"oke, dan kesalahan mu yang ketiga adalah... Setelah aku datang pada saat itu kau malah menyerahkan ku pada kakak mu itu yang sudah dikuasai hawa nafsu, uhhh.... Kau sungguh menyebalkan, apa kau tau Steven, kakak mu ini ingin membuatku tidak bisa berjalan dan aku harus rela kehilangan tidur cantiku karena harus meladeninya saat itu! Dan kau tau Steven, saat ini apa yang akan kulakukan padamu?" Iqbaal menahan ketawanya saat melihat wajah pucat milik adiknya itu dan jangan lupakan dengan keringat dingin adiknya yang sangat terlihat jelas di penglihatannya.'bersiaplah untuk menerima hukuman mu itu, adik kecil' gumamnya dalam hati.
"e..eum y-ya"
"bagus, kalau begitu rasakan ini"
Bugh!
Bugh!
Dugh!
Brak!
Tak!
'oh sungguh malangnya nasibmu adik kecil!'
***
"oke selesai" gumam (Namakamu) semangat dan tak lupa tersenyum tipis saat kotak bekal yang ingin dirinya berikan untuk Iqbaal selesai ia buat, hari ini ia berniat untuk mengunjungi Iqbaal di kantor karena ia sangat bosan seharian berada di rumah mengingat kalau anak-anak hari ini memang sedang tidak berada di rumah, karena kedua putranya itu sedang di rumah mertuanya sedang kan Vanie, ia sedang mengikuti les musik, mengingat bahwa mertuanya itu datang ke Mansionnya dan meminta padanya agar ketiga anaknya itu menginap, tapi karena Vanie sedang mengikuti les musik jadilah nanti Iqbaal yang menjemput dan mengantarkan Vanie ke rumah orangtua nya, awalnya ia keberatan tapi karena tidak tega akhirnya ia mengizinkan juga.
"kayanya ada yang kurang tapi apa ya?" tanyanya sambil berfikir.
"maaf nyonya, yang kurang itu mungkin karena anda belum menelepon tuan Iqbaal" sahut Cheff Liam yang memang membantu nya untuk membuatkan bekal untuk suaminya.
"ah kau benar" (Namakamu) mengeluarkan ponsel pintarnya dari kantung dress yang digunakan nya dan segera ia membuka kontak nya untuk mencari nama Iqbaal, saat sudah ketemu dan ingin memencet tombol call tiba-tiba saja Cheff nya yang kedua menyahut.
"maaf nyonya mengganggu, tapi akan lebih baik jika anda membuat kejutan untuk tuan Iqbaal" saran Cheff Willy.
"benar juga ya, kalau begitu aku berangkat dulu, dan terimakasih saran kalian dan bantuannya juga" (Namakamu) segera mengambil bekal nya dan berjalan ke arah meja makan yang sudah terdapat tas jinjing nya, diraihnya tas nya itu dan dengan langkah semangat ia melangkahkan kakinya untuk ke pintu utama Mansion.
"Lee, antarkan aku ke kantor Iqbaal"
***
Iqbaal tak henti-hentinya mendengus saat Steven, adik kembarannya itu selalu menempel padanya, ya, setelah kejadian tentang rencana Steven sebulan yang lalu membuat Steven sering sekali berkunjung ke kantornya serta Mansion miliknya hanya untuk menempel padanya, oh ayolah itu sungguh sangat menyebalkan, seperti sekarang ini, ia tengah berada di kantornya dan Steven yeah dia berada di sampingnya sedang memaksanya untuk mengajaknya balap mobil, oh tuhan apa Steven tidak tahu bahwa pekerjaannya sangat menumpuk dan dia malah mengajak dirinya untuk taruhan balap mobil, dasar sinting.
"ayolah kak, untuk kali ini saja kita balap mobil, dan aku berjanji padamu kalau ini untuk yang terakhir kalinya" mohon Steven.
"tidak Steven, aku sedang sibuk, kau pergi lah ke kantor Papa" usir Iqbaal yang masih fokus dengan berkas di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is You ✔
Random[End] Terkadang Hati naluri akan memberontak jika seseorang memilih CINTA yang salah, Namun percayalah Hati naluri adalah salah satu kunci utama seseorang untuk menuju CINTA SEJATI.