33

5.7K 343 0
                                    

Raina mematut dirinya di dalam cermin memastikan setiap penampilannya. Kali ini Raina memakai dress berwarna broken white dan membiarkan rambut hitam panjangnya terurai lalu membuatnya sedikit bergelombang. Hari ini Raina akan menghadiri acara pernikahan sahabatnya Dilla dan Daffa. Pesta pernikahan Dilla dan Daffa di adakan di sebuah resort di pantai Ancol Jakarta karena sesuai dengan tema pernikahan Dilla yaitu venue di pinggir pantai.

Setelah selesai memulaskan lipstick berwarna pink di bibirnya, Raina lekas keluar dari kamarnya dan berpamitan kepada ibunya.

"Bu, aku pergi dulu ya. Ibu benar ga akan ikut ? Dilla kan ngundang Ibu juga" Tanya Dilla kepada Ibunya yang sedang sibuk berkutat didapur membuat beraneka macam kue pesanan.

"Ibu bukannya ga mau ikut Na, tapi lagi banyak pesanan kue yang harus ibu buat. Coba kamu kasih tahu ibu dari jauh-jauh hari mungkin Ibu tidak akan menerima pesanan sebanyak ini" Jawab Ibunya kecewa.

Raina hanya tersenyum sambil memasang wajah tidak bersalahnya. Dilla memang sudah memberikan undangan dari sebulan yang lalu kepada Raina di kantor tetapi karena lupa dan memang Raina tidak pulang ke rumah Ibunya karena jarak dari kantor Raina ke rumah Ibunya cukup jauh hampir 2 jam perjalanan membuat Raina memilih untuk kost terlebih lagi Raina sengaja menghindar dari pertanyaan tentang hubungannya dengan Adit, seperti saat ini.

"Adit di undang juga ?" Tanya Bu Rahma.

"Di undang Bu" Jawab Raina berbohong agar Ibunya berhenti membahas Adit.

Raina memang salah kalau sampai saat ini belum memberitahukan Ibunya kalau dia dan Adit sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dia berjanji kalau ada waktu yang tepat akan memberitahu Ibunya karena Raina tidak ingin Ibunya terus berharap tentang hubungannya dengan Adit dan terus-terusan menanyakan Adit sehingga membuat Raina kembali mengingat Adit.

"Yah, kalau tahu Adit di undang Ibu ingin pergi kesana juga" Ucap Bu Rahma kecewa. Tidak ingin terus ibunya membahas Adit, Raina lekas berpamitan dengan mencium punggung tangan ibunya.

"Raina pergi dulu ya Bu" Raina bergegas pergi dan meninggalkan ibunya yang merasa aneh dengan sikap anaknya.

Kenapa Raina selalu menghindar jika membahas Adit ? Ucap Bu Rahma dalam hati. Apa jangan-jangan mereka ? Ah tidak mungkin Adit dan Raina putus ? Adit dan Raina begitu serasi.

Bu Rahma sangat menyukai Adit dan mereka terlihat serasi. Bu Rahma ingin Raina dan Adit cepat menikah sehingga Adit bisa menjadi menantunya. Memikirkan hal itu membuat Bu Rahma senyum-senyum sendiri.

_____________________________

Handphone Raina berdering sehingga membuat Raina terpaksa menghentikan mobilnya lalu menepi ke tepi jalan. Setelah melihat nama panggilan yang tertera adalah Revan, Raina segera mengangkatnya.

"Halo Van, ada apa ?" Tanya Raina.

"Kenapa kamu selalu bertanya ada apa ? memangnya kalau aku menelepon kamu harus ada apa-apa ya ?" Jawab Revan dengan gaya bicara bercanda.

Sebenarnya setelah Revan menyatakan perasaannya, Raina menjadi sedikit canggung. Tetapi Revan selalu bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu mau kemana ? seperti sedang di jalan raya ?" Tanya Revan curiga.

"Oh, aku mau pergi ke undangan pernikahan temanku di Jakarta" Ucap Raina.

"Kamu pergi sendiri ?" Revan terdengar kaget.

Raina mengangguk sambil mengiyakan.

"Iya, memangnya kenapa ?"

"Tunggu aku, kamu kirim pesan kepadaku posisi kamu dimana sekarang. Aku mau ikut kamu ke undangan"

Raina melongo keget tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Revan ingin ikut dengannya ? apa dia tidak ada urusan lain ?

"Kamu yakin mau ikut ?" Tanya Raina masih tidak percaya.

"Iya, aku tidak punya kegiatan di hari sabtu ini" Jawab Revan santai.

"Baiklah" Jawab Raina terpaksa.

"Oke, tunggu aku. Sebentar lagi aku kesana" Ucap Revan lalu menutup teleponnya.

Raina pun pasrah dan terpaksa mengirim pesan kepada Revan posisi dia sekarang berada dan benar saja tidak lama kemudian Revan datang. Revan memarkirkan motor Kawasaki Ninja H2 nya dengan sembarang lalu membuka helm full face nya dan segera menghampiri mobil Raina.

"Pasti kamu ngebut kan bawa motornya ?" Tanya Raina karena hanya dengan waktu 15 menit Revan sudah sampai.

Revan tersenyum kecil, dia sungguh bahagia bisa melihat sedikit kekhawatiran Raina kepada dirinya. Ya, meskipun hanya sedikit.

"Aku tidak akan jawab, karena kamu sudah tahu jawabannya. Ayo kita berangkat, aku yang bawa mobilnya" Ucap Revan.

"Motor kamu gimana ? mau di parkir sembarangan disini ?" Raina heran dengan Revan yang dengan tenangnya memarkirkan motor yang harganya hampir setengah milyar itu.

"Aku sudah suruh orang untuk membawanya. Tuh dia datang" Ucap Revan sambil menunjuk seseorang bertubuh tinggi besar yang baru saja turun dari mobil.

Mungkin dia anak buah ayahnya Revan. Ya, orang tua Revan adalah seorang preman dan pengusaha bisnis hiburan dan itu baru Raina ketahui seminggu yang lalu. Raina benar-benar tidak menyangka sungguh berbeda dengan Revan yang memilih pekerjaan menjadi seorang pengacara.

_____________________________

Dengan memakai kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna broken white Adit segera memakai jas nya yang berwarna senada juga dengan celana yang dia pakai. Adit akan menghadiri pernikahan Dilla dan Daffa sore ini. Beruntung dia membaca undangannya terlebih dahulu karena disana tertera dresscode yang harus dipakai tamu undangan adalah warna putih atau broken white. Adit melihat jam tangannya, mungkin dia akan terlambat mengingat acaranya dimulai jam 3 sore dan sekarang sudah jam 5 sore. Setelah selesai, Adit langsung bergegas pergi karena dia sudah hampir terlambat.

Flashback

Saat ini Dilla benar-benar bingung, apakah dia harus memberitahukan keberadaan Raina kepada Adit ? Dilla takut kalau salah langkah dan akhirnya akan menyakiti Raina.

"Aku tidak bisa memberitahumu" Ucap Dilla sambil beranjak pergi meninggalkan Adit yang sejak tadi memohon kepadanya agar memberitahu keberadaan Raina.

"Aku mohon Dilla, aku hanya ingin bertemu dengan Raina dan meminta maaf" Ucap Adit sambil memegang lengan Dilla agar tidak pergi dan masuk ke dalam rumah.

Dilla menoleh dan berbalik melihat wajah Adit yang terlihat muram dan putus asa.

"Baiklah, tapi aku minta sesuatu kepadamu. Jangan sampai kamu membuat Raina terluka lagi, dia sudah bahagia sekarang" Ucapan Dilla membuat Adit mengerutkan keningnya karena bingung dan bertanya-tanya. Raina sudah bahagia ? Apa itu berarti Raina sudah melupakan Adit dan memiliki hubungan dengan Pria lain.

Tetapi Adit tidak ingin berpikiran yang terlalu jauh untuk saat ini. Karena sudah cukup dengan memberitahukan keberadaan Raina sekarang sudah membuatnya sedikit lega.

"Tunggu sebentar" Ucap Dilla lalu masuk ke dalam rumahnya.

Tidak lama kemudian Dilla keluar sambil memberikan sebuah undangan yang didominasi warna putih dan biru. Adit merasa aneh karena bukan keberadaan Raina yang dia dapatkan tetapi malah sebuah undangan pernikahan.

Karena tahu kalau Adit tidak akan mengerti maksud Dilla memberikan undangan pernikahannya buru-buru Dilla berbicara untuk menjelaskannya kepada Adit.

"Itu undangan pernikahanku minggu depan, kamu datang saja kesana kerena Raina juga akan datang" Sahut Dilla.

"Baiklah. Terima kasih"Ucap Adit sambil memaksakan seulas senyum.Ternyata Dilla memang tidak bisamemberitahukan dimana Raina berada tetapi setidaknya Adit bisa bertemu denganRaina meskipun dirinya harus menunggu.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang