Part 21

241 33 0
                                    

Saara's POV (Point of View)

"NOOOOOOOOO." Aku berteriak sekeras mungkin. Aku menangis histeris di kasurku sambil memukul-mukul bantal.

Aku mengambil handphoneku dan membuka galeri. Aku menghapus semua foto-fotoku dan Justin. Aku membuka pesan yang Mike kirimkan padaku.

'I'm sorry Saara i can't come. I lied to you. Sebenarnya yang ingin bertemu denganmu itu Calum. Maafkan aku.'

Badanku bergetar dan kepalaku rasanya mau pecah. Jadi ini semua ulah Mike? Ya Tuhan, rasanya aku ingin membunuhnya sekarang juga. Aku langsung meneleponnya.

"Hello Sa-"

"Where are you?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Studio. Why?" Aku langsung mematikan panggilan tanpa menjawab pertanyaannya.

Aku mengatur nafasku yang tidak beraturan karena menahan kesal. Aku bergegas menuju studio untuk membicarakan hal ini dengan Mike.

-

"Hey Saara why you come in the middle of night?" Sapa James ketika aku membuka pintu studio.

"Mike, we need to talk." Aku melempar tasku ke sofa lalu menarik tangan Mike dan mengajaknya ke ruang rekaman. Agar mereka yang ada distudio ini tidak bisa mendengar.

"Whoa whoa ... Saara calm down what happened?" Mike mencoba menenangkanku. Aku mengatur nafasku lagi.

"Why you did this to me?" Aku berteriak dan menghapus air mataku yang sudah mengalir. "I told you, i don't want to get involved with Calum anymore. Mengapa kau tak mengingatnya?"

"I'm so sorry Saara. He begged for me. Dan aku mejadi tidak tega karena dia bilang untuk kali ini saja dia ingin bertemu denganmu." Wajah Mike terlihat merasa bersalah.

"Kau tahu apa yang terjadi denganku hari ini? Aku dan Justin memutuskan untuk saling menjauh satu sama lain. Kau tahu kan perasaanku ke dia bagaimana? Karena aku bertemu dengan Calum hal ini terjadi." Aku mengguncang tangan Mike yang besar ini. "Kau tau aku sudah menaruh hatiku ke Justin. Tapi karena kejadian tadi siang aku dan dia harus berpisah untuk sementara. Dan ini sangat membunuhku Mike."

Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.

"Kau tahu kalau Justin tidak suka aku dekat dengan Cal. Namun kau mempertemukanku dengannya tadi siang." Aku menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk kananku. "Apa kau tidak suka aku dekat dengan Justin? Begitu?"

Mike hanya diam seribu bahasa.

"You're just like my brother, Mike. Why you do this to me?" Aku meninju lengan kanannya dan ternyata tanganku yang kesakitan. "Answer me you dumbass."

"Saara i'm sorry. Aku tidak tahu kalau kalau akan seperti ini." Mike memelukku. Dan aku melepaskannya dengan paksa. "Apa yang bisa ku lalukan untuk memperbaiki semua ini?"

"Tidak usah bertemu dan berhubungan denganku lagi. Anggap saja kita tak pernah kenal." Aku keluar dari ruang rekaman lalu mengambil tasku dan keluar studio dengan cepat.

Keadaan diluar sudah gelap dan sepi. Aku sengaja tidak memesan Uber dan memilih untuk berjalan kaki. Sebenarnya jarak studio ke apartemenku sangat jauh. Aku menikmati keheningan malam dan menghisap rokok yang kubakar saat keluar studio.

Aku menghembuskan asap dan menghisap lagi. Tak terasa sudah 1 bungkus rokok kuhabiskan. Dan perjalananku masih jauh. Aku memasukkan tanganku ke saku jaket. Udara malam ini terasa sangat dingin.

Aku melirik jam yang berada di handphoneku. Jam 12 malam. Ini sungguh gila. Berjalan kaki pada jam seperti ini? Bisa-bisa aku diperkosa. Aku mempercepat langkah kakiku agar aku cepat sampai dengan selamat.

Tak terasa aku sudah berada didepan gedung apartemenku. Aku berlari masuk kedalam gedung dan menaiki lift untuk menuju lantai 8.

* * * * * *

End of Part 21. Wait for Part 22!

Saara is 22 years old and Justin is 21 years old and Calum is 19 years old.

You're A Song To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang