Part 13

285 41 2
                                    

Saara's POV (Point of View)

Studio

"Hi Samantha!" Kataku saat melihat wajah lucu Samantha melalui panggilan video. Ini pertama kalinya aku melakukan panggilan video dengan ayah, Jill dan Samantha. Sam terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Umurnya baru 1 tahun.

"Say hi to Angel," kata Jill menghadap Sam. Sam hanya tersenyum dan sedikit melambaikan tangan.

"Okay time is up honey. Hari ini kami akan pergi menuju Los Angeles. Besok kami akan sampai." Aku langsung melirik jam tanganku. Sudah jam 3 sore. Mungkin mereka sampai besok jam 7 pagi.

"Hati-hati ayah. Aku tidak sabar untuk bertemu kalian." Aku mematikan panggilan ini lalu melepas headset dan menaruh handphone ku di tas.

"You're gonna meet them, huh?" Tanya James setelah aku sudah memasukkan handphone ku.

"Yup." Aku menjawabnya dengan singkat.

"Jadi kalian sudah baikan?" Julia ikut menimbrung.

"Begitulah. Rasanya bahagia sekali sudah baik seperti ini." Aku mengambil buku untuk menulis.

"Hello guys." Terdengar pintu dibuka dan muncul lah Justin. Kebetulan sofa yang kududuki tepat menghadap pintu masuk. Jadi terlihat jelas seorang Justin Bieber dengan berpakaian kaus santai dan celana jeans robek serta memakai topi masuk kedalam studio.

"Finally our man is coming. Mari kita rekaman untuk lagu ini." Sonny atau yang sering disebut dengan Skrillex; yang dari tadi dengan kami menunggu Justin, siap untuk membantu proses rekaman ini.

Justin akan rekaman lagu 'The Feeling' yang rencananya akan berduet dengan Saara Palvin. Ya, itu aku. Entah apa yang harus aku lakukan lagi. Sudah berpuluh-puluh kali aku menolak ajakannya. Dan ber-ratus-ratus kali juga Justin mengajakku.

"So Saara, are you ready?" Tanya Justin.

"No i'm not. Kau harusnya mengajak orang yang bisa bernyanyi. Bukannya aku. Kau tahu aku tidak bisa bernyanyi, suaraku sangat buruk, dan nafasku sangat pendek kalau bernyanyi. Aku mudah capek Justin. Kau tidak mau kan dialbum mu nanti ada lagu yang gagal?" Justin menggelengkan kepalanya. "Nah maka dari itu, kau lebih baik berduet dengan Julia."

Aku menunjuk Julia dan benar saja, dia langsung merengutkan dahinya. "Hell no, Saara. Kau yang diberi kesempatan ini. Kau harus mencobanya atau kami semua akan memusuhimu!" Sial. Bisa saja mereka mengancamku. Dengan terpaksa aku mengangguk dan semua bersorak ria.

Justin masuk ke ruang rekaman dan memakai headphone. Lagunya sudah dimainkan dan Justin menyanyi sesuai lirik yang sudah ada.

Setelah itu selesai Justin rekaman, sekarang giliran aku yang masuk ruang rekaman. Aku ditunjuk untuk menyanyikan bagian chorus, dimana nanti suara aku dan Justin akan terdengar bernyanyi bersama.

"Ok i'm ready." Lalu lagu pun terdengar dan aku bersiap untuk menyanyikan bagianku.

'Am I in love with you? am I in love with you?
Or am I in love with the feeling?'

Sumpah, jantungku rasanya berdetak sangat kencang. Ternyata suaraku tidak terlalu buruk.

'Trying to find the truth, trying to find the truth
Sometimes the heart is deceiving
Can't get out of my head, and I need you to save me'

"Hold on for a second." Lagu tersebut di berhentikan sejenak. Aku melepas headphone yang aku pakai lalu aku meminum air mineral yang tersedia. Kepalaku sudah mulai pusing sejak dipertengahan lagu. Ya Tuhan, pandanganku menjadi kabur. Badanku seketika lemas dan langsung tergeletak ke lantai.

Terlihat sekilas Justin meneriakki namaku.

* * * * * *

End of Part 13. Wait for Part 14!

Thanks for reading it. Don't forget to vote and comment.

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang