26

5.3K 325 8
                                    


"London Eye" Raina terkejut karena Yoga malah membawanya ke London Eye bukan menuju hotel.

"Iya, kita akan kesini sebentar. Bukannya tadi kita akan berkencan ?" Ucap Yoga santai.

"Katanya kamu mau mengantarku pulang" Raina menekuk bibirnya.

Yoga terkekeh melihat raut wajah Raina yang selalu seperti itu setiap Yoga menjahilinya dulu. Ternyata Raina masih belum berubah, dia masih sama seperti 11 tahun yang lalu. Ucap Yoga dalam hati.

"Cuma sebentar saja, aku ingin mengajakmu kesini" Yoga meraih tangan Raina dan menuntunnya.

Mereka kini berada di London Eye, Raina menatap kagum pemandangan indah kota London di malam hari. Tiba-tiba bayangan Adit terlintas di pikirannya, dia ingat kebersamaannya bersama Adit ketika naik Bianglala di Dufan. Raina merasa bahagia saat itu. Tapi sekarang berbeda, Raina tidak merasakan perasaan semacam itu lagi.

"Apa kamu menyukainya ?" Suara Yoga membuyarkan lamunan Raina.

Raina menoleh kearah Yoga sambil mengangguk. Raina memang menyukai pemandangannya.

"Maafkan aku Raina............" Ucap Yoga serius sambil memegang tangan Raina.

"Untuk apa ?" Tanya Raina dengan mengerutkan kening karena bingung dan aneh dengan sikap Yoga yang mendadak berubah serius.

"Aku selalu berjanji kepadamu tanpa pernah menepatinya" Yoga teringat kesalahannya 11 tahun yang lalu, ketika dia berjanji akan pergi ke bioskop bersama Raina tapi dia tidak menepatinya. Tapi bukan hanya itu sebelumnya Yoga juga sering berjanji pergi bersama Raina, tapi dia malah pergi bersama pacar atau mantan pacarnya. Yoga memang menganggap dirinya brengsek saat itu.

Yoga mengira perasaannya kepada Raina sama seperti perasaannya ke gadis lain, yang hanya bertahan sebentar dan bisa hilang begitu saja. Tapi kenyataannya berbeda, Raina adalah cinta pertamanya. Yoga tidak bisa melupakan Raina begitu saja, bahkan setelah 11 tahun berlalu.

"Itu wajar, aku tidak masalah. Kita juga tidak mempunyai hubungan khusus saat itu, jadi kamu tidak usah merasa tidak enak apalagi meminta maaf" Ucap Raina sinis.

"Aku memang playboy dan brengsek, kamu mungkin akan sulit percaya kepadaku. Tapi ketika kita akan pergi ke bioskop 11 tahun yang lalu aku benar-benar kesana dan sudah memesan dua tiket untuk kita agar kita tidak usah mengantri lagi"

Raina tersenyum sinis mendengar semua omong kosong dari seorang Yoga.

"Apa kamu kira aku anak kecil yang dengan mudahnya bisa kamu bohongi ?" Sahut Raina.

Tiba-tiba Yoga mengambil sesuatu dari dompetnya, dan memberikan kepada Raina. Dua buah tiket bioskop yang telah lusuh dan disitu tercetak film yang dulu akan mereka tonton bersama.

"Aku memang aneh bahkan aku sendiri pun tidak tahu kenapa harus menyimpan tiket itu hampir 11 tahun. Tapi aku punya keyakinan kalau aku akan bertemu denganmu dan aku bisa jelaskan semuanya"

Raina menatap Yoga, ternyata Yoga memang benar pergi ke bioskop saat itu. Dia tidak berbohong, tapi kenapa dia malah bersama cecille ?

"Aku senang saat itu kerena akan pergi ke bioskop bersamamu, entah kenapa perasaanku berbeda tidak seperti biasanya padahal sebelumnya aku sering mengajak gadis lain juga ke bioskop atau hang out. Setelah memesan tiket bioskop, aku berencana menjemputmu tapi tiba-tiba Cecille meneleponku sambil menangis lalu meminta tolong kepadaku. Ibunya jatuh di kamar mandi dan harus dibawa ke UGD karena kepalanya terbentur sehingga mengeluarkan banyak darah dan tidak sadarkan diri. Aku juga tidak mengerti kenapa Cecille meminta bantuanku mungkin karena ibunya single parents dan rumahnya jauh dari tetangga ataupun saudara, karena kasihan dan mengenal ibunya jadi aku putuskan cepat menolongnya" Raina mendengarkan setiap penjelasan Yoga.

"Aku bujuk Cecille untuk makan, karena dia sama sekali belum makan dari pagi. Sehingga aku memutuskan pergi ke restoraan favoritnya di sebuah mall, saat itu juga aku bertemu dengan ibumu. Mungkin dia akan mengira kalau aku sengaja tidak menepati janji denganmu"

"Maafkan aku Raina, akhirnya aku lega bisa menceritakan semuanya kepadamu" Yoga tersenyum menatap Raina.

"Kamu tidak usah meminta maaf " Jawab Raina.

"Tapi aku ingin mengatakannya karena aku memang lelaki paling brengsek dan bodoh saat itu. Aku datang ke rumahmu, tapi kamu sudah pindah rumah dan tetanggamu tidak memberitahukan kemana kamu pindah. Aku sangat menyesal Raina" Ucap Yoga.

"Sudahlah, itu hanya masa lalu kita. Lupakanlah Yoga" Yoga memang sudah menjelaskan semuanya, tapi kenapa perasaan Raina biasa saja. Mungkin jika dulu Yoga menjelaskannya perasaan Raina akan berbeda. Raina pasti sangat senang, dan tidak menderita karena selalu mencintai Yoga yang dia anggap tidak peduli padanya. Selama ini Raina selalu salah sangka terhadap Yoga.

"Raina apa kamu sudah mempunyai pacar ?" Tanya Yoga.

__________________________

Adit sengaja memesan hotel yang sama dengan hotel Raina menginap. Adit sengaja tidak memberitahu Raina kalau dia kini berada di London, dia ingin memberi surprise untuk Raina. Kini di tangannya terdapat sebuah kotak berwarna hitam yang berisi sebuah kalung yang Adit beli ketika dia di Bali.

Mungkin itu bukan kalung yang mahal, tapi Adit yakin Raina pasti menyukainya. Adit tidak ingin Raina marah lagi seperti waktu itu. Ketika itu Adit membelikan Raina kacamata branded seharga 250 juta.

Adit pergi keluar dari kamar hotel menuju kamar Raina yang terletak di lantai bawah. Sudah hampir 20 menit Adit berdiri di depan kamar Raina, tapi sama sekali pintu tidak terbuka.

"Apa kamu mencari Raina ?" Tanya seorang Pria yang baru saja keluar dari kamar yang besebelahan dengan kamar Raina.

"Iya, apa kamu mengenalnya ?" Tanya Adit.

"Aku teman kantornya, namaku Reno"

"Aku Aditya, kamu tahu Raina pergi kemana ?"

"Dia pergi bersama Pak Yoga. Ada perlu apa dengan Raina ?" Adit tidak menjawab pertanyaan Reno. Mendengar Raina pergi bersama Yoga serasa ada sesuatu yang menghantam jantungnya. Apa Raina benar-benar pergi bersama Yoga Abimanya Bratawijaya ?

"Adit, apa kamu tidak mendengarku ?" Adit tersadar dengan pertanyaan dari Reno.

"Hmmm, aku mendengarnya. Iya aku ada perlu dengan Raina. Apa Raina pergi bersama dengan Yoga Abimanya Bratawijaya ?" Ucap Adit seolah masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Iya benar sekali, apa kamu kenal Pak Yoga juga ?" Sahut Reno.

"Aku tidak mengenalnya" Ucap Adit dengan nada datar.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang