Part 11

300 38 0
                                    

Saara's POV (Point of View)

Studio

"I'm back!" Kataku berteriak saat memasuki studio yang biasa kudatangi untuk menulis lagu. Mike langsung berlari dan memelukku. Aku memeluknya erat.

"Bagaimana keadaanmu, saudariku?" Mike menuntunku duduk di sofa.

"Sekarang aku sudah baik." Aku duduk di sofa. Tak lupa aku memeluk Julia, James dan Rodney.

"Ada cerita apa saja saat aku tidak hadir?" Tanyaku.

"We got a lot of stories about you and Bieber," jawab Rodney. Dan aku langsung mengerutkan dahiku. Cerita apa memangnya tentang kami? Ah aku jadi memikirkan Justin. Sedang apa dia sekarang? Sudah 1 hari dia tidak memberikan kabar. Padahal aku sudah mengirimnya pesan beberapa kali. Mungkin dia sibuk. Aku harus mengerti.

"Kau memikirkan apa sampai melamun seperti itu?" Suara Julia mengejutkanku. Aku hanya tersenyum kecil lalu mengambil buku untuk menulis.

"Well we're gonna write songs for Gwen Stefany's upcoming album," kata Julia. "Jadi mari kita kerahkan pikiran kita." Semua sibuk berbincang tentang lagu yang akan dibuat kecuali aku. Aku berkutik dengan handphoneku. Membuka semua sosial media yang aku punya. Dengan tujuan mencari tahu kabar Justin. Namun tidak ada satu klu yang memberitahuku dimana Justin berada.

Aku memasang headset dan mendegarkan lagu Justin yang ada di handphoneku. Untuk mengurangi rinduku padanya. Aku sudah tidak bisa mendegar lagi percakapan diantara mereka. Aku fokus dengan handphoneku. Sesekali aku melirik kearah mereka yang sedang tertawa dan melihatku sambil tertawa. Apa mereka sedang membicarakanku? Ah aku tidak peduli.

Aku fokus ke handphoneku karena aku sedang bermain permainan 'Candy Crush'. Ketika aku melirik kearah mereka, mereka semua menatapku dengan tatapan aneh dan tertawa-tawa sendiri. Aku menaikkan kedua alisku tanda tidak mengerti. Lalu mereka menunjukkan jarinya kearah belakangku. Ada apa? Aku langsung menoleh kebelakang dan mendapati Justin berdiri dibelakangku dengan membawa bunga. Yang benar saja?

Aku langsung berdiri karena tidak percaya dia yang tidak ada kabar tiba-tiba datang dan sudah ada dihadapanku.

"Hey," sapanya dengan senyuman yang sangat lebar. Lalu dia memberikan buket bunga yang dia bawa kepadaku. Aku membalas senyumannya malu-malu lalu aku melirik manusia-manusia yang berada dibelakangku dan mereka tertawa bahagia dan sekaligus mengabadikan momen ini dengan handphone mereka. Ya Tuhan aku malu sekali.

"Can i borrow her?" Tanya Justin kepada mereka. Mereka langsung mengangguk bersamaan.

"Tolong jaga dia. Jangan sampai dia kenapa-kenapa. Dia masih harus bekerja besok," ucap Mike yang membuat semua tertawa.

Aku dan Justin keluar dari studio dan berjalan menuju mobil Justin yang sudah terparkir didepan studio. Dan ... sudah ada beberapa wartawan yang sibuk mempotret kami.

Setelah sampai didalam mobil, Justin langsung menyalakan mesin mobil dan pergi.

-

Kami sampai didepan sebuah rumah mewah. "Ini rumah siapa?" Tanyaku.

"It's my mom's house." Justin memarkirkam mobilnya di tempat parkir yang telah tersedia. Setelah itu kami turun dan berjalan menuju kedalam rumah.

"Mom ... we're here." Justin berteriak ketika sudah sampai didalam rumah. Rumah yang cukup luas untuk ditinggali 1 orang saja. Atau mungkin ibu Justin tinggal bersama saudaranya.

"I'm coming!" Suara ibu Justin terdengar dari lantai atas. Aku yang hanya berpakaian kaus hitam santai dan memakai celana Jeans biru langit serta memakai flatshoes jadi merasa tidak enak karena kurasa ini bukan pakaian yang tepat untuk bertemu dengan seseorang yang penting. Seharusnya Justin memberitahu agar aku bisa memakai baju yang lebih rapi lagi. Namun apa daya, kami sudah disini.

Ibu Justin turun dari tangga dengan memakai pakaian santai yang serupa denganku. Jantungku jadi berdegup kencang. Karena selama hidupku aku tidak pernah dikenalkan orang yang aku suka ke orang tuanya. Ya aku sangat menyukai Justin dan hanya Justin yang mengenalkan aku ke orang tuanya dan aku jadi merasa beruntung.

"Hi you must be Sarah, right? I'm Pattie. Just call me Pattie." Ibu Justin menyodorkan tangannya dan aku langsung menjabatnya tanpa ragu.

"It's actually Saara. Without H and double A." Aku mencoba untuk membenarkan namaku karena Pattie salah menyebutkan namaku. Untung saja dia merespon dengan baik.

"Justin ajak dia berkeliling rumah dulu. Aku akan menyiapkan makan siang." Aku, Justin dan Pattie berpisah.

Aku dan Justin berkeliling rumah Pattie yang besar ini.

* * * * * *

End of Part 11. Wait for Part 12!

Thanks for reading. Please give vote and comment thanks

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang