I Love You, Those Three Words Have My Life in Them
Aku Cinta Kamu, Itulah Tiga Kata Yang Selalu Ada Di Hidupku
Raina membuka pintu apartemennya dengan sedikit tergesa, dia baru selesai mandi dan cepat cepat memakai baju tidur model dress selutut. Dari tadi bel apartemennya terus berbunyi. Siapa sih yang bertamu malam malam ? Raina mengomel dalam hati.
"Adit ?" Raina membelalakan mata bulatnya seolah tidak percaya, Adit ada dihadapannya sekarang. Adit memakai kaos v neck berwarna putih dipadukan dengan jaket dan celana chino berwarna krem hanya tersenyum ketika melihat Raina. Dia begitu senang bisa melihat Raina lagi, Adit benar benar merindukannya. Sementara Raina tubuhnya membeku seketika hanya karena sebuah senyuman dari seorang Aditya Mahendra.
"Aku mau ngajak kamu keluar"
"Aku ga mau, lagian ini udah malam" Raina menutup pintu apartemennya, tapi Adit mencegahnya.
"Cuma sebentar kok, please" Karena Adit memohon, Raina membuka kembali pintu apartemennya yang sudah setengah tertutup. Baru kali ini Raina mendengar Adit memohon kepadanya.
"Oke, tapi cuma sebentar ya" Adit mengangguk setuju.
"Tunggu, aku mau ganti baju dulu"
"Ga usah, kamu pakai baju itu aja" Adit menarik tangan Raina untuk cepat cepat pergi. Raina bingung, Adit mau membawanya kemana ? dan Raina juga masih memakai baju tidur.
Mereka sampai di sebuah gedung tinggi, yang sepertinya sudah tidak terpakai tapi masih terawat. Sepanjang perjalanan tadi mereka hanya diam dan tidak mengobrol sama sekali. Adit menuntun tangan Raina dan memasuki gedung itu dan menaiki lift lalu menekan tombol 10. Raina mulai berpikiran yang aneh- aneh, kenapa Adit membawanya ke lantai 10 apalagi di gedung ini cuma ada mereka berdua. Jangan jangan ? Ah, ga mungkin Adit melakukan hal yang aneh. Mungkin dirinya hanya terbawa suasana. Pikirnya.
"Kenapa kita kesini ? Aku mau pulang ?" Raina menekan tombol lantai 1, tapi terlambat mereka sudah sampai di lantai paling atas. Pintu lift terbuka, Adit menarik tangan Raina.
"Aku ingin kamu melihat tempat favoritku" Ucap Adit sambil menaiki tangga menuju atap gedung paling atas.
Pemandangan yang indah. Itulah yang ada di pikiran Raina pertama kali setelah berada di tempat ini. Dia bisa melihat kota Jakarta di malam hari dengan warna warni lampu yang terlihat indah. Sepertinya Adit juga sengaja mendesain atap ini menjadi lebih nyaman, karena ada rumput sintetis dan berbagai macam tanaman dan bunga lalu di lengkapi sebuah gazebo. Raina sangat menyukai tempat ini.
"Ini tempat favoritku. Gimana kamu suka ?" Raina masih terpana, Adit hanya tersenyum melihat ekspresi Raina.
"Indah banget" Guman Raina.
"Ayo kesini" Adit mengajak Raina untuk duduk disampingnya. Kini mereka duduk berdampingan sambil melihat pemandangan Jakarta di malam hari.
"Raina, kenapa kamu sengaja menghindariku ?" Adit langsung to the point membahas pertemuan mereka di restoran La Belle.
"Aku....." Raina bingung harus jawab apa ? Dia juga ga mengerti kenapa saat itu ingin cepat pergi dan tidak mau melihat Adit. Apa dia cemburu ? mungkin. Tapi Raina tidak mau mengakuinya.
"Jangan bilang kamu ga melihatku, jelas-jelas kamu melihatku tapi malah masuk ke restoran dengan terburu-buru, Apa jangan-jangan kamu melihat aku dengan ?" Adit menggantungkan pertanyaannya. Dan dia yakin alasan Raina tidak mau menemuinya saat itu pasti Raina melihatnya dengan Alisya.
"Iya, aku melihat kamu berpelukan dengan seorang wanita. Kalian terlihat serasi, jadi itu tunangan kamu ?" Adit langsung tertawa mendengar ucapan Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
rain
Любовные романыRaina Alunna, seorang staff accounting di salah satu perusahaan swasta Jakarta yang masih susah move on dengan cinta pertama nya semasa SMA, Yoga Abimanya Bratawijaya. Bahkan sudah hampir 10 Tahun berlalu dia masih belum bisa melupakannya, sampai ak...