🌸🍃 Hara 🍃🌸Angin sore ini berhembus lembut membelai kulitku. Matahari sudah tidak tinggi lagi di langit. Sinarnya malu-malu menyinari taman bunga yang merekah indah sore ini. Langit terlihat indah dengan warna kebiruan dipadu jingga yang manis.
Tatapanku terpaku pada langkah kakiku yang semakin melambat. Di sisi bunga-bunga yang cantik itu aku melangkah ditemani Aron yang mensejajarkan langkahnya denganku.
Laki-laki itu tidak banyak bicara. Kebersamaan kami di taman bunga ini pun tidak banyak dihiasi percakapan. Aku melirik sekilas pada Aron yang menatap lurus kedepan tanpa menyadari tatapanku.
"Hara." Bisik Aron yang tiba-tiba saja membuatku kaget. "Apa yang sedang kau pikirkan?"
Aku melirik kearahnya. "Tidak ada." Jawabku singkat. Aron tidak menatapku sama sekali.
Tiba-tiba saja laki-laki itu berhenti. Ia berbalik menghadap kearahku. Rambutnya yang kecoklatan tampak lebih gelap dan matanya menatapku tak berkedip. Senyumnya merekah menambah manis wajahnya.
"Beberapa hari kemarin kau terlihat murung dan itu sangat menyedihkan. Aku tidak berniat membuka luka lama. Tapi aku ingin kau mempercayaiku."
"Aku percaya padamu, sungguh." Aku mengangkat kepalaku hingga tatapan kami bertemu. "Aku hanya belum sanggup mengatakannya. Rasanya begitu menyakitkan."
"Aku mengerti Hara." Aron menyentuh wajahku membelainya lembut membuatku sempat merasakan aliran aneh didalam tulang-tulangku saat kulitku bersentuhan dengannya. "Apa sekarang rasanya masih begitu menyakitkan?"
Aku menggeleng lemah. "Lebih baik."
Sejujurnya tidak ada yang aku sembunyikan dari kata-kataku. Saat ini rasanya memang sudah tidak terlalu sakit. Tapi entah apa yang ada pada diriku, setiap kali aku ingin melupakan laki-laki itu semakin aku mengingat setiap detail kenangan bersamanya.
"Aron, menurutmu apa yang harus aku lakukan? Saat posisiku berada tepat ditengah tengah. Aku tidak mungkin mundur apalagi harus maju. Aku terjebak diantara keduanya. Aku.." kata-kataku terputus. Tidak tau harus bicara apalagi.
"Jelaskan padaku Hara. Ini tentang seorang laki-laki? Tentang perasaan cinta?"
Aku bergeming. Cinta atau bukan aku sendiri tidak yakin. Perasaan aneh yang selalu aku rasakan sejak pertemuanku dengan Alexi di kerajaanku itu kian hari semakin bertambah. Tapi di sisi lain rasa sakit dan kekecewaannya pun semakin besar juga.
"Aku tidak yakin. Aku tidak pernah merasakan hal seperti itu."
Aron terlihat cukup terkejut dengan pernyataanku. Tapi secepatnya ia kembali tenang. "Kau benar-benar polos ya, cantik?"
Aku tidak menjawab. Seketika itu aku merasakan aliran aneh dalam diriku membuatku yakin bahwa wajahku kini sudah berubah menjadi merah.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Aku berusaha mengembalikan pembicaraan kami pada arahnya. Aku benar-benar tidak berniat mengembangkannya menjadi suatu hal yang tidak seharusnya dibicarakan antara aku dan Aron.
Aron mengulurkan tangannya. Ia menggenggam pergelangan tanganku dan menarikku mendekat. Aku tersentak sesaat tapi tidak melakukan perlawanan apapun.
Ia membimbingku menyusuri sisi taman yang mulai sepi. Hari sudah semakin sore hingga hampir menuju malam. Aron membawaku kesebuah kursi taman yang kosong. Memintaku untuk duduk disampingnya.
Mataku berkeliling memperhatikan keadaan sekitar yang sepi. Beberapa pasangan masih terlihat santai duduk di sisi taman sambil bercanda. Angin berhembus lagi memainkan rambutku yang tergerai hingga sebagiannya menutupi wajahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/67234670-288-k413897.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love ( New Year Eve-Part II)
RomanceKeputusan yang berat bagiku untuk memilih satu diantara dua hal yang aku cintai. Tapi disetiap malam-malamku tak tenang saat bayang wajahnya tak juga hilang. Terutama tanda manis dibibirku saat terakhir bersamanya. Aku hanya ingin dia tau bahwa ia j...