Part 3

386 51 0
                                    

Saara's POV (Point of View)

On backstage

"It was nice to meeting you, Saara. Aku sangat menyesal kenapa tidak dari dulu saja aku bertemu denganmu." Justin memelukku saat sudah berada dibelakang. Aku tidak menyangka ini akan terjadi padaku.

"Bisakah kita berfoto bersama?" Tanyaku ragu. Sebenarnya aku takut karena dia tidak begitu mengenal aku seperti aku mengenalnya.

"Sure," ucapnya. Lalu aku mengeluarkan handphoneku dari saku lalu ber selfie ria dengannya.

Setelah selesai, aku langsung kembali ke apartemenku dan Justin entah kemana. Hari ini aku beristirahat dulu dan tidak ke studio. Besok saja.

-

In apartement

Aku membuka pintu apartemenku. Lalu aku langsung berlari dan merebahkan tubuhku ke kasur. Hari yang sangat melelahkan sekaligus bahagia. Sangat-sangat bahagia.

"Akhirnya kau bertemu idolamu," ucap seorang lelaki yang membuat mataku terbuka lagi. Calum.

"Sedang apa kau disini? Pulang sana. Ini apartemenku." Aku beranjak malas dari kasur lalu mendorong tubuhnya ke pintu.

"Kau tidak suka lelakimu datang menjengukmu?" Mendengarnya, aku langsung memasang wajah sinis. Bukannya tidak suka, namun aku sedang tidak ingin melihat wajahnya.

"Ayolah, aku mau istirahat," jawabku ketus. Calum hanya tertawa lalu mencium keningku.

"See you later, my princess." Lalu Calum menghilang dibalik pintu.

Aku kembali ke kasur dan mencoba untuk tidur. Calum, lelaki yang dekat denganku sejak 3 bulan lalu. Entah apa status kami sekarang. We keep each other's eyes. Saling menjaga satu sama lain. Perasaanku ke dia tidak bertumbuh. Entah aku ini menyukainya atau tidak. Yang jelas, aku nyaman berada didekatnya.

Aku mengambil handphoneku dan melihat notifikasi. Ada 1 pesan. Dengan segera aku membukanya. Ah dari Justin.

From: Justin Bieber

Hello Saara

Aku tak membalasnya karena aku terlalu gugup. Aku dan Justin sudah menjadi teman. Haha iya, teman. Senang sekali rasanya bisa berteman dengan idolaku sendiri.

*

In studio

"Helloooooo everyoneeeee guess who's coming ...," teriakku saat sampai didalam studio. Semua orang terdiam menatapku dan aku juga ikut terdiam.

Like, what the hell? Ada Justin. Justin Bieber duduk di sofa. Duduk di sofa studio ini. Aku jadi salah tingkah dan langsung duduk disamping Mike. Mike sudah kuanggap seperti kakak ku sendiri.

"So ... kita kedatangan tamu. Hari ini kita akan membantunya membuat lagu untuk album terbarunya yang akan keluar November nanti." Rodney membuka pembicaraan. Aku disini sangat gugup sekali dan telapak tanganku sudah basah karena keringatan.

"Okay Saara ... your idol is here. Ya better talk to him." Mike menyiku tangan kananku yang membuat mereka tertawa dan aku jadi salah tingkah.

Mimpiku jadi kenyataan! Aku akan membuat lagu bersamanya.

"Um ... what kind of songs do you want to?" Tanyaku mencoba untuk santai.

"You know, kind of catchy song. Easy listen and represent my feeling on it. Aku sudah menulis beberapa lagu untuk album ini. Mungkin kau mau melihatnya?" Justin memberikan buku yang berisikan lirik lagu yang sudah dia buat.

"Bagaimana nada dari 'What Do You Mean'?"

"What do you mean? When you nodding head yes, but you ended say no ..." Justin bernyanyi dengan mantap.

"I think it's better with 'when you nod your head yes, but you wanna say no ... what do you mean?" Justin langsung menyetujuinya dan aku menghapus kata-kata yang diubah.

Begitupun selanjutnya sampai lagu What Do You Mean ini selesai. Sejujurnya, lagu ini sangat sangat bagus. Mungkin ini ditunjukkan untuk mantan pacarnya dulu. Kalian tahu siapa.

* * * * * *

End of Part 3. Wait for Part 4!

FYI: Calum is a jealous type. He's deeply jealous to Justin.

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang