"Menikmati apa yang kamu lihat" (Namakamu) terkesiap dari lamunannya saat mendengar suara Iqbaal sudah berada di sampingnya, dan pria itu segera membawanya untuk berbaring dan menyelimuti tubuh keduanya.
"Kamu salah faham"
"Soal apa?" Jawab Iqbaal memeluk erat tubuh istrinya itu yang di balas pelukan lembut oleh sang istri.
"Soal tadi, yang kamu bilang kalau aku terpesona melihat kamu"
"Oh... Kamu memang terpesona kan"
"Tidak, tadi itu aku hanya..."
"Tidak usah mengelak dan cepat tidurlah" potong Iqbaal cepat dan pria itu segera mematikan lampu tidurnya dan segera mengecup lembut kening istrinya itu.
"Selamat malam sayang"
***
(Namakamu) menatap kosong ke arah kantor polisi di hadapannya, ya, tujuannya ke tempat seperti itu hanya untuk menjenguk mantan suaminya itu, ya walaupun secara hukum mereka belum resmi bercerai tapi (Namakamu) sudah menganggap Steven sebagai mantan suaminya dan lagi ia sudah berjanji kepada ibu mertuanya untuk membebaskan tuntutan nya terhadap mantan suaminya itu saat kemarin ia dan Iqbaal membawa Alans dan juga Belva ke kediaman orang tuanya yang kebetulan di sana juga terdapat mertuanya.
Flashback on.
"Cepat pencet bell nya, Alans!!!" Ucap (Namakamu) yang benar-benar tidak sabar karena dari tadi Alans hanya terdiam di depan bell pintu rumah orang tua mereka.
"Sayang, biarkan Alans tenang dulu" ujar Iqbaal mencoba menenangkan istrinya yang emosinya ingin meledak.
"Iya, tapi sampai kap..."
Ting.. Tong..
Ucapannya harus terhenti karena mendengar bell rumah orang tuanya berbunyi, dan ternyata yang malakukannya adalah Alans, (Namakamu) menghela nafas beratnya saat melihat pegangan tangan Alans pada Belva yang sepertinya mengerat, dan ia tau betul bahwa kakaknya itu sedang di landa gelisah, dengan sedikit menghilangkan ego nya ia mengulurkan sebelah tangannya yang tidak di genggam oleh Iqbaal untuk menyentuh bahu Alans yang berada di hadapannya, ia berusaha mencoba menenangkan kakak nya itu, karena bagaimanapun juga ia serta Iqbaal juga pernah berada di dalam posisi yang sama dengan Alans saat ini.
"Semua akan baik-baik saja.... Kakak" gumamnya pelan, Namun masih bisa di dengar oleh ketiga manusia di dekatnya, Alans pun menoleh ke arah (Namakamu) yang masih memegang pundaknya dan dengan sebelah tangan nya juga yang tidak menggenggam tangan Belva, Alans menyentuh dan mengusap tangan adiknya yang masih hinggap di bahunya.
"Aku tau dan terimakasih, kau memang adikku yang sangat pengertian" Alans tersenyum manis pada adiknya itu yang di balas senyuman manis oleh sang adik.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sebentar lagi menginjak 46 tahun.
"Wah, lihatlah kalian berempat datang, kebetulan sekali, karena orang tuamu juga sedang berada di sini Baal, oh ya dan di mana kedua cucuku?" Ucapan Kelly barusan membuat Alans menegang, pasalnya ia tidak mungkin memberi tau berita ini kepada orangtua Iqbaal, bisa-bisa keluarg orang tuanya di anggap buruk oleh kedua orang tua Iqbaal karena ia telah menghamili anak orang, namun jika mengingat kelakuan anak mereka juga sama seperti dirinya membuat ia sedikit berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is You ✔
Random[End] Terkadang Hati naluri akan memberontak jika seseorang memilih CINTA yang salah, Namun percayalah Hati naluri adalah salah satu kunci utama seseorang untuk menuju CINTA SEJATI.