dia

38.4K 1K 2
                                    

Seorang wanita cantik kini sedang terduduk di samping pembaringan terakhir suaminya, air matanya tak henti-hentinya membasahi pipi wanita cantik itu, tangannya terulur untuk mengelus batu nisan yang bertuliskan nama suaminya itu, ia mengerang keras saat tiba-tiba saja mengingat memorinya dengan suaminya itu terputar jelas di otaknya, air matanya semakin deras membasahi pipi wanita cantik itu.

"Aku gak tau kalo kamu bakalan pergih secepat ini" ucapnya lirih, ia memeluk nisan suaminya itu, dan menangis sesegukan di sana seolah nisan tersebut adalah bahu suaminya.

"Aku janji sama kamu, aku bakalan balas dendam sama orang yang udah membuat kamu menjadi seperti ini" lanjutnya masih dengan suara lirih, namun entah kenapa suara lirih itu mempunyai arti tersendiri baginya, saat ia sedang hanyut dalam fikirannya itu, tiba-tiba saja ada yang memegang pundaknya.

"Bunda jangan nagis, nanti ayah bakalan sedih di sanah" suara menggemaskan anaknya itu, membuatnya menoleh ke arah sampingnya, dan kini ia melihat buah hatinya itu tengah tersenyum kearahnya, wajah itu, wajah anaknya itu, sama sekali mirip dengan suaminya itu, mengingat suaminya itu, membuat ia menangis semakin menjadi.

"Bunda, jangan nangis lagi, khlistal gak mau liat bunda sedih" tangan halus nan lembut anaknya kini menyentuh pipi wanita cantik itu, lalu kemudian anaknya itu menghapus air mata bundanya serta mengecup kedua mata bundanya itu, sementara wanita cantik itu hanya bisa terdiam dan langsung membawa anaknya ke dalam pelukannya.

"Khristal, ayah kamu udah gak ada nak" ucap wanita itu lirih, ia semakin mempererat pelukannya terhadap anaknya itu.

"Tapi kata bunda ,ayah lagi bobok, emangnya ayah kapan bangunnya nda" wanita itu merenggangkan pelukannya terhadap putranya itu, lalu ia menatap lekat ke arah bola mata anaknya yang berwarnya coklat pekat.

"Iyaa ayah lagi bobok, dan ayah kamu bobok untuk selama-lamanya, jadi ayah kamu gak akan bangun lagi" wanita itu menahan tangisnya saat mengucapkan kalimat tersebut, ia tidak ingin lemah di depan putranya itu.

"Jadi ayah gak bisa main lagi nda sama khlistal" ucap putranya dengan nada lirih, membuatnya hampir saja menjatuhkan air matanya lagi, namun ia masih berusaha menahan tangisannya itu.

"Khristal dengerin bunda nak, walaupun kamu gak bisa main lagi sama ayah, kamu masih bisa main sama bunda atau kamu bisa main sama kakek,nenek,oma,opa, dan tanteh salsha, kamu ngerti nak" wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah orang tuanya,mertuanya,serta sahabatnya yang berada tak jauh dari mereka, kini wanita itu melihat mereka semua memandang lirih ke arahnya dan juga khristal.

"Iya nda, khlistal ngelti" ia tersenyum kecil saat mendengar jawaban anaknya itu.

"Yaudah yuk nak, kita ke oma,opa,kakek,nenek,sama tanteh salsha" wanita cantik itu bangkit dari duduknya dan langsung menggenggam tangan khristal.

"Sebelum pergih, kita pamit dulu yuk sayang ke ayah" ucapannya barusan mendapat anggukan dari anaknya itu.

"Ayah, khlistal sama bunda pulang dulu yaa, ayah jangan lama-lama boboknya, nanti bunda sama khlistal kangen sama ayah" ucapan khristal barusan mampu membuat wanita itu meneteskan sebulir air mata, lalu kini ia melihat anaknya itu mengecup nisan suaminya, hanya sekilas namun mampu membuat air matanya tumpah membasahi pipinya lagi, namun ia dengan cepat menepis air mata itu, karna ia tidak mau membuat anaknya itu menjadi panik akibat ulahnya.

"nda, aku udah pamit sama ayah, tinggal bunda yang belum pamit sama ayah" ucapan anaknya itu membuat ia segera membungkukan badannya ke arah nisan suaminya itu.

"Steven, aku sama khristal pulang dulu yaa, semoga kamu tidur dengan nyenyak dan mimpi indah, steven smith, aku selamanya akan selalu mencintaimu" wanita itu mengecup nisan suaminya cukup lama, sampai anaknya itu menarik tangannya, untuk segera beranjak dari tempat ini, dan menuju ke arah mobil milik tantehnya dan juga bundanya yang sudah berada kakek,nenek,opa,oma,dan tantehnya yang berada di dekat mobil tersebut.

"(Nam..) kau yang sabar yaa, aku turut berduka" salsha langsung memeluk wanita cantik yang bernama (namakamu) itu.

"Yaa sha, aku akan selalu sabar" ucapnya pelan, kemudian ia segera melepaskan pelukannya terhadap sahabatnya itu dan kini pandangannya beralih ke arah orang tuanya dan mertuanya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan khawatir mereka, (namakamu) pun tersenyum dan segera menjawab tatapan orang tuanya dan juga mertuanya.

"Aku gak apa-apa kok mah,pah, lebih baik kita pulang yaa, kasian khristal, kayanya dia ngantuk" ucapnya dengan senyuman yang terkesan di paKsakan, ia pun segera menggendong anaknya yang baru berumur 5 tahun itu, dan ia segera membawanya untuk memasuki mobilnya di susul orang tuanya, sedangkan salsha juga memasuki mobilnya di susul mertua (namakamu).

'Brum'

Mobil keduanya melaju meninggalkan tempat pemakaman ini.

***

Seorang pria tampan kini sedang berjalan dengan anggunnya di perusahaan miliknya, setiap langkahnya membuat para pekerja wanita di kantornya itu berdecak kagum, bagaimana tidak, pria itu di hadiahi wajah tampan dan bentuk tubuh profesional, sehingga membuat siapa pun langsung mengaguminya.

"Iqbaal dawson" teriakan itu membuatnya menghentikan langkahnya tanpa membalikan tubuhnya untuk melihat ke arah sumber suara.

"Hey, apakah kau sudah mendengar berita terhangat dari perusahaan smith company?" Ucapan pria yang memanggil namanya tadi membuatnya menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Berita terhangat? Maksudmu apa, oh yaa lebih baik kita membahas ini di ruanganku saja" iqbaal dawson melangkahkan kakinya ke arah ruangannya yang berada tak jauh di depannya, langkahnya itu diikuti oleh sahabatnya itu, sesampainya mereka di ruangan tersebut, mereka berdua duduk di soffa khusus untuk tamu.

"Jadi... apa maksudmu tadi?" Iqbaal melirik ke arah sahabat sekaligus assisten nya itu.

"Yaampun, apa kau tidak tau bahwa steven smith kembaranmu itu telah tiada" ucapan sahabatnya itu membuat tubuhnya tiba-tiba menegang dan ia merasakan seluruh syaraf di tubuhnya berhenti seketika.

"H..ey di.a buka..n kem..baranku, A...pa ya..ng ka..u bil..ang baru..san se..rius?" Tanyanya lagi untuk meyakinkan bahwa pendengarannya itu benar.

"Yaa.. untuk apa aku berbohong, terus kenapa tiba-tiba kau menjadi gugup seperti ini? Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari ku kan?" Mata sahabatnya itu menyipit ke arah iqbaal, sementara iqbaal berdehem sejenak untuk menetralkan suaranya itu.

"Hmmm, tidak bastian, aku sedang tidak menyembunyikan apapun, lalu bagaimana nasib perusahaan smith company"

"Aku dengar-dengar sekarang perusahaan smith company berada di bawah penguasaan istri dari steven smith" jawab bastian

"Maksudmu... (namakamu) wiliano smith" iqbaal menatap bastian lekat.

"Yaa" jawab bastian dengan santainya, ia menatap lekat wajah atasannya sekaligus sahabatnya itu, dan kini ia melihat seulas senyuman menghiasi wajah sahabatnya itu.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Bastian, cari tau semua tentang (namakamu) wiliano smith" suruhnya tanpa menghiraukan ucapan sahabatnya itu.



***





#Bersambung



My Husband Is You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang