiap malam-malamku tak tenang saat bayang wajahnya tak juga hilang. Terutama tanda manis dibibirku saat terakhir bersamanya. Aku hanya ingin dia tau bahwa ia j...