"Apa kamu baik-baik saja ?" Tanya Revan. Sejak tadi Raina hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa. Wajahnya juga telihat pucat membuat Revan khawatir.
"Aku baik-baik saja" Jawab Raina dengan memaksakan seulas senyum.
"Maaf, tadi aku terpaksa mengatakan kalau kamu pacarku karena aku melihat kamu tadi merasa tidak nyaman bersama dia" Ujar Revan sambil mengemudi dan pandangannya masih tetap lurus kedepan.
"Tidak apa-apa, aku berterima kasih karena kamu mengatakan itu" Raina sebenarnya enggan membahas hal itu lagi. Karena membuat dirinya menjadi kacau.
"Apa kamu masih mencintai dia ?" Tanya Revan hati-hati kali ini Revan menghentikan mobil di depan rest area.
Revan masih memandang Raina yg masih tertunduk lesu. Sebenarnya tanpa Raina menjawab, Revan sudah tahu jawabannya. Raina pasti masih mencintai Pria yang bernama Aditya Mahendra. Mungkin itu alasannya kenapa Raina tidak menerima pernyataan cinta dari Revan karena Raina masih mencintai Adit.
"Aku yakin kamu pasti masih mencintai Pria itu, tapi kenapa tadi kamu malah bersikap sebaliknya ?"
"Dia sudah bertunangan, jadi memang sudah seharusnya aku bersikap seperti itu" Jawab Raina.
Saat ini sebenarnya yang ingin Raina lakukan adalah menangis tetapi dia berusaha menahannya. Dia tidak boleh menangis.
Revan tahu Raina berusaha kuat di hadapannya meski mata Raina terlihat sudah memerah dan suaranya terdengar parau. Apa sedalam itu rasa cinta Raina kepada Adit ? Revan sungguh iri kepada Pria itu. Dengan ragu-ragu Revan memeluk tubuh Raina agar Raina merasa nyaman dan bisa melepaskan semua kesedihan yang Raina rasakan dan ternyata Raina tidak menolak pelukan Revan tanpa terasa air mata yang sejak tadi Raina tahan akhirnya terjatuh. Raina menangis di pelukan Revan.
______________________________________
Adit mengemudi dengan kecepatan kencang, dia tidak peduli dengan lalu lintas jalanan. Di dalam pikirannya hanya ada Raina, sebisa mungkin Adit mencoba untuk mengejar mobil Raina yang sudah terlebih dulu pergi menjauh darinya.
Sial, sulit untuk Adit mengejar mobil Raina karena lampu merah membuat dirinya menghentikan mobil sehingga mobil Raina melaju semakin jauh darinya. Adit mulai frustrasi, dan disaat lampu hijau menyala, Adit segera melajukan kembali mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia tidak boleh kehilangan Raina lagi.
Ketika Adit sedang konsentrasi menyetir tiba-tiba terdengar bunyi klakson dari kiri jalan membuat Adit menengok kearah bunyi klakson itu. Sebuah mobil truk berusaha mengerem karena melihat mobil Adit di hadapannya. Adit panik, dengan cepat dia berusaha menghindari mobil yang akan menabraknya dengan membanting stir ke sisi jalan. Tetapi malang bagi Adit mobilnya malah menghantam sebuah pohon besar, kepala Adit terbentur. Dalam keadaan setengah sadar Adit masih bisa melihat darah bercucuran dari kepalanya, rasa sakit juga mulai terasa di kepala dan seluruh badannya lalu pandangannya seketika berubah menjadi gelap.
Flashback
"Maaf, tapi saya tidak bisa melanjutkan pertunangan ini. Maafkan saya Oom dan Tante, terlebih lagi Alisya, saya benar-benar meminta maaf" Ucap Adit. Keputusan ini memang sangat tepat bagi Adit. Dia tidak bisa memaksakan perasaannya untuk mencintai Alisya.
Kedua orang tua Alisya tercengang kaget, wajahnya terlihat marah begitu pula Alisya. Rupanya undangan makan malam dari Adit hanya sebuah alasan untuk mengakhiri pertunangan.
"Apa kamu bercanda ?" Tanya Alisya, wajahnya kini terlihat pucat. Alisya berharap Adit hanya main-main dengan ucapannya tetapi sepertinya dia salah. Wajah Adit terlihat serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
rain
عاطفيةRaina Alunna, seorang staff accounting di salah satu perusahaan swasta Jakarta yang masih susah move on dengan cinta pertama nya semasa SMA, Yoga Abimanya Bratawijaya. Bahkan sudah hampir 10 Tahun berlalu dia masih belum bisa melupakannya, sampai ak...