3

10.1K 674 4
                                    

     Setelah mencari aspirin di dalam tas, aku segera meminumnya, sudah 3 hari kepalaku terasa pusing. Sebenernya aku malas masuk kerja, tapi laporan masih menumpuk dan harus cepat dibereskan. Yah, beginilah nasib karyawan.

" Na, kita makan di Mall yu ?" Dilla menghampiri mejaku sambil memperhatikanku.

"Aku kayaknya ga akan makan siang deh, mau tidur aja" Aku menolak ajakan Dilla dan kembali menatap layar komputerku.

"Kamu pucat banget Na, kamu sakit ya ?"

"Iya nih, udah 3 hari kepalaku pusing terus"

"Cepetan pulang sana, terus periksa ke dokter"

"Tadinya juga aku ga akan masuk kerja, tapi laporanku masih numpuk Dil. Kamu tau sendiri Pak Bayu bawelnya gimana"

"Ya udah, biar aku aja yang kerjain laporannya. Lagipula aku kan pernah handle kerjaan kamu, pas kamu cuti"

"Beneran nih ? Wah beruntung banget punya sahabat yang baik. Thanks ya Dilla sayang" Ucapku sambil sumringah.

"Iya beneran, dari dulu kali aku baik. Jangan panggil sayang ih, aku masih normal kali. Udah buruan sana izin sama Pak Bayu"

Aku pun segera ke ruangan Pak Bayu atasanku untuk meminta izin pulang cepat.

Dilla memaksa mau mengantarku. Padahal aku udah nolak dan memilih naik taksi aja. Kami berjalan menuju ke luar kantor.

"Pokoknya aku anter kamu! Sekalian aku mau makan siang" Corocos Dilla

Aku cuman mengangguk dengan malas. Kepalaku terasa pusing lagi. Tapi rasa pusing di kepalaku tiba tiba berganti dengan detak jantung yang tiba tiba berdetak ga seperti biasanya.

Seseorang baru keluar dari mobil Hummer warna hitam. Dan menatap kearah aku dan Dilla. Aku dan Dilla memandang Pria itu. Pria yang membuat jantungku selalu jadi bertingkah aneh. Dia melepas kacamata hitamnya dan dia tampak lebih tampan menggunakan kemeja berwarna biru muda.

"Adit ? " Kata kata itu keluar dari mulutku seketika. Dilla yang masih memandangi wajah tampan Adit tiba tiba menoleh kearahku.

"Jadi itu namanya Adit ? Yang nemuin dompet kamu ?" Wajah Dilla seolah ga percaya. Aku cuman menganguk.

"Kenapa bukan dompet aku aja yang hilang" Dilla tampak putus asa. Aku cuman terkekeh melihat sikap Dilla. Dan aku baru sadar, penampilanku buruk sekali sekarang. Bedak dan lipstikku sudah memudar warnanya, rambut panjangku juga aku sanggul asal dan terkesan acak acakan. Ya ampun ? Bagaimana ini ? Aku malu ? Mana mungkin aku terlihat begini di depan Adit ? Langsung terlintas di pikirannku untuk ke toilet. Aku pun segera berbalik dan hendak ke toilet sebentar. Tapi tiba-tiba..........


07 Juni 2016

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang