9

7.8K 524 6
                                    

"Raina............."

"Hmmm, kenapa ?" Jawab Raina, tapi pandangannya masih ke arah televisi yang menayangkan iklan. Dia tidak berani memandang Adit. Tapi Adit malah memegang wajah Raina, dan menyuruh menatapnya. Sekarang wajah Adit lebih dekat dengannya, Raina bisa melihat dengan jelas setiap bagian wajah Adit. Alisnya yang tebal, mata coklatnya dan hidung yang mancung membuat sempurna wajah Adit, dia ga habis pikir kenapa Anna meninggalkannya dan memilih menikah dengan orang lain padahal di mata Raina, Adit begitu sempurna. Belum selesai mengamati wajah Adit dari dekat, tiba tiba sesuatu menyentuh bibirnya, Raina merasakan aroma mint di bibirnya. Adit menciumnya, dan ciuman itu begitu lembut membuat Raina tidak bisa menolaknya dan membalas ciuman Adit.

Adit melepaskan ciumannya, dia benar benar kehilangan akal sehatnya. Kenapa dia ingin sekali mencium Raina, dan gadis itu pun tidak menolaknya dan malah membalas ciumannya. Adit melihat Raina wajahnya memerah dan sedikit shock karena yang terjadi barusan.

"Aku rasa aku harus pulang. Ini sudah jam 11 malam" Adit merasa tidak enak dengan Raina dan dia harus cepat cepat pulang. Sementara Raina hanya terdiam tanpa ekspresi.

"Oh, oke" Jawab Raina, dia masih sedikit shock jadi menjawab sesingkat mungkin. Setelah mengambil jacket dan memakainya, Adit segera pamit pulang.

"Aku pulang dulu. Oh iya, Makasih yah buat makan malam nya. Aku suka sup ayam buatan kamu" Hanya kata kata itu yang di ucapkan Adit, sebelum pergi. Raina masih tidak percaya apa yang terjadi dengan mereka berdua tadi. Mereka berciuman, tanpa ada ikatan apa apa. Dan sialnya, ini ciuman pertama Raina dan baru terjadi di umur 27 Tahun. Lalu Adit hanya bilang menyukai sup ayam buatannya, bukan menyukai dirinya. Arrgggh, Raina merasa malu dengan dirinya sendiri. Harusnya dia tadi tidak membalas ciuman Adit dan menghentikannya. Tapi dia tidak bisa, tiba tiba logikanya berhenti berfungsi ketika Adit menciumnya. Kenapa Adit menciumnya tadi ? Raina benar benar ingin menanyakan itu, tapi dia malu dan masih sedikit shock tadi.

Adit tidak pernah merasa sebahagia ini, kenapa setelah mencium Raina dia memiliki semangat hidup baru. Yah, Raina adalah semangatnya sekarang. Setiap hari dia ingin melihat wajah Raina. Tapi sepertinya besok dia tidak bisa mengantar atau menjemputnya lagi. Raina mungkin akan mengambil mobilnya besok di bengkel. Tiba tiba dia ingin mengirim pesan untuk menanyakannya.

Raina Alunna, kamu udah tidur ?

Sudah 5 menit berlalu, tapi belum ada balasan dari Raina, Adit mulai gelisah. Apa mungkin dia sudah tidur ? Pikirnya. Tiba tiba handphone nya bergetar dan ada notifikasi pesan masuk. Adit langsung buru buru meraih handphone dari nakas.

Raina says : Aku mau tidur, ada apa ?

Besok mau berangkat bareng aku ?

Raina says : Makasih buat tawarannya, tapi besok pagi aku mau ambil mobil di bengkel. Jadi aku berangkat sendiri

Oke

Raina masih terpaku pada layar handphonenya, menunggu balasan dari Adit. Setelah ada balasan hanya ada 3 huruf balasan dari Adit "oke" . Cukup singkat, padahal Raina berharap Adit sedikit memaksanya untuk berangkat bareng dan mengantarnya ke bengkel. Tapi Adit malah menyetujui jawaban Raina yang menolak ajakannya. Dia kecewa.

"Tumben kamu datang pagi ?" Dilla ngerasa aneh, biasanya Raina selalu datang siang.

"Aku tadi ambil dulu mobil di bengkel, jadi harus berangkat pagi"

"Jadi mobil kamu udah beres perbaikannya ?" Raina mengangguk, sambil meminum kopinya.

"Tapi, ada yang aneh lagi deh sama kamu ? hari ini kamu kayak yang seneng banget ga kayak biasanya. Hayo ngaku ? Pasti ada hubungannya sama Adit kan ?" Belum sempat mendapat jawaban dari Raina. Dilla di panggil Pak Bayu, atasannya. Perasaan Raina hari ini memang bahagia, mungkin itu efek kemarin malam karena Adit menciumnya. Dia bingung, menceritakannya pada Dilla atau tidak.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang