23

5.7K 371 3
                                    

Sepertinya Raina mengalami jet lag, karena tubuhnya lesu dan terasa pusing setelah menempuh perjalanan hampir 14 jam apalagi ini pertama kali untuknya. Jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari itu berarti di Indonesia sudah jam 7 pagi. Raina berniat ingin menelepon Adit, segera dia keluarkan handphone nya dari tas lalu menekan nomor Adit. Nada sambung terus berbunyi, tapi Adit belum mengangkat telepon darinya. Apa dia belum bangun ? Pikir Raina.

Akhirnya Raina memutuskan teleponnya, dan menuju ke kasurnya untuk segera tidur. Meskipun belum mengantuk, tapi Raina mencoba memejamkan matanya. Besok pagi dia harus ke kantor pusat di Canary Wharf, dia tidak ingin kesiangan.

Seharusnya Raina merasa senang, karena impiannya untuk pergi ke London sudah terwujud tapi kenapa Raina merasakan sebaliknya ?

__________________________________

Bunyi handphone membuat Adit terpaksa membuka matanya, karena dia masih mengantuk lalu mencari dimana terakhir kali dia meletakan benda itu. Ternyata handphonenya tergeletak di lantai, Adit mencoba meraihnya dari sofa tempat dia tidur tapi seseorang mengambil handphonenya lebih dulu.

Alisya berada di depannya memakai handuk mantel milik Adit dengan rambut yang masih basah, dia tersenyum kepada Adit.

"Kamu sudah bangun rupanya ?" Tanya Alisya lalu memberikan handphone Adit.

Adit meraih handphone miliknya lalu segera beranjak dari sofa.

"Maaf, aku menggunakan handukmu. Badanku lengket semua, jadi aku mandi" Sahut Alisya sambil mengikuti Adit yang mengambil air mineral di meja.

"Lebih baik kamu mandi di kamarmu" Jawab Adit singkat sambil meminum air, membuat Alisya mati kutu.

Alisya tidak kehabisan cara untuk mencari perhatian Adit. Dia mencium bibir Adit dengan cepat, mata Adit membulat. Dia tidak menyangka Alisya senekat itu.

"Aku tahu kamu tidak mencintaiku tapi aku ingin kamu jadi milikku" Ucap Alisya sambil berlalu keluar dari suit room Adit.

Adit tidak punya pilihan semalam, sehingga membiarkan Alisya tidur di suit room miliknya. Adit mengingat kejadian ketika acara peresmian semalam di ballroom hotel. Alisya selalu mendekatinya membuat Adit risih sehingga dia memutuskan untuk kembali ke suit room nya lebih dulu dan meninggalkan acara.

Bruk Bruk Bruk. Suara yang berasal dari pintu kamar begitu mengganggu Adit, seseorang pasti mengetuknya secara kasar.

Adit membuka pintu suit room nya, Alisya masih mengetuk pintu secara kasar dan tanpa sadar kalau sekarang bukanlah pintu yang dia ketuk melainkan tubuh Adit.

"Akhirnya kamu membukakan pintunya ?" Alisya tersenyum sambil mendongak melihat Adit yang menatapnya dingin.

Adit bisa mencium bau alkohol pada Alisya, Alisya mabuk dan meracau terus menerus sambil berteriak-teriak. Adit tidak bisa membiarkan situasi seperti ini sehingga dia membawa masuk Alisya ke suit room miliknya.

"Kenapa kamu tidak menyukaiku, padahal aku menyukaimu sejak dulu. Sejak kita masih kecil" Alisya terisak, dia menenggelamkan wajahnya dibalik bantal.

"Apa yang kurang dariku, aku punya segalanya yang wanita lain inginkan. Tapi kenapa kau menolakku ?" Alisya terus meracau sesekali dia tertawa dan sebentar lagi dia menangis, Adit melihatnya prihatin.

Setelah hampir setengah jam meracau, Alisya akhirnya tertidur pulas. Sebelumnya dia mengotori baju Adit karena muntah. Dengan pelan Adit menyelimuti tubuh Alisya lalu memandangnya.

"Maaf, aku tidak bisa mencintaimu" Guman Adit, dia pun beranjak dari kasur lalu menuju sofa yang letaknya dekat jendela.

__________________________________

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang