Part 15

274 38 0
                                    

Saara's POV (Point of View)

Cemetery

"Hi." Aku sudah tepat berada di depan makam ayahku. Disebelahnya terdapat makan Jill, lalu Samantha. Ya Tuhan, terakhir aku bertemu ayah dan Jill 2 tahun yang lalu. Malah aku belum sempat bertemu Samantha, adik tiriku.

Aku tidak menyangka kalau waktu itu adalah pertemuan terakhirku dengan mereka. Secepat itukah Engkau harus mengambil mereka? Tanpa merenga mengucap pamit?

Aku tidak ingin menangis dihadapan mereka. Aku menahannya dengan sekuat hati. Aku menaruh 3 buket bunga mawar ke masing-masing makam.

"Tolong, tolong perhatikan aku walau kau sudah disana, ayah." Aku memegang batu nisan nya.

'Ben Palvin', 'Jill Palvin, 'Samantha Rhode Palvin'.

*

"Saaraaaa!" Semua orang di studio menyambutku dengan gembira. Setelah beberapa hari aku tidak datang, akhirnya aku kemari juga.

Aku memeluk mereka satu persatu. Namun, perasaan ku masih belum bahagia. Mungkin karena aku baru saja dari makam keluarga ku.

"Kau baru saja dari 'tempat' keluargamu?" Tanya Rodney. Aku hanya mengangkat kedua alisku. Hari ini, aku sedang tidak ingin banyak bicara. Mungkin aku akan lebih banyak mendengarkan. Sepertinya mereka mungkin mengerti dengan keadaanku sekarang. Mereka tidak terlalu banyak bertanya.

"Yo guys, i'm here." Justin muncul dari balik pintu masuk dan berteriak. Dia terlihat bersemangat sekali. Berbeda denganku yang tidak ada semangat-semangatnya. Semua berdiri dan memelukknya kecuali aku. Aku duduk dengan memegang buku dan pena ku.

"Why you don't give me a hug, beautiful woman?" Justin jongkok dan menatapku. Aku hanya menggeleng lemas dan menulis entah apa di buku ini.

Justin langsung berdiri dan terdengar menanyakan tentang hal ini pada mereka. Dan aku mendengar mereka menjelaskan apa yang terjadi. Lalu semenit kemudian, Justin sudah jongkok lagi namun disamping kananku.

"I'll make my baby girl happy." Lalu dia mencium pipi kananku dan masuk ruang rekaman. Hari ini dia rekaman lagu terakhir yang berjudul 'Company'.

Dia mulai bernyanyi dan aku mendegarkannya.

Tanpa terasa aku melebarkan senyumanku. Lagu ini benar-benar sempurna. Aku memandang Justin lekat tanpa berpaling sedikitpun. Dia terlihat tampan sekali ketika bernyanyi. Dia memakai topi hitam yang membuat ketampanannya bertambah. Dia bernyanyi tanpa melihat teks lagi. Ternyata dia sudah mahir menyanyikan lagu ini.

Aku langsung memalingkan pandangan ku ke buku karena Justin menangkap basah aku sedanh memperhatikannya. Ini sungguh memalukan. Aku melirik lagi kearahnya dan dia masih memperhatikanku sambil tersenyum. Aku kembali menatap buku ku.

"Julia, can i borrow your phone?" Julia menatapku keheranan. "No... no... i just wanna text Mike...," kataku.

"Oh sure." Julia mengeluarkan handphone nya dari saku lalu memberikannya padaku. Aku membuka aplikasi iMessage dan mencari kontak Mike.

_______________________________________

Mike Posner
_______________________________________

Yo dumbass... why you
didn't come to studio?


Hello miss moron i'm
busy at home. Sorry
my gf is coming.

Oh sure tell her i say
hi... bye dumbassssss

Why you use Julia's
not your own phones?

Just want to test you.
Bye

_______________________________________

"Thanks." Aku mengembalikan handphone Julia lalu aku terkejut karena Justin sudah berdiri didepanku.

"Hi beautiful lady, bagaimana suaraku tadi?" Justin duduk disebelahku dan menunggu jawaban dariku.

"Amazing... super amazing," jawabku sedikit kaku. Aku memperhatikan sekitarku dan semua sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Lalu Justin berdiri. "Okay i gotta go. Bye guys." Seperti biasa, semua berpelukan kecuali aku. "Hey miss beautiful, i'll pick you at 7." Justin mengedipkan mata kanannya lalu keluar dari studio.

Aku melihat jam di handphoneku dan ternyata sudah jam 4 sore. Oke selama 3 jam ini aku akan menghabiskan waktu ku untuk bermalas-malasan. Aku sedang tidak ada ide baru untuk dituangkan kedalam tulisan. Terkadang walaupun aku sedang tidak ada kerjaan; menulis lagu untuk siapapun, aku lebih memilih pergi ke studio.

"Guess who's coming..." Mike tiba-tiba muncul membawa 3 kotak Pizza dan ... pacarnya.

* * * * * *

End of Part 15. Wait for Part 16!

Terima kasih sudah mau membaca cerita ini. Aku harap kalian suka dan mau memberi vote. Dan aku harap juga kalian mau memberikan komentar untuk cerita ini agar aku bisa lebih baik lagi kedepannya. Dan jangan lupa tambahkan cerita ini di 'readinglist' kalian ya!

Terima kasih.

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang