8

9K 593 14
                                    

Akhirnya setelah hampir sebulan hiatus karena kesibukan pribadi, aku mulai nulis lagi lanjutan cerita Raina dan Adit. Oh iya, jangan lupa vomentnya yah. Biar aku semangat nulisnya :)



Adit memarkirkan mobilnya di depan rumah makan langganannya, entah kenapa malam ini dia ingin makan disini. Padahal dia biasanya memilih delivery order. Ketika keluar dari mobil, dia melihat sebuah mobil Honda City yang Adit tahu siapa pemiliknya. Ketika masuk ke dalam dia melihat Raina menatapnya sekilas dan langsung terburu buru pergi tanpa melihatnya lagi. Adit tak bisa menahannya dirinya, dia berbicara kepada Raina yang pura pura tidak melihatnya dan langsung menarik tangan Raina untuk menemaninya makan. Ada sesuatu yang tidak beres dengannya, Adit tidak pernah seperti ini kepada wanita sekalipun kepada Anna, mantannya Anna yang selalu berusaha mendekatinya dan memberi perhatian padanya. Tapi kenapa berhadapan dengan Raina berbeda ?

Raina hanya diam, Adit lagi lagi yang membuka pembicaraan.

"Aku ingin kamu menemani aku makan"

"Kenapa mesti aku ? memangnya pacar kamu kemana ?" Pertanyaan Raina, membuatnya semakin frustasi ? Apa dia tidak suka menemaniku ? Pikirnya.

Akhirnya pesanan makanan milik Adit datang dan dia mulai menyantapnya. Di depan ada Raina yang masih enggan berbicara sepatah kata. Terlihat dari sorot matanya Raina terpaksa menemani Adit makan.

Tiba tiba Adit menghentikan makannya dan menatap dingin Raina.

"Bukannya kamu tau kemarin, kita pergi ke undangan siapa ?"

"Jadi, yang di bilang sepupumu itu....." Raina menggantungkan kata katanya. Adit hanya mengangguk.

Adit tidak menghabiskan makannya, dia merasa Raina tidak suka menemaninya. Dan dia bergegas membayar makanannya lalu mengajak Raina pergi. Raina hanya mengikutinya dari belakang.

"Terima kasih sudah menemaniku makan malam" Ucap Adit tulus dan dia tersenyum. Raina seperti tersengat listrik ketika Adit tersenyum, baru kali ini dia melihat Adit tersenyum dan senyumannya tulus membuat wajahnya menjadi semakin tampan. Untungnya Raina bisa menahan dirinya, kalau tidak mungkin dia ingin memeluknya dan berkata "Aku senang kok nemenin kamu makan, tiap hari juga boleh". Raina buru buru menghapus pikiran anehnya. Dan dia hanya memberikan anggukan kepada Adit. Lalu Adit segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi.


Raina, menyalakan mobilnya. Tapi kenapa ? Apa ada masalah lagi dengan mobilnya ? Mobilnya sama sekali ga bisa di starter ? Ya Tuhan, gimana ini. Ini sudah jam 9 malam, Raina ingin cepat cepat pulang. Raina keluar dari mobilnya, dan melihat mesin mobilnya, tapi dia tidak mengerti sama sekali. Mobilnya memang tergolong sudah tua, bukan keluaran terbaru. Tapi baru belakangan ini sering ngadat. Kalau punya uang banyak, Raina pasti sudah tukar tambah mobilnya.

"Kenapa dengan mobilmu ? Ada masalah ?" Adit berdiri di depan Raina yang terlihat kebingungan, Adit memilih kembali dan memutar balik mobilnya karena melihat Raina masih belum mengendarai mobilnya.

"Aku ga tahu, tiba tiba mobilnya ga bisa di starter" Raina terlihat pasrah. Adit coba mengecek.

"Sepertinya, mobilmu harus di bawa ke bengkel. Kerusakannya lumayan parah, aku akan telepon mobil derek"

"Biar aku aja yang meneleponnya" Raina buru buru mengeluarkan hp.

"Aku yang meneleponnya, aku sudah punya langganan mobil derek dan bengkel yang bagus" Raina ga bisa mencegah karena Adit sudah meneleponnya.

Mobil Raina, dibawa oleh mobil derek, dan sekarang dia harus mencari taksi untuk pulang ke apartementnya.

"Aku akan mengantarmu pulang, ayo masuk ke mobil" Adit menarik tangan Raina, dan memasukkannya paksa ke dalam mobilnya.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang