Studio
"Please don't drink to much." Julia mencoba untuk merebut botol wiski yang kuminum. Namun aku menahan botol ini ditanganku. Salah sendiri siapa yang suruh membawa minuman kesukaanku.
"I know i shoudn't drink too much. I have to work. But i just wanna lay and drink." Aku merebahkan tubuhku ke sofa yang panjangnya seukuran tinggi badanku.
Terdengar suara handphone berdering. Sepertinya itu milikku. Dengan sempoyongan aku membenarkan posisiku menjadi duduk dan mengambil handphoneku. Namun sayangnya Mike sudah mengambilnya duluan.
Aku kembali rebahan dan mengurut kepalaku yang pusing.
"Ya, she's drunk." Mike melirikku dan aku melambaikan tanganku.
"She's stubborn. And we already told her. But she don't wanna listen to us." Menyebalkan sekali dia bilang aku keras kepala.
Mike menaruh kembali handphoneku ke meja dan duduk disebelahku.
"What?" Tanyaku padanya. Wajahnya menjadi terlihat samar-samar.
"Mulutmu bau alkohol. Your man will pick you up in a minute." Mike mengambil botol yang kupegang namun aku membiarkannya. Aku sudah tidak kuat lagi meminumnya.
Kepalaku sudah benar-benar pusing. Aku sudah tidak kuat lagi rasanya untuk berdiri.
"Let's go." Aku samar-samar melihat muka pria yang menghampiriku dan membawaku keluar studio. Badanku hampir terjatuh ke aspal namun ada yang membantuku. Entah siapa dia, aku sangat berterima kasih padanya.
-
"I bring her to my place." Suara seorang pria terdengar saat aku sudah sedikit tersadar dan membuka mataku perlahan.
"Chill bro. I'm with my band. And some girls. She's safe." Aku memandang sekelilingku. Aku berada dikasur dan aku sedang berada dikamar siapa.
"Alright." Pria itu memasukkan handphonenya ke saku celana lalu berbalik arah dan berjalan menujuku. Calum.
"Hey drunker. Kau sudah bangun ternyata." Cal duduk di pinggir kasur dan mengacak-acak rambutku. Aku membiarkannya melakukan itu karena aku masih lemas. "You're in Luke's place."
"Ya. Thank you for helping me." Aku mencoba untuk duduk. Lalu Calum memberikanku segelas air putih dan langsung kuhabiskan saat itu juga.
"I'll go outside. Keluarlah kalau kau sudah tidak pusing lagi." Cal meninggalkanku sendiri. Aku mengambil handphoneku di meja dan mengirim pesan kepada Justin. Aku melirik ke jam yang ada di bagian atas layar. Jam 11 malam.
Justin.........
11.04 PMWhat?
11.15 PMSorry i was drunk and
Cal pick me up and he
took me to Luke's place.
And i'm sorry pls don't
mad at me :(
11.15 PMI'm glad you're ok.
It's all fine. Next time
you have to drunk with
me, okay?
11.23 PMOk my Bieber. Love you
good luck with ur shows
tomorrow. I love you.
Read 11.25Ternyata pesanku hanya dibaca saja olehnya. Mungkin dia kesal aku berada dekat Cal. Namun apa daya, dia yang membawaku kesini dan aku sudah disini. Aku menyimpan handphoneku ke saku celanaku lalu berjalan ke wastafel untuk mencuci mukaku. Aku mencium bajuku yanh ternyata bau alkohol. Ah, biarkan aja. Pasti mereka yang diluar sana sudah biasa dengan bau ini.
Aku keluar kamar dan menuju ke ruang tamu. Ternyata sudah ramai dengan Cal dan teman-temannya.
"Hi." Aku menyapa mereka dan mereka menyapaku balik.
Tunggu. Sepertinya wajah-wajah wanita dan pria ini tidak asing lagi.
"Cherri Bomb?" Aku menebak asal. Ah itu nama lama band mereka. "Ah, Hi Violet." Aku tersenyum lebar dan mereka tertawa bersama dengan band Calum.
"This is Saara Palvin, a songwriter." Calum mengenalkanku pada mereka dan aku menjabat tangan mereka satu persatu.
Aku duduk disebelah Michael. Dan Calum duduk disebelah wanita bernama Nia. Mereka terlihat dekat sekali.
* * * * * *
End of Part 29.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're A Song To Me
FanfictionI'll wait for you, Justin. Love triangle between Justin Bieber, Saara Palvin and Calum Hood.