"Yasudah tunggu apa lagi Baal, Berangkatlah""Tapi bagaimana denganmu sayang"
"Ada kami yang akan menjaga Istrimu" ucap Steffi.
"Yasudah kalau begitu aku Pergih dulu ya sayang" Iqbaal mengecup lembut bibir (Namakamu) di hadapan semua keluarganya dan hal itu tentu saja membuat (Namakamu) mencubit lengan Iqbaal, sementara keluarganya yang melihat hal itu hanya bisa terkekeh, Iqbaal pun segera berpamitan kepada orang tuanya serta mertuanya dan setelah itu ia melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan istrinya itu.
***
"Matt siapkan berkas-berkas ku yang akan aku bawa saat meeting nanti" Iqbaal saat ini tengah mengamati beberapa berkas tentang perkembangan kantornya saat dirinya sedang berada di Seoul
"Maaf Mr.Dawson tapi berkas-berkas Anda sudah di siapkan oleh Bastian" saat mendengar nama itu membuat Iqbaal menghentikan aktivitasnya.
"Dimana dia, Matt? Dan sejak kapan dia datang ke kantor?" Tanya Iqbaal karena sedari tadi dirinya sama sekali tidak menemukan keberdaan Bastian di sekitar kantornya ini.
"Dia sudah berangkat ke tempat meeting, Mr.Dawson, kira-kira 30 menit sebelum Anda datang ke kantor"
"Benarkah?"
"Ya Mr.Dawson"
"Oh, baiklah Matt perkembangan kantor kita selagi aku tidak ada cukup baik" Iqbaal menyerahkan berkas-berkas yang sudah diamati olehnya kepada Matt yang dengan cepat diambil oleh pria itu.
"Terimakasih Mr.Dawson ,kalau begitu saya permisi keluar dari ruangan Anda" Matt sedikit membungkuk kan badanya pada Iqbaal, lalu kemudian pria itu berjalan menjauh dari meja kerja Iqbaal untuk mencapai pintu ruangan Iqbaal, dan setelah Matt keluar dari ruangannya Iqbaal segera saja mengambil kunci mobilnya dan segera keluar ruangannya untuk menuju lift kantornya itu untuk menuju lobby kantornya, saat di dalam lift dirinya di kaget kan oleh ponselnya yang tiba-tiba saja berdering, dan tanpa menunggu lama ia pun segera merogoh ponselnya yang berada di kantung celana kantornya itu dan melihat layar ponselnya yang di sana tertera nama Salsha, segera saja Iqbaal mengangkat panggilan masuk dari Salsha.
'Hallo Baal gimana sama keadaan (Namakamu)?' Tanya Salsha yang suaranya terdengar panik di seberang sana.
'Iya ayah, bagaimana keadaan bunda' kini terdengar suara putra nya itu yang tak kalah paniknya dengan suara Salsha.
"Bunda kamu baik-baik saja sayang, kamu tidak usah khawatir ya, oh iya ayah sampai lupa memberitahumu tentang..." Iqbaal sengaja menggantungkan ucapannya itu untuk memancing rasa penasaran putranya.
'Tentang apa ayah?'
"Selamat sayang, kamu akan segera mempunyai adik bayi"
'Apa ayah selius'
"Tentu saja sayang"
'Yeayyyy tante Salsha, Khlistal ingin mempunyai adik bayi' Iqbaal yang mendengar suara teriakan Khristal hanya bisa terkekeh mendengarnya apa lagi sekarang suara heboh milik Salsha juga sangat terdengar jelas di ponselnya dan tepat saat itu lift yang membawanya sudah sampai menuju lobby, ia pun segera mencari keberadaan mobilnya dan saat sudah menemukan mobilnya dengan cepat Iqbaal masuk kedalam mobilnya itu.
'Hallo Baal, apa yang diucapkan Khristal itu benar?'
"Tentu saja"
'Ahhhhh.... Aku sangat senang sekali, kalau begitu sampai jumpa di rumah sakit adik ipar..ooppss'
"Kau berkata apa Salsha? Adik ipar, apa itu tandanya kau ingin menjadi istrinya Alans?"
'Hmmm...ah sudah lah ku matikan '
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is You ✔
Random[End] Terkadang Hati naluri akan memberontak jika seseorang memilih CINTA yang salah, Namun percayalah Hati naluri adalah salah satu kunci utama seseorang untuk menuju CINTA SEJATI.