Part 42

417 39 5
                                    

"She's perfect," gumamku ketika aku melihat gambar Selena dan Justin berada di cover suatu majalah. Aku membuka majalah tersebut dan membaca beberapa artikel yang muncul. Sampai pada saat artikel tentang wawancara mereka. Aku membacanya dengan detil dan tidak ingin melewatkan satupun.

'We're madly in love with each other. She's perfect to me.'

She's perfect to you. And i'm not. Aku membalikkan halaman dan terlihat gambar Selena sedang tiduran di dada bidang Justin. Ya Tuhan, apa yang barusan saja aku lihat? Aku menutup majalah tersebut lalu menaruhnya kembali ke meja.

Ini benar-benar kehidupanku yang sangat buruk. Kepalaku penuh dengan segala sesuatu tentang Justin dan Selena. Bisa dibilang, setiap hari aku mencari tahu tentang kabar terbaru mereka. I'm their stalker. Penggemar mereka menjuluki mereka 'Jelena'.

Aku membuka buku catatanku dan menulis 'i see her laying across your chest.' Lalu menutupnya kembali.

Hari ini, di studio hanya ada aku dan James. Yang lain? Entah kemana. Aku tidak terlalu mempedulikannya.

Aku merebahkan tubuhku di sofa dan mencoba untuk tidur. Aku memejam kan mataku dan mencoba membayangkan hal yang indah.

"Saara ... Saara ..." Aku mendengar namaku dipanggil dan aku langsung membuka mataku. Oh, James.

"Hmm?" Aku mengucek mataku.

"Aku mau pergi dulu. Apa kau tidak apa-apa sendiri disini? Mungkin nanti akan datang Mike atau Rodney, entahlah."

"It's okay. Bye." James keluar dari studio dan aku melanjutkan tidurku.

-

Aku membuka mataku lalu duduk. Aku terkejut melihat Justin ada dihadapanku. Aku mengucek mataku beberapa kali agar aku tidak salah lihat. Ternyata memang tidak.

"What are you doing here? Sejak kapan?" Justin tertawa melihatku yang kaget seperti ini.

"Sejak tadi. Aku menunggumu untuk bangun karena aku tidak tega membangunkanmu." Justin tersenyum sangat bahagia.

"Haha you were watching me sleep?" Aku tertawa kaku. Karena aku malu.

"I love to see my beautiful babe sleeping." Dia mengedipkan mata kirinya.

"I'm not your babe." Bola mataku memutar.

"Sorry."

"Love you, need you. I need you here to stay."

"What? I'm not going anywhere." Aku heran dengannya hari ini.

"Girl, you're on my mind like 24/7 every single time that i'm not with you."

Aku hanya diam dan memperhatikannya berbicara hal yang aneh.

"If you spend the night, baby it could be heaven."

"Stop. What are you talking about?"

"Hit me on my line if you're tryna come through."

Otakku berpikir keras tentang semua perkataan Justin tadi? Dia mengajakku kerumahnya? Atau apa?

"I feel my hearbeat bumping to the bass. She give me butterflies and they won't go away." Justin lalu memegang tanganku.

Tunggu, tunggu sepertinya aku pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya. Tapi dimana?

"Under the stars, she took my hand and said-"

"Fuck you. It's Memphis lyric." Aku melepas tangan Justin dan dia tertawa sangat kencang.

"Kenapa kau lama sekali berpikirnya?"

"Aku banyak sekali pikiran akhir-akhir ini," kataku sambil membenarkan rambutku yang kusut.

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang