"Maafkan aku... Kakak"
"Jangan dihiraukan (Nam..), Cepat (Nam..) bawa Iqbaal keluar dari sini dan Tangkap dia Pak" (Namakamu) segera melangkahkan kakinya kembali untuk membawa Iqbaal keluar dari rumah ini.
***
Iqbaal kini tengah termenung di kamar ruang rawat nya, ya setelah kejadian yang menimpanya itu, istri beserta Bastian dan juga Belva membawanya ke rumah sakit terdekat, sementara Alans ia mengurusi tentang khasus Steven, mengingat nama adiknya itu, ia kembali mengingat saat Steven meminta maaf padanya serta memanggilnya dengan sebutan 'kakak' lagi.
"Melamun hm...?" Iqbaal segera tersadar dari lamunannya saat istrinya itu sudah keluar dari toilet kamar rawatnya.
"Kemarilah" suruhnya. Dan hal itu membuat (Namakamu) dengan cepat berhambur ke dekat Iqbaal.
"Apa aku boleh memeluk mu?" Iqbaal terkekeh mendengarnya, dan segera saja pria itu Merentangkan kedua tangannya untuk memberi kode kepada sang istri agar segera berhambur dalam pelukannya.
"Tapi Aku takut menyakiti luka tusuk di perutmu"
"Sayang, aku ini pria kuat, jadi tusukan di perutku hanyalah tusukan ringan saja, mengingat bahwa Steven hanya menusuk perutku dengan pisau kecilnya yang tidak ada apa-apanya itu" Iqbaal segera menarik (Namakamu) ke dalam pelukannya dan memposisikan istrinya dengan posisi senyaman mungkin.
"Maafkan aku" (Namakamu) mengalungkan lengannya di leher Iqbaal dan menyandarkan kepalanya di dada Iqbaal.
"Kenapa minta maaf, kamu tidak bersalah sayang, dan seharusnya aku yang minta maaf sama kamu karena saat kamu sedang mengandung dan melahirkan aku tidak ada untukmu, maafkan aku karena telah menjadi suami yang tidak berguna dan lalai dalam mengurusi istri dan an..." Sebelum menyelesaikan perkataannya itu (Namakamu) segera merenggangkan pelukannya dan membekap mulut Iqbaal, agar pria itu tidak terus-terusan mengoceh.
"Syutttt... Diam lah Iqbaal" Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu) yang masih membekap mulutnya dan segera membawa tangan istrinya itu untuk ia kecup.
"Kenapa harus tanganmu yang menghentikan ucapanku, kenapa tidak dengan bibir mu saja, aku yakin pasti akan jauh lebih menyenangkan jika bibir mu yang menghentikannya" (Namakamu) memutar bola matanya saat mendengar kata-kata Iqbaal yang menurutnya mesum itu, tapi jujur saja (Namakamu) sangat menyukai iqbaal nya yang mesum dan selalu menggodanya.
"Aku senang kamu kembali Baal" dilepaskan tangannya dari genggaman tangan Iqbaal dan segera saja wanita itu naik keranjang Iqbaal dan segera memeluk erat tubuh Iqbaal.
"Hei... Hati-hati sayang, karena kaki mu itu telah menyentuh bagian sensitif ku, dan kamu tau kan apa yang akan aku lakukan jika bagian sensitifku sudah bereaksi hmm?" Mendengar hal mesum yang di lontarkan oleh suaminya itu segera saja (Namakamu) melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang.
"Bodoh... Dasar suami mesum yang menyebalkan" (Namakamu) mencubit kencang dada Iqbaal sehingga membuat pria itu meringis kesakitan.
"Shhh... Setelah melahirkan ternyata kamu tambah ganas ya, tapi jujur aku suka itu" Iqbaal mengerling nakal ke arah (Namakamu) dan membuat wanita itu memutar matanya dengan malas.
"Dasar mesum"
"Walaupun mesum aku ini tetap suami tercinta mu, benarkan?" (Namakamu) menghiraukan ucapan Iqbaal barusan dan segera mengambil ponselnya dari tasnya dan menghubungi Salsha yang sedang menuju tempat suaminya itu di rawat bersama dengan Belva dan juga kedua putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is You ✔
Random[End] Terkadang Hati naluri akan memberontak jika seseorang memilih CINTA yang salah, Namun percayalah Hati naluri adalah salah satu kunci utama seseorang untuk menuju CINTA SEJATI.