Saara's POV (Point of View)
LA
Aku kembali menjalani rutinitasku, menulis lagu dan pergi ke studio. Sejak Justin datang ke rumahku di Boise, aku dan dia sudah berbaikan. 'Hubungan' kami sudah kembali seperti semula. Hubungan yang tidak jelas karena kami bersahabat namum sebenarnya lebih dari itu.
Dan Justin juga sering menyebutkan namaku di dalam suatu wawancara sebagai sahabat. Rasanya ... tidak bisa dideskripsikan lagi.
Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju kantor majalah X, karena aku akan diwawancarai seputar Justin Bieber.
Setelah sampai aku bertemu dengan pewawancara, Ashley.
"Hey Saara! Have a sit." Ashley menyuruhku duduk di sofa. Lalu Ashley menyiapkan kebutuhannya untuk mewawancarai ku.
"So Saara, how are you today?" Tanya Ashley bersemangat.
"I'm completely fine!" Jawabku tak kalah bersemangat.
"Bagaimana kabar kedekatanmu dengan Justin Bieber?"
Aku harus jawab apa ini? "We're good. We did almost everything together. He's really a best bestfriend. We're sooooo sooo close. I'm so glad i met him." Aku melebarkan senyumanku.
"Bagaimana tanggapanmu tentang album terbarunya, Purpose?"
"It's indeed an amazing album. He put his heart in it. You know, we worked together, wrote songs together. I know his hardwork on this album. The best of all his albums. We didn't sleep just to recorded songs. He was busy with shows, photoshoots, all the interviews. But he came to the studio just to finish wrote the songs with us. He's a hardworker." Aku jadi teringat saat-saat kami di studio bersama menulis lagu.
"Wow, kau memang benar-benar dekat dengannya." Ashley terlihat sangat kagum. Dan aku hanya bisa tersenyum.
"Uh ... how about your ex lover, Calum? Are you still close to him? Karena berita terakhir mengabarkan kalau kau dan Calum makan siang bersama disuatu restoran." Aku tertawa sedikit mendengarnya.
"Oh god. He's not my ex lover, or something like that. We're just friends." Aku mencoba untuk santai. "Like me and Justin."
Aku mengigit ujung bibirku. Rasanya aku ingin meninggalkan wawancara ini dan langsung pulang ke apartemenku.
"Waktu itu aku menunggu temanku dan dia sedang menunggu temannya. So we talked and ... our friends didn't show up. So he drove me home safely. Just that. Nothing else. You know, we were just do some friends thing."
Ashley hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Uh well today is Calum's birthday." Aku terkejut mendengarnya. Hari ini? 25 januari! Ah hari ini memang benar ulang tahun Cal. Aku lupa.
"Oh yeah today is his birthday!" Aku pura-pura sudah mengetahuinya.
"Aku akan merekam kau mengucapkan selamat ulang tahun untuk Calum Hood. Dan rekaman ini akan ku unggah ke instagram resmi majalah X. Oke?"
Aku mengangguk heran. Sebenarnya ini wawancara tentang Justin atau Calum?
"Siap? Mulai!" Kata Ashley yang sudah merekamku melalui handphone yang dipengangnya di tangan kanan dan ini membuatku jadi salah tingkah. Aku harus bilang apa?
"Well ... happy birthday to my friend, Calum Hood! Yeay! I wish nothing but the best for you and your band. I hope you have a great birthday this year! And if you'll throw a birthday party, don't ever forget to invite me!" Ashley selesai merekam.
Aku langsung bernafas lega karena aku sangat gugup. Dia bilang akan mengunggah video itu nanti siang.
Lalu aku berpamitan pulang dan menuju ke studio.
* * * * * *
End of Part 24. Wait for Part 25!
Kalian bisa request mau lanjutan cerita ini seperti apa!
KAMU SEDANG MEMBACA
You're A Song To Me
FanfictionI'll wait for you, Justin. Love triangle between Justin Bieber, Saara Palvin and Calum Hood.