Hari terburuk

4.2K 273 5
                                    

"Sialan, lebih baik aku tidak mendapat jatah dari (Namakamu) selama sebulan dari pada harus menjadi gay denganmu, dan aku bersumpah akan mematahkan tulang Alans jika nanti bertemu dengannya"

"Tidak usah seperti itu, lagi pula aku tidak keberatan jika di bilang pasangan gay denganmu" Iqbaal yang mendengar nya menjadi bergidik ngeri dan menatap Bastian dengan tatapan jijik.

"Dasar idiot, tidak waras, menjijikan"




***




(Namakamu) bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya, wanita berumur 24 tahun itu benar-benar di buat tidak nyaman dengan apa yang ada dalam fikirannya itu, sungguh otak nya saat ini di penuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja akan dirinya dapatkan dari orang tua serta mertuanya saat mereka tiba di London nanti.

"Ya Tuhan, berhenti lah bergerak sayang, kalau kamu seperti ini terus aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak!" (Namakamu) menolehkan kepalanya ke arah Iqbaal yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan kesal.

"Kalau kamu ingin tidur dengan nyaman, pindah saja dari sini!" Jawaban (Namakamu) yang ketus membuat Iqbaal yang mendengarnya merasa bersalah dengan apa yang di ucapkannya barusan, dengan cepat pria itu segera membawa (Namakamu) ke dalam dekapannya dan segera membenamkan wajah sang istri ke dalam dada bidangnya.

"Aku minta maaf sayang, tadi aku tidak bermaksud berkata seperti itu, hanya saja aku tadi sedikit mengantuk akibat reaksi obat dari rumah sakit sebelum kita berangkat tadi"

"Hm... Aku tau, dan ku maafkan" (Namakamu) mengeratkan pelukannya terhadap suaminya itu, sungguh ia merasa nyaman dan damai saat Iqbaal memeluknya seperti sekarang ini, ia merasa saat ini suaminya itu juga tengah membutuhkan pelukannya.

"Kamu terlihat begitu nyaman jika sedang memeluku eh.." (Namakamu) mendongakan wajahnya ke atas untuk menatap wajah suaminya itu yang sedang mengecup pucuk kepalanya berkali-kali dengan sayang.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu Padamu Baal" balas (Namakamu) ketus, ia tak terima dengan perkataan Iqbaal barusan, menurutnya suaminya lah yang sangat membutuhkan pelukannya itu, wanita itu melepaskan pelukannya terhadap Iqbaal dan memandang suaminya itu dengan tajam.

"Hei... Kenapa di lepaskan, ya aku mengaku kalau aku lah yang nyaman jika sedang memelukmu, sekarang kemarilah sayang, peluk lah kembali suami tampan mu ini" Iqbaal Merentangkan kedua tangannya, bermaksud untuk kembali memeluk istrinya itu, tapi pergerakan nya itu harus terhentikan akibat salah satu pramugari tiba-tiba saja datang menghampiri mereka dan memberikan secarik kertas untuk Iqbaal, sehingga membuat (Namakamu) yang melihat nya memandang tajam ke arah sang pramugari.

"Ma-maaf Mrs.dawson saya hanya menjalankan perintah, dan saya permisi" pramugari itu segera melangkahkan kakinya karena takut akan tatapan (Namakamu) yang setajam silet.

"Cih!!!! Dasar pramugari genit!" Gumam (Namakamu) pelan, namun masih bisa di dengar oleh Iqbaal, sehingga membuat Iqbaal menyeringai tipis.

"Kenapa eh... Kamu cemburu kan?"

"Enggak!" Jawab (Namakamu) cuek dan segera mengambil secarik kertas dari tangan Iqbaal, lalu segera membukanya dan membacanya dengan serius.

"Tidak usah berbohong sayang, aku tau kok kamu cem... Eh sayang, kenapa wajahmu memerah? Memangnya apa isi bacaan di kertas itu" dengan wajah blushing (Namakamu) segera menyerahkan nya kepada Iqbaal yang dengan cepat di ambil oleh pria itu.

My Husband Is You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang