21

6.5K 406 0
                                    

Bel pintu apartemen terus berbunyi, membuat Raina terpaksa melihat siapa yang datang di hari minggu pagi ini. Raina sedikit merapikan rambutnya yang diikat asal, dia memang sedang membersihkan apartemen yang begitu berantakan sehingga belum mandi sama sekali.

"Kenapa kamu lama sekali membuka pintunya" Gerutu Adit lalu langsung masuk kedalam.

"Aku lagi membersihkan apartemen, kamu lihat sendiri kan" Adit memang bisa melihat pemandangan kacau dan berantakan di apartemen Raina, banyak dus bertebaran dimana-mana, baju kotor, bekas makanan membuat Adit bergidik.

"Kamu jorok banget, terakhir kali aku kesini tidak seperti ini" Sahut Adit sambil memunguti sampah yang berserakan.

Ini gara-gara kamu ! guman Raina dalam hati. Selama Adit tidak menghubunginya kemarin, Raina memang menjadi berantakan, dia malas beraktivitas sehingga berdampak pada apartemennya.

"Aku kan pergi ke Bandung, jadi ga sempet beres-beres" Raina beralasan.

"Itu alasan kamu saja, padahal aslinya memang jorok. Lihat sekarang, pasti kamu belum mandi kan ?" Raina menekuk bibirnya, kenapa Adit bilang dia jorok dan tahu kalau Raina belum mandi.

"Aku mau mandi kalau apartemennya sudah rapi" Raina berjalan menuju sofa dekat Adit duduk.

"Aku yang membersihkan ini, kamu cepat mandi sana" Mata Raina langsung berbinar, apa dia tidak salah dengar ? Adit mau membersihkan apartemenya ?

"Serius ?" Tanya Raina tidak percaya. Adit hanya mengangguk sambil mendorong Raina menuju kamar mandi.

"Cepat mandi sana, aku sengaja kesini pagi-pagi untuk mengajakmu keluar"

____________________________

Adit bingung harus mulai dari mana membereskan ini semua, akhirnya dia memutuskan untuk membereskan bagian ruang tv karena ruangan itu paling kotor.

Tiba-tiba pandangannya terhenti pada sebuah kotak berwarna merah muda, dia penasaran dengan isi dari kotak itu. Adit membukanya, ternyata isinya sebuah album foto dan ada buku bermotif hellokitty. Adit seperti pernah melihat buku jenis ini, tapi dimana ? dia ingat ini adalah buku diary. Dulu anak perempuan di SMP dan SMA nya hampir semua memiliki ini, bahkan Laura sepupunya juga punya.

Apa ini buku diary Raina ? Adit begitu penasaran dengan apa yang ditulis Raina ketika dulu masih remaja. Dia pun mulai membuka satu persatu halaman.

____________________________

"Kamu mau mengajakku kemana ?" Tanya Raina sambil membetulkan letak kacamata hitamnya. Adit memberikannya kacamata dan Raina harus memakainya.

Melihat merek kacamatanya, Raina sudah tahu harganya yang pasti begitu mahal. Sehingga tadi dia sedikit berdebat dengan Adit tapi akhirnya dia kalah. Dia sungguh menyayangkan Adit membeli kacamata dengan harga yang tidak wajar.

"Kamu cantik memakai kacamata itu" Adit malah memujinya membuat wajah Raina merona lalu Adit pun memakai kacamata hitam yang Raina perhatikan modelnya hampir sama dengan miliknya. Hanya saja model milik Adit lebih manly. Jadi kacamata ini couple ?

"Adit, aku bertanya mau kemana kita ? kamu malah jawab yang lain" Raina memalingkan wajahnya kearah jendela mobil di sampingnya. Adit malah terkekeh melihatnya.

"Kita akan pergi kencan, tempatnya masih sekitar Jakarta. Sebentar lagi kita sampai, jadi kamu ga perlu penasaran" Adit tampak serius mengemudi, sehingga Raina tidak berani bertanya lagi.

Raina hanya tersenyum, dia senang Adit mengajaknya kencan.

____________________________

"Dufan ?" Raina terkejut, Adit mengajaknya ke Dufan. Raina memang sangat ingin kesini, meskipun Raina sudah lama tinggal di Jakarta tapi dia sama sekali belum pernah kesini.

Dilla dan teman-temannya yang lain tidak mau diajak kesini. Sehingga Raina berjanji, jika dia punya pacar dia akan mengajaknya ke Dufan. Tapi sekarang malah Adit yang mengajaknya, membuat Raina begitu senang.

"Kenapa ? Apa kamu ga suka kita kencan disini ?" Tanya Adit heran. Sebenarnya Dilla yang merekomendasikan tempat ini, apa Raina tidak suka ? Adit takut Raina tidak menyukai tempat ini. Tapi jelas-jelas Dilla bilang kalau Raina ingin pergi ke Dufan.

Semalaman Adit bingung, dia tidak punya ide tempat untuk mengajak Raina kencan. Akhirnya dia mencoba menelepon Dilla, karena dia yakin Dilla pasti tahu segala sesuatu tentang Raina.

"Aku suka banget" Raina spontan memeluk tubuh tinggi Adit.

Adit senang mendengarnya, apalagi melihat Raina begitu antusias.

Raina begitu semangat, dari mulai mereka datang dia sudah mulai mencoba berbagai macam wahana dari yang biasa-biasa sampai wahana yang ekstrem sekalipun. Meskipun mereka harus mengantri panjang, Raina tidak terlihat lelah sedikitpun berbeda dengan Adit yang sedikit kelelahan.

"Raina kita makan siang dulu " Adit menarik tangan Raina yang akan menuju wahana ontang-anting.

Raina sampai lupa kalau belum makan siang, padahal ini sudah hampir sore.

"Iya, ayo kita cari makan dulu. Maaf, aku sampai lupa kalau kita belum makan" Raina merasa bersalah, dia menundukkan wajahnya sambil berjalan sementara Adit hanya menggengam tangan Raina.

"Tidak apa-apa. Aku senang kamu menikmati kencan pertama kita" Adit tersenyum tulus dia memperlihatkan deretan giginya yang rapi membuat jantung Raina berdegup.

Ternyata bukan hanya Raina yang terpana dengan pesona Adit, dia tidak sengaja memperhatikan segerombolan gadis ABG menatap Adit terus menerus membuatnya merasa kesal.

Raina pun kini memegang lengan Adit dengan manja dan protektif agar gadis-gadis itu berhenti menatap Adit. Rupanya Adit tidak sadar kalau banyak wanita yang menatapnya dari tadi, perhatiannya hanya terfokus pada Raina.

____________________________

"Kita mau kemana lagi ?" Tanya Adit di setelah selesai menghabiskan air mineralnya.

Raina memperhatikan wajah Adit yang terlihat kelelahan, wajahnya pun terlihat pucat. Pasti Adit kecapean pikir Raina.

"Kita naik bianglala setelah itu pulang" Jawab Raina.

"Apa kamu masih ingin mencoba wahana lain ?"

Raina menggeleng.

"Tidak, lagipula sebentar lagi tutup"

"Kalau kamu mau, aku bisa minta mereka untuk tetap buka tapi untuk kita saja" Sahut Adit.

Raina menolak, dia tidak mau merepotkan Adit.

Pemandangan malam hari sungguh indah, apalagi dilihat dari atas bianglala. Raina begitu bersyukur bisa berada di dekat Adit seperti sekarang. Dia tidak pernah membayangkan bisa bertemu dengan pria sebaik Adit.

Meskipun Adit terlihat cuek tapi dia begitu perhatian, beberapa kali Adit menawarkan Raina agar tidak perlu mengantri karena Adit kenal dengan pemiliknya tapi Raina menolaknya dan meskipun wajah Adit terlihat lelah tapi dia tetap semangat mengikuti Raina.

"Terima kasih" Ucap Raina sambil mengecup pipi Adit.

Adit terkejut, dia menyentuh pipi yang barusan Raina cium.

"Apa kamu menciumku ?" Tanya Adit sambil tersenyum.

Wajah Raina memerah karena malu dia sungguh spontan mencium Adit.

"Aku senang, jadi apa setiap kamu berterima kasih aku akan dapat ciuman ?" Adit menggoda Raina.

"Tidak, aku akan memukulmu" Sahut Raina cemberut.

"Seharusnya aku yang berterima kasih, karena kamu mau memberiku kesempatan untuk menjadi pacarmu. Aku sangat senang Raina"

Raina kini menatap Adit dan tersenyum.

Adit jadi mengingat kejadian dimana dia mulai jatuh cinta kepada Raina. Ketika pertama kali Adit mencium Raina dengan spontan seperti yang dilakukan Raina sekarang.

Adit mencium Raina ketika gadis itu masih tertidur lelap di kamar apartemen karena jatuh pingsan.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang