10

7.6K 475 5
                                    

"Jadi kamu sama Adit....." Belum sempat Dilla meneruskan kata kata, Raina segera menutup mulutnya. Dia takut orang mendengar ucapan Dilla.

"Kamu jangan keras keras, semua orang memperhatikan kita" Dan gara gara suara Dilla yang stereo, semua karyawan di ruangan langsung memperhatikan mereka. Dilla hanya nyengir.

"Tapi, aku ngerasa nyesel, aku sama Adit ga ada ikatan apa apa. Tapi malah ciuman. Dan yang memalukan lagi, ini first kiss aku"

"Kamu ga usah nyesel gitu, jaman sekarang kan udah biasa. Kamu juga seneng kan ?"

"Apaan sih kamu" Raina masih mengelak. Padahal dalam hatinya dia ga pernah sebahagia ini. Apalagi kalo Adit jadi pacarnya, dia ga bisa ngebayanginnya. Tapi kenapa tiba tiba Raina jadi terobsesi memiliki Adit ? Padahal dia belum tau maksud ciuman itu, apa itu ciuman biasa tanpa arti ? Raina jadi teringat kalo Adit lama tinggal di luar negeri pasti hal itu biasa buat dia tapi hal itu pertama buat Raina, sungguh memalukan. Raina mencoba menyadarkan dirinya, dia dan Adit. Ah terlalu mustahil.

Dilla tau, sahabatnya itu ga bisa membohonginya meskipun Raina mengelak, tapi isi hatinya berbeda, Raina terlihat bahagia. Dia seperti memiliki semangat baru. Dilla bisa melihat dari rona wajah Raina yang berbeda dari sebelumnya. Raina mungkin mulai menyukai Adit. Dilla bersyukur, akhirnya Raina bisa move on dari bayangan Yoga.

"Oh, iya aku lupa. Hari ini kita lunch di restoran La Belle ya" Ajakan Dilla, membuat Raina hampir tersedak ketika meminum kopinya.

"Apa ? Kamu ga salah kan ? Kita kan belum gajian ? Kalo pun udah gajian, kita mikir beribu kali makan disana" Raina, seolah ga percaya Dilla mengajaknya makan di restoran La Belle yang notabene nya restoran eropa yang mewah dan ada label mahalnya.

"Aku serius Na, hari ini Daffa yang traktir kita. Dia keterima kerja di Best Group dan jabatannya assistant manager IT" Dilla tampak sumringah bercerita.

"Wah yang bener Dil ? Pantesan dia traktir kita di restoran mewah. Best Group kan perusahaan bonafit, apalagi Daffa jadi assistant manager. Kamu bisa bayangin dong gaji perbulannya berapa ? Jadi dong kalian married tahun ini" Cerocos Raina dan dia ikut bahagia mendengarnya. Dan Dilla pasti lebih bahagia, dia selalu curhat kalo dia ingin cepat cepat menikah. Tapi Daffa belum punya pekerjaan yang mapan dan harus menyelesaikan S2 nya. Dan sekarang ketika Daffa sudah menyelesaikan S2 nya, dia langsung punya pekerjaan yang mapan. Pasti Dilla bahagia banget, pikirnya.

"Kamu ada ada aja Na, aku juga sih berharap gitu. Ya, mudah-mudahan Daffa betah kerjanya biar kita cepet nikah"

Raina tiba di restoran La Belle, tapi dia tidak menemukan mobil Yaris milik Daffa. Sepertinya dia datang lebih awal dari mereka. Karena tadi Pak Bayu, atasannya memanggilnya sebelum jam istirahat, Raina jadi berangkat sendiri. Dia melangkahkan kaki menuju restoran, dan tiba tiba langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan di depannya. Apa dia bermimpi, tapi kenapa kalo ini mimpi rasanya ada sesuatu yang membuat hatinya sakit ?

Raina melihat Adit sedang memeluk wanita cantik dan hampir nyaris sempurna, dan di tangan kirinya memegang buket bunga. Raina yakin pasti Adit yang memberikannya, karena wanita itu tampak senang. Dan yang lebih mengejutkan lagi wanita itu mencium pipi Adit sebelum masuk ke dalam mobil dan pergi.

Raina merasa aneh, kenapa hatinya tiba tiba terasa sakit dan matanya tiba tiba terasa panas. Hanya karena melihat pemandangan itu. Raina mencoba menenangkan diri. Dia beruntung berada dalam jarak yang jauh dengan Adit, sehingga Adit tidak menyadari Raina berdiri mematung dari tadi. Setelah perasaanya tidak kacau lagi, dia segera menuju ke restoran. Tapi sialnya Adit melihatnya. Raina , mencoba menghindar, dan segera masuk ke dalam restoran. Meskipun Adit memanggilnya, tapi Raina tidak mengihiraukannya.

"Tuan Adit, maaf tapi anda harus ikut rapat tentang persiapan ulang tahun Best Group" Pak Wira menghalangi langkah Adit yang hendak masuk kembali ke restoran menyusul Raina.

"Ok, tapi tunggu sebentar ya. Aku ada urusan pribadi dulu" Adit mencoba menerobos, tapi lagi lagi usahanya tidak berhasil. Dan sekarang Pak Wira memegang lengannya.

"Maaf Tuan, tapi rapatnya 5 menit lagi akan di mulai. Dan saya rasa Tuan harus berangkat sekarang"

"Kenapa kamu baru kasih tau ?" Adit mulai geram, dia frustasi ini hal yang paling tidak dia suka jika dia menerima sebuah jabatan penting. Sama sekali tidak ada waktu untuk masalah pribadi. Dan sekarang Adit mengerti kenapa sepupunya Darrel sering pergi ke club untuk sekedar minum dan menjadi seorang playboy mungkin itu pelampiasan baginya karena terlalu sibuk dengan masalah perusahaan padahal usianya yang masih tergolong muda.

Akhirnya Adit mengalah dan masuk ke dalam mobil yang sudah di sediakan. Mungkin dia harus bertemu Raina nanti. Pikirnya.

"Kamu kenapa Na ? Makanannya kok ga di makan dari tadi kamu cuma liatin aja ?" Dilla merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Dari tadi Raina tidak memakan beef bourguignon nya, dan hanya menusuk nusuk dengan garpu dan pisau sambil menatap kosong.

"Eeemmm, aku ga apa apa kok cuma belum laper aja" Raina memilih berbohong untuk sementara, daripada merusak suasana. Tapi Dilla tau kalo ada yang di sembunyikan darinya, mungkin Raina masih belum mau cerita kepadanya. Dilla juga merasa ga enak, karena tadi dia dan Daffa terlambat datang, gara gara Dilla minta di antar ke mall dulu. Jadi tadi Raina hampir setengah jam menunggu mereka.

Sudah jam 02.00 tapi Raina masih belum mengantuk, sesekali dia mencoba memejamkan mata. Tapi usahanya sia sia, dia masih memikirkan kejadian tadi. Adit memeluk wanita lain padahal kemarin malam Adit menciumnya. Argggh dia benar benar wanita bodoh dan terlalu berharap lebih. Mungkin Adit hanya menganggapnya biasa. Dan kenapa tadi Adit berpakaian formil ? Raina baru melihat Adit berpakaian seformil itu. Apa Adit melamarnya jadi mereka bertunangan tadi ? Raina menyesal tadi tidak berpikir sampai kesitu. Kalo dia berpikir kearah situ dia pasti memperhatikan jari manis Adit atau wanita itu apakah ada cincin yang melingkar di jari mereka.

Raina berjalan menuju dapur, tiba tiba tenggorokannya terasa kering dan dia butuh air. Ketika membuka kulkas, Raina langsung kaget dengan isi kulkasnya. Penuh dengan sayuran, buah buahan, daging segar, susu dan aneka juice buah. Dia ingat, kemarin isi kulkasnya hanya air putih dan makanan siap saji. Siapa yang mengisi kulkasnya ? Lalu pandangannya terhenti ke sebuah botol orange juice, ada sebuah note di tempel di situ " Isi kulkasmu harusnya seperti ini" Awalnya Raina sempat curiga Dilla yang mengisi kulkasnya, tapi rasanya ga mungkin dan terlebih lagi setelah melihat tulisan itu, itu bukan tulisan Dilla. Lalu siapa ? Adit ? Nama itu terlintas di pikirannya, kemarin malam kan dia kesini. Iya, cuma Adit yang ada di apartementnya. Tapi kapan dia beli semua ini ?

Adit baru tiba di apartementnya dan ini sudah jam 2 pagi. Padahal dia belum menjabat sebagai Presiden Direktur dan masih ada waktu 2 minggu lagi, tapi dia sudah di sibukan dengan berbagai meeting dan acara persiapan ulang tahun Best Group. Rencananya bertemu Raina juga gagal.

Raina merasa aneh dengan dirinya sendiri, sudah berkali kali dia bercermin tapi tidak mengubah penampilannya saat ini, Dilla yang dari tadi komplen karena penampilan Raina acak acakan hari ini dan terkesan kayak belum mandi. Raina kesal, padahal dia mandi tapi bisa bisanya Dilla bilang dia belum mandi. Tapi omongan Dilla ada benarnya juga, hari ini Raina ga semangat kerja. Tadinya dia berencana ga masuk kerja. Dan itu berpengaruh ke penampilannya, dia malas dandan.

"Udah ke toiletnya ?" Dilla menepuk bahu Raina yang bergegas untuk pulang.

"Udah" Raina menjawab seadanya

"Bener kan ? kamu kayak belum mandi. Kenapa sih kamu Na ? Kamu masih belum mau cerita sama aku ?"

"I'm Okay Dill, kamu ga usah khawatir" Raina memilih ga cerita ke Dilla, dan menurutnya kejadian kemarin ga terlalu penting. Dia dan Adit kan belum ada hubungan apa apa. Raina ga pantas buat marah atau cemburu. What ? Cemburu ? Raina buru buru meralatnya. Dia ga mungkin cemburu dan hal itu ga boleh terjadi.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang