Part 38

289 36 0
                                    

"Saara. Saara hey." Calum memegang wajahku dengan kedua telapak tangannya. "Saara listen to me. We do really need you here. I need you here and I won't let you go. I won't. I love you Saara. So please Saara, please don't do that stupid thing again, okay?"

Aku mengangguk dengan cepat dan memeluk Calum. Aku sangat senang mendengarnya.

"We need you here, Saar." Mike membuka suara saat aku melepas pelukan Calum.

"I can't see you hurting like this. You are my family. Aku tidak mau keluargaku tersakiti seperti ini. kau harus merelakannya dengan wanita lain. You really need to let Justin go and let Calum too. Aku tidak bisa melihatmu melakukan hal gila ini. Kau mencoba bunuh diri, Saar. Dan itu sangat tidak oke bagiku. Kau akan menemukan kebahagiaan nanti, tapi tidak sekarang.You have to live your precious life."

"Yeah. You still need to work btw," timpa James. Aku hanya diam. "C'mon i'm just joking."

"I know." Aku tersenyum tipis.

Lalu tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan masuklah pria yang membuatku menjadi seperti ini. dia memegang sebuket bunga mawar di tangan kanannya. Semua mata tertuju padanya. Wajahnya terlihat sangat ... tidak bisa diekspresikan. Seketika perutku menjadi sakit lagi.

"What are you doing here?" Tanyaku ketus. "Who's telling you i'm here?"

"I told him." Mike mengaku. Aku melotot padanya. Namun dia tidak mengacuhkanku.

"We need a moment, please?" Justin meminta semua orang untuk keluar dan mereka keluar satu persatu. Kulihat Calum menatap Justin tajam namun Justin tidak mempedulikannya. Kurasa ini waktu yang tepat untukku menyelesaikan permasalahan ini.

"So ... what are you gonna talk about?" Aku mencoba untuk sesantai mungkin walaupun sebenarnya aku ingin bangun dan menamparnya.

"I'm sorry for what happened to you." Justin meletakkan bunga yang dia pegang ke meja.

" Justin meletakkan bunga yang dia pegang ke meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"And i'm sorry about yesterday. That interview."

"Oh, jadi selama ini kau selalu bilang maafkan aku, tujuannya untuk ini? Agar aku memaafkanmu saat kau melakukan itu? Saat kau mengumumkan ke seluruh dunia kalau dia pacarmu? Oh." Air mataku sudah mengalir menuju pipiku. "So where is the words 'I'll open up my heart for you'?"

"Saara please lis-"

"I wait for you like forever. Since the first time you said that bullshit to me, aku menjauh dari Calum karena itu. I do really want you, Justin. I love you. It's all wasted. the things between us all bullshit and fake. Percuma saja selama ini meluangkan semua waktuku untukmu. You don't love me. You just used me. You fooled me. You played me like a doll."

"I do love you Saara. Everything we did was real." Justin menyentuh kepalanya berulang kali.

"If what we had was real, how could you be fine? Tell me why you're getting back with her?"

"I ... i ... i -"

Aku memotong kata-katanya. "Don't explain me anyt-"

"I love her."

Jantungku seperti tertancap tombak. Did he just said he loves her? He loves her? Dia mencintai Selena? Aku langsung menutup mulutku dan menangis tersedu. Selama ini dia berbohong padaku?

"Why? Why didn't you tell me at the first time?" Aku berteriak dan menunjuk tepat di wajahnya. "You know what? I stabbed myself last night because of what? You asshole. Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Apa kau berencana untuk menyiksaku? Kau memang merencanakan ini semua agar aku bunuh diri? Alright if you said so ..."

Aku mencabut lagi jarum infus ditangan kiriku dan darah segar mengalir keluar. Lalu aku menyayat nyayat kedua urat nadiku ditangan kiri dan kananku dan darah mengalir lagi.

"SAARA NO." Justin merebut jarum tersebut (anggap aja itu tajam yah walaupun kecil namun berbahaya.) dan menekan tombol panggil agar suster cepat datang. "I never thought that. I swear. GUYS HELP ME"

"Well, i'll be dead soon Justin. You will be happy with Selena without thinking of me. I love you Justin. You're like a song me. Forever always in head." Pandanganku menjadi kabur seketika dan semu orang berteriak. Entah apa yang mereka teriakkan karena aku sudah tidak fokus lagi pada apapun.

Namun aku masih bisa melihat wajah Calum yang berada tepat didepan wajahku. Tapi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.


* * * * * *

End of Part 38.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku juga tidak tahu... hehe karena aku bingung mau ngelanjutinnya begimane.

any suggest? terima kasih sudah membaca dan memberi vote serta komentar.

amnesia - 5sos

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang