Part 8

292 39 0
                                    

Saara's POV (Point of View)

At party

Disini ramai sekali. Banyaknya teman Justin dari yang aku tahu sampai tidak tahu. Aku mengambil minuman soda lalu duduk dibangku. Semua orang berdiri karena sedang asyik bergoyang seiring dengan lagu yang dimainkan DJ. Hari ini aku sedang tidak ingin bersenang-senang. Mungkin karena bawaan flu. Padahal aku termasuk orang yang gila pesta. Senang bermabuk-mabuk. Sering pergi ke klub malam dan lain sebagainya. Namun aku anti dengan narkoba dan teman-temannya.

"Let's go party to celebrate Justin's new single released today!" Semua orang loncat kegirangan termasuk Justin. Sementara aku duduk sendiri disini.

Aku memperhatikan gerak gerik Justin. Ternyata dia lucu juga saat bergoyang. Gerakannya yang aneh membuatku tertawa.

"What are you laughing at?" Suara Mike mengejutkanku. Mike lalu duduk disampingku dan aku menunjuk kearah Justin.

"Oh your favourite boy? Huh?" Mike meminum minumannya sedangkan aku hanya mengangguk sambil memperhatikan Justin.

"You know ... he's not only my idol. He's also my friend, and someone that stole my heart." Aku menyenderkan kepalaku ke pundak Mike. Pandanganku tetap melekat pada Justin yang asyik bergoyang bersama beberapa wanita yang tidak kukenal.

"I know that. Kau harus lebih bersabar, Saar. Kau tahu, Justin baru saja putus dari mantan kekasihnya. Dan itu membuatnya sedikit frustasi. Dia sedang dalam masa pemulihan. Tingkahnya jadi sedikit aneh. Tapi kau harus memakluminya. Kau harus berada disisinya selalu kalau kau ingin merebut hatinya. Okay?" Mike mengelus rambutku. Aku mengangguk dan memejamkan mata.

"Saara?" Panggil seseorang. Aku langsung membuka mataku dan melihat Justin sudah ada didepanku dan membawa dua gelas minuman.

Aku langsung berdiri dan mengikuti Justin dari belakang. Tak lupa aku melambaikan tangan pada Mike.

Justin berhenti dan duduk di pinggiran kolam renang. Aku mengambil gelas yang Justin tawarkan padaku. Tidak ada percakapan diantara kami.

"Justin," panggilku pelan.

"Ya sweetheart?" Jawab Justin.

"Um ... ah nothing." Aku mengalihkan pandanganku dari wajahnya. Namun tangannya memegang wajahku dan mengarahkannya kembali ke wajahnya.

"Talk to me right now." Wajah Justin menjadi lebih serius dan jantungku makin berdegup kencang tak beraturan.

"So ..." Aku mengigit ujung bibirku. "About us ... i like you a lot." Aku tertawa canggung.

"Yeah me too, Saar. You're amazing woman," jawab Justin terkekeh. Aku hanya bisa menelan ludah. Bukan itu maksudku, Justin.

"Well ... i mean i do have a feeling for you. Like ... you know what i mean. My heart is empty without you. This feeling is start growing since i met you in person. In real life. Not in the TV." Wajah Justin berubah menjadi datar. Matilah aku.

"I'm starting singing 'Catching Feeling' on my head you know?" Aku tertawa pada hal yang tidak ada lucunya sama sekali.

"In my head we're already together. I'm good alone but with you I'm better." Aku mulai mengucapkan lirik lagu tersebut. "Should I tell him how I really feel? Or should I move in close or just be still?"

"Justin, i ... i love you. I do really love you." Aku mencoba memegang tangan Justin.

"Saara ...," panggil Justin. Aku mengatur nafasku karena rasanya aku mau pingsan. Sepertinya aku melakukan hal terbodoh.

"I do love you too, Saara Angeline Palvin. I'm in love in with you since we wrote songs together. You know ... you're the sweetest girl i've ever met. You're different from another woman." Aku membuang nafas panjang karena lega mendengarnya. Sepertinya ini akan berujung baik.

"But, i'm so sorry Saar. I've failed in my latest relationship. I put my heart into her hand, i give the world that i had, and i treated her like the only girl in the world. But it was drain. She didn't love me the same. And i was very hurt, until now. I'm so sorry Saara i'm not ready to start a new relationship with anyone."

Aku tercengang mendengar Justin. Jantungku rasanya berhenti seketika. Justin mengelap air mataku yang sudah tumpah dari tadi dan memelukku erat. Aku menangis lagi didalam pelukannya.

"Hey hey Saara listen to me. I love you okay? You ain't gotta be my lover, for you to call me baby. So you can call me babe anytime you want, Saara. Please i don't want us to be separate. I love you." Aku hanya bisa mendengarkannya tanpa bicara sepatah katapun.

Justin mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku.

* * * * * *

End of Part 8. Wait for Part 9!

Love you all for the people who re

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang