Part 35

222 31 1
                                    

Mike sudah bertunangan dengan Clara. Sedangkan aku? Punya pacar saja belum. Aku masih terlalu muda untuk urusan seperti ini. Aku masih ingin melanjutkan karirku dan bersenang-senang dimasa mudaku.

Sebenarnya sampai kapan aku dan Justin akan seperti ini? Pacaran tidak. Lebih dari teman iya. Ini sungguh menyiksa batinku. Aku tidak bisa memilikinya seutuhnya. Sepertinya aku menunggunya terlalu lama. Dan ... entahlah. Kepalaku pusing memikirkan hal ini.

••••

"Kau baca tidak di situs berita online?" Julia menyenggol tanganku. "Kabarnya Calum dekat dengan Nia Lovelis."

Nia? Nia Hi Violet itu?

"Oh. Don't really care about him." Mataku tidak berpaling dari permainan yang kumainkan di handphoneku. Sebenarnya aku sangat peduli. Apalagi dia dekat dengan perempuan yang tidak kusukai. Namun demi menjaga gengsi, aku berbohong.

"What if they're dating?" Aku melirik sedikit ke arah Julia. Lalu aku fokus lagi pada permainan ini.

"I'll happy for them of course." Tidak. Aku tidak rela kalau sampai mereka berpacaran.

Tiba-tiba, ada pesan iMessage dari Justin.

Cutie Justy

Saara i'm sorry
1.09 PM

For?
1.09 PM

For something i'll do
later.
1.09 PM

What will you do?
You'll burn my place?
1.10 PM

Lol no. Idk yet but sorry.
1.10 PM

You not calling me Bara
anymore?
1.11 PM

It's better to call you
Saara.
1.12 PM

Alright then.
Read 1.13 PM

"Hanya dibaca saja olehnya," gumamku dalam hati. Aneh sekali Justin. Biasanya dia bertingkah aneh seperti ini saat dia sedang ada masalah. Mungkin dia sedang banyak pikiran.

Drrtt... ddrrtt...

Ah Calum menelepon. Padahal baru saja aku dan Julia membicarakannya.

"Hey Saara how are you?" Semangat sekali suaranya.

"Fine. You?"

"Yeah i'm super great." Sepertinya dia baru menang lotre.

"You seems so happy. What happen?" Tanyaku penasaran.

"Yes i am the happiest man in the world." Aku tertawa mendegarnya.

"Oh really? Tell me why."

"We're dating." Aku terdiam sesaat saat dia bilang kata-kata itu.

"What?" Aku tak percaya dengan apa yang barusan dia katakan.

"Yeah. Me and Nia are dating." Mereka pacaran? Calum dan Nia? Nia Hi Violet yang tidak kusuka? Fuck.

"Oh ... o ... congrats btw. I'm sorry i gotta go i have to work."

Aku mematikan panggilan tersebut lalu mengambil tasku dan keluar studio untuk pulang.

"Hey Saara where are you going?" Teriak Julia yang tidak kuhiraukan.

-

Aku membanting pintu apartemenku. Aku berjalan kesana kemari sambil memikirkan perkataan Calum tadi. Mereka pacaran? Apa benar mereka pacaran? Apa maksud Calum?

Aku sangat tidak rela kalau Calum memiliki seorang pacar. Ya Tuhan. Aku menghapus air mataku yang tidak mau berhenti sedari tadi di studio.

"Fuck you Calum." Aku berteriak sekeras mungkin. Aku tetap menangis dan berdiri di dekat jendela. Mungkin seperti ini rasanya menjadi Calum dulu. Saat dia tahu aku dekat dengan Justin, saat aku menolaknya, mungkin perasaannya sehancur ini.

Roda memang berputar. Aku yang semula berada diatas, akhirnya berada di bawah.

Aku mencoba menenangkan diriku. Saara, Calum itu hanya temanmu. Kau tidak boleh marah kalau temanmu memiliki kekasih. Kau harus bahagia untuknya.

Saat diriku sudah mulai tenang, aku mencoba untuk tidur.

* * * * * * *

End of Part 35. Wait for Part 36

Maaf ya part ini sedikit sekali. Part selanjutnya mudah-mudahan panjang

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang