Hawaii

3.8K 227 4
                                    

Iqbaal menatap malas pada kedua orangtua nya serta mertua nya yang terus-terusan mengingat kan nya kalau liburan kali ini bukan untuk ajang membuat adik baru untuk si kembar, oh demi tuhan Iqbaal sangat lelah mendengar nasihat itu, lagi pula Iqbaal dan juga (Namakamu) sudah sepakat untuk berhenti mempunyai anak lagi, menurut mereka lima anak sudah cukup untuk mereka, dan mereka tidak ingin menambah beban mereka lagi jika mereka berdua harus memiliki anak kembali.

"aku mengerti Ma, jangan mengingat kan ku lagi tentang itu" gumam Iqbaal cepat saat melihat Velin dan juga Kelly ingin membuka suaranya kembali, dan Iqbaal sudah bisa menebak kalau yang akan mereka bahas pasti berkaitan dengan peringatan sebelum nya.

"bagus lah jika kau sudah faham soal itu" ucap Kelly dengan nada ketus.

"Mama tenang saja, lagi pula tidak mungkin dia membuat anak baru di saat ke lima anak-anak nya ikut serta dalam liburan kali ini" sindir Alans yang terarah pada Iqbaal.

"ah kau tepat sekali" timpal Bastian yang langsung merangkul pundak Alans.

"enyahkan tanganmu dari pundak ku jika tidak ingin aku mematahkannya" ancaman Alans tadi sukses membuat Bastian segera menarik tangan nya kembali dari pundak Alans

"cih dasar kekanak-kanakan, ngomong-ngomong jangan libat kan aku dan istriku lagi tentang pembicaraan konyol ini" gerutu Iqbaal kesal.

"jika tidak di peringatkan seperti ini kau pasti akan melupakan nya boss" timpal Matt dengan di sertai senyuman Khas nya mampu membuat setiap pria yang melihat nya ingin sekali menimpa sepatu mereka ke arah wajah Matt.

"tutup mulut mu itu Matt!" geram Iqbaal.

"hei sudah lah tidak usah bertengkar seperti itu, lebih baik kalian segera masuk pesawat, lagi pula para wanita kalian dan anak-anak kalian, minus untuk Matt dan juga kau Bastian, sudah menunggu kalian di dalam pesawat, beruntung sekali Iqbaal yang mempunyai pesawat ini, jika tidak mungkin kalian akan di tinggal" Gio yang dari tadi terdiam memperhatikan tingkah serta mendengarkan pembicaraan konyol itu hanya bisa mendengus sebal, dan rasa sebal nya itu baru di ungkapkan nya sekarang.

"ayolah Papa, jangan membuat Iqbaal menjadi besar kepala, aku tahu dia sangat kaya dan sangat over protective dengan (Namakamu) dan anak-anak nya, makan nya dia membatalkan pembelian tiket kami dan lebih memilih untuk membeli pesawat nya langsung, bukan kah itu sombong" sindiran Alans mendapat satu jitakan yang cukup kencang dari Iqbaal, kemudian dengan rasa tidak bersalah nya itu Iqbaal segera memasuki pesawat nya dengan di ikuti oleh Matt dan juga Bastian yang terlihat tengah tersenyum mengejek ke arah Alans.

"oke. bukan kah dia itu menjengkelkan Ma, Pa" adu Alans pada kedua orangtua nya yang nampak terlihat acuh dan setelah nya pergi begitu saja di susul oleh orangtua Iqbaal.

"kenapa kedua orangtua menyebalkan itu harus menjadi orang tua ku!" pekik Alans.

"dasar anak durhaka! Kau bilang apa tadi! Coba berbicara di hadapan ibu mu ini, maka aku tidak akan segan-segan membuangmu dari pesawat!"

***

MENAKJUBKAN.

mungkin satu kata itu lah yang dapat di gambarkan oleh Iqbaal,Alans,Bastian,Matt,(Namakamu),Belva,Salsha, dan juga Steffi saat melihat Negara Hawaii dari ketinggian pesawat.

"aku tidak menyesal ikut dengan mu ke Hawaii adik ipar" Matt dan Bastian mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh Alans.

"ya kau benar Alans, dan aku juga harus berterimakasih padamu Baal karena kau, aku tidak harus mengeluarkan uang ku untuk membeli tiket pesawat"

"cih, kau itu memang sangat pelit jika sudah di libatkan oleh uang, Bastian" gerutu Salsha yang duduk di samping Bastian dengan Al yang berada di pangkuannya.

My Husband Is You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang