2

12.9K 768 3
                                    

Raina POV

     Hari ini begitu melelahkan, padahal aku cuman berkunjung ke perpustakaan. Acara dengan Dilla juga batal, karena Dilla harus mengantar adiknya yang sakit. Mataku sudah ga bisa kompromi lagi, gara-gara mengantuk aku hampir tertidur sambil membaca. Aku bergegas menyimpan buku dan segera ke kamar. Tapi tiba-tiba hp ku bergetar, ada tanda panggilan masuk. Dan nomornya tidak aku kenal. Aku malas mengangkatnya . Ini udah jam 12 malam, kenapa ga telepon besok pagi aja. Aku mengerutu dalam hati. Aku membiarkan teleponnya, arrghhh tapi teleponnya terus berbunyi. Akhirnya aku mengalah dan mengangkat teleponnya.

"Halo ?" Suara bariton dari seorang pria, rasanya aku pernah mendengar suara itu. Tapi dimana ? Dan kenapa tiba tiba jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Apa ini efek terlalu lama aku ga pacaran. Sehingga mendengar suara pria di telepon aja jantungku bertingkah aneh.

"Iya, ini siapa yah ?"

"Ini dengan Raina Alunna ?" Pria itu malah bertanya balik

"Iya, ini dengan Raina. Ini siapa ya ?"

"Aku Adit.....Aditya Mahendra"

"Adit ?" Aku mengumam dengan suara kecil, tapi sepertinya Pria itu mendengarnya dan langsung menyela.

"Oh, iya sorry. Pasti kamu ga kenal, aku tadi yang ketemu kamu di Perpustakaan"

"Oh......." Aku cuman menjawab oh, padahal dalam hati aku bertanya tanya. Apakah dia pria tampan yang menolongku tadi ? kenapa dia tau nomor hp ku. Berbagai pertanyaan ada dikepalaku sampai akhirnya suara Adit membuyarkan pikiranku.

"Sorry, aku telepon kamu malam-malam. Sebenarnya aku cuma mau kasih tau, kalo dompet kamu tadi jatuh di parkiran. Aku mau mengejar kamu, tapi kamu keburu pergi"

Apa ? kenapa dompet aku jatuh dan aku hampir seharian ga sadar. Ternyata sifat ceroboh dan pelupaku kembali kumat. Aku coba memeriksa dan langsung menyimpan hp ku begitu saja. Benar ternyata memang dompetku ga ada. Dengan wajah cemberut aku kembali menerima telepon Adit.

"Iya, aku ceroboh banget. Kenapa aku bisa ga sadar ?" Aku memukul kepalaku sendiri.

"Tadinya aku mau langsung mengembalikannya. Tadi aku cari ktp kamu, tapi disitu alamatnya di Bandung. Kamu tinggal di Bandung ?"

"Itu KTP lamaku, aku tinggal di Jakarta kok. Ya udah, aku minta alamat kamu aja biar besok pagi aku ambil"

"Justru itu, aku sekarang lagi di luar kota. Aku kembali 1 minggu lagi. Jadi aku ga bisa kembalikan dompet kamu secepatnya. Tapi tenang aja, dompet kamu aman kok. Tadi aku cuma cari ktp sama identitas lain aja di dompet buat hubungin kamu"

Apa ? Aku harus nunggu satu minggu lagi buat ngambil dompetku. Kenapa tiba tiba dia pergi ke luar kota hampir satu minggu ? Dan ketika aku mau bicara lagi, tiba-tiba teleponnya terputus. Sial. Aku menekan kembali nomor Adit dan segera meneleponnya untuk meminta tolong dikirim lewat ekspedisi saja.

Tapi malah terdengar nada nomor telepon yang anda tuju sedang di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi. Ah, shit !

———————

Aku menggigit bibir bawahku dengan senewen, kebiasaanku ketika sedang cemas atau gugup. Dilla yang duduk didepan mejaku melihat kearahku dengan curiga. Dilla pasti sudah tau, kalo sahabatnya ini lagi ada masalah.

"Kamu kenapa Na ? Pasti ada masalah ya ?"

"Iya Dil, dompet aku kemarin jatuh di parkiran perpustakaan"

"Hah ? Ya ampun, kenapa kebiasaan ceroboh kamu kumat lagi. Terus gimana ? kamu udah cari kesana ?" Dilla tampak panik.

"Dompetnya udah ketemu kok" Ucapku datar

"Syukurlah, kamu bikin aku panik aja. Terus kenapa muka kamu bete gitu ?"

"Dompet aku emang udah ketemu, tapi yang nemuin dompetnya belum balikin ke aku"

"Lah ko bisa gitu ? Jangan jangan dia ngambil dompet kamu"

"Ga mungkin Dil, orang yang nemuin dompetnya ganteng gitu" Ups aku keceplosan. Dan Dilla kembali menatapku dengan penasaran

"Apa kamu bilang tadi ? Ganteng ?" Aku cuman bisa nyengir sambil menganguk

"Tapi kan Na, bisa aja dia ngambil dompet kamu. Ganteng ga jadi bahan jaminan loh" Dilla terus meracuni pikiranku. Dan sedikit berhasil, meskipun aku agak kurang setuju. Tapi akhirnya aku penasaran. Sebenarnya sih di dompetku cuman ada uang cash dua ratus ribu, tapi yang bikin aku kepikiran ada kartu atm dan kartu berharga lainnya seperti SIM dan STNK. Dan alhasil, hari ini aku ga bawa mobil karena takut kena tilang polisi dan mungkin seterusnya sampai akhirnya orang yang menemukan dompetku mengembalikannya.

"Kamu udah check kartu ATM kamu ?"

"Belum, tapi aku mau coba check lewat i-banking" Aku langsung mengambil hp dan mengechecknya. Tapi saldoku tetap ga berkurang sedikitpun.

"Engga ko Dil, sampai saat ini saldo atmku juga ga berkurang, aku juga ga curiga mana mungkin cowok seperti dia mengambil dompetku. Lagipula untuk apa dia meneleponku cuman bilang dompetnya ada di dia dan aku ga perlu khawatir" Sebenarnya aku memang tidak curiga sama Adit, penampilannya juga bukan seperti copet atau seorang kriminal. Di tambah lagi aku ingat kalo dia memakai mobil Hummer, bukankah itu salah satu mobil mewah ?

"Terus kenapa dia ga langsung kasihin ke kamu ?" Dilla sedikit heran.

"Katanya dia lagi di luar kota dan baru bisa ke Jakarta satu minggu lagi. Dan pas aku mau ngomong ke dia buat di kirim lewat ekspedisi aja. Teleponnya keputus, dan aku telepon balik nomornya di luar jangkauan. Dan aku telepon sampai saat ini teleponnya ga aktif"

"Ya udah kamu pasrah aja Na, kalo sampai seminggu dia ga balikin dompet kamu. Kita cari dia. Kamu tau namanya kan ?" Dilla sedikit khawatir. Aku mengangguk untuk menyiyakan.

" Namanya Aditya Mahendra" Ujarku.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang