7

9.6K 595 4
                                    

"Gimana semalam ?" Dilla bertanya penasaran, sedangkan Raina malas menjawab dan malah menyuapkan bakso ke mulutnya.

"Acaranya rame, dekorasinya juga bagus dan mewah tema pernikahannya fairy tale"

"Maksudku bukan bahas pernikahannya, tapi kalian berdua. Kamu dan Adit ?" Raina yang sedang menyeruput jus jeruk langsung tersedak mendengar pertanyaan Dilla.

"Kamu ga apa apa kan Na ?" Dilla menepuk nepuk punggung Raina

"Mungkin jus nya kepedesan jadi aku tersedak" Dilla melongo aneh

"Sejak kapan jus jeruk jadi pedes, Raina kamu kenapa sih ? Aku bahas Adit kamu kayak yang ga interest gitu"

"Aku cuman ga mood buat bahas Adit aja, dia nyebelin banget Dill"

"Nyebelin gimana ? Mana mungkin cowok setampan Adit nyebelin. Mungkin kamu kali yang nyebelin" Dilla malah membela Adit.

"Ih, kok kamu malah bela dia. Sebenernya yang sahabat kamu itu siapa ?" Raina mendengus kesal. Dilla yang melanjutkan makan mie ayamnya terkekeh mendengar ucapan Raina.

"Sekarang kamu bilang Adit nyebelin, tapi nanti pasti kamu bilang suka atau mungkin bisa jadi sayang"

"Apaan sih kamu Dil, cowok dingin dan cuek kayak gitu mana mungkin aku suka. Lagipula aku ga akan bertemu dia lagi. Aku cuman kenal sekilas aja sama dia" Tegas Raina

"Oke oke kita lihat aja nanti, aku yakin kalian pasti saling suka" Ucap Dilla pede.

"Aku cuman pengen kamu bisa move on dari Yoga, selama 10 Tahun ini kamu ga pernah serius sama pria manapun Raina" Raina menghentikan makan dan menatap Dilla. Dilla berbicara serius kepadanya.

     Dilla tau kalo selama ini Raina masih belum bisa melupakan Yoga, cinta pertamanya. Padahal Dilla selalu mencoba mengenalkan Raina dengan banyak pria, tapi hasilnya selalu nihil. Raina tidak pernah serius. Apalagi setelah setahun yang lalu mengetahui Yoga telah menikah, Raina menjadi lebih menutup diri. Dilla memang tidak tau seperti apa Yoga, karena selama ini dia hanya mendengar cerita dari Raina. Tapi dia bersumpah kalo bertemu dengan seorang Yoga Abimanya Bratawijaya , dia akan menghajarnya karena membuat sahabatnya menderita. Apalagi setelah minggu kemarin dia bertemu Ibunya Raina, dia begitu khawatir dan bertanya apa ada pria yang dekat dengan anaknya. Dilla pun sedikit berbohong dan mengatakan kalo Raina dekat dengan seorang pria.

"Aku ngerti maksud kamu Dil, tapi aku belum ketemu sama pria yang cocok"

"Sampai kapan Na ? Kamu tau sendiri kan Yoga udah nikah, kamu harus lupain dia. Kamu tuh cantik Raina, banyak pria yang ingin mendekatimu"

"Aku akan coba Dil, kamu tenang aja ya. Lama lama kamu jadi bawel kayak Ibu ku"

"Aku bukannya bawel, tapi aku care sama kamu. Nanti aku akan kenalkan kamu ke teman aku yah ?" Lagi lagi Dilla mulai promosi.

     Raina jadi teringat ketika Dilla selalu berusaha menjodohkan dia dengan banyak Pria. Dan memang Pria yang di kenalkan Dilla semuanya diatas standar, mereka mapan dan good looking. Tapi semua Pria itu belum bisa menyentuh hati Raina, dan membuat Raina melupakan sosok Yoga. Itu sebabnya Raina tidak pernah serius.


     Adit masih memikirkan permintaan kakeknya, Kakeknya menginginkan dia menggantikan jabatannya sebagai Direktur Utama Rumah Sakit. Kalo boleh memilih Adit lebih menginginkan jadi Dokter saja dibandingkan harus memegang jabatan penting.

"Adit, kamu tau kakekmu ini sudah terlalu tua untuk bekerja. Kakek ingin beristirahat, dan kakek sangat mengharapkan kamu yang menggantikannya" Kakek Bestandi bebicara serius kepada Adit.

"Kek, aku rasa aku.........." Belum selesai Adit berbicara kakeknya menyela.

"Aku yakin kamu bisa, Kakek tidak ada pilihan lagi. Cucu laki-laki kakek cuman kamu dan Darrel. Dan Darrel sudah memegang jabatan CEO Best Group. Harapan kakek cuman kamu satu satunya. Kurasa itu bukan hal sulit bagimu"

     Adit hanya terdiam, dia tidak mungkin menolak lagi. Dulu jabatan CEO Best Group dia masih bisa menolak karena alasan masih kuliah S2 di Amerika dan ada Darrel yang bisa menduduki jabatan itu. Tapi sekarang ? mau tidak mau dia harus mengikuti keinginan kakeknya.

"Kakek mengerti karaktermu Adit, kamu memang tidak ambisius persis seperti almarhum Ibumu. Tapi bukankah kamu tahu perjuangan kakek dulu mendirikan semua usaha ini ? Dan kakek tidak mau semua ini hancur. Sebelum kakek menginggalkan dunia ini, kakek ingin melihat keluarga kakek sendiri yang menjalankan semua usaha ini. Dan Bestandi Hospital ini yang paling berharga bagi kakek"

"Baiklah, Adit akan berusaha. Kapan mulai pergantian jabatannya ?"

"Bulan depan, dan kebetulan acaranya bertepatan dengan ulang tahun Best Group" Kakeknya kini tersenyum lega, dia terlihat bahagia. Adit merasakan juga kebahagian, meskipun dia tidak menginginkan jabatan itu setidaknya membuat kakek satu satunya bahagia sudah lebih dari cukup.

     Adit memang terlahir dari keluarga kaya, kekayaannya didapat karena perusahaan kakeknya. Dulu Ayahnya yang memegang jabatan CEO Best Group, sedangkan kakeknya memilih memegang jabatan di Rumah Sakit Bestandi. Sebenarnya Ayahnya hanya menantu, karena Ibunya tidak mau memegang jabatan apapun dia lebih memilih menjadi dokter. Dan mungkin itu yang membuat Adit juga tidak ambisius. Dia mirip Ibunya. Tapi karena sekarang tidak ada pilihan lagi, Adit menerimanya. Kakek Bestandi hanya memiliki 2 anak dan 3 cucu. Orang Tuanya sudah meninggal, dan kalau pun ada mereka sudah memasuki masa pensiun, Pamannya juga sama, dia baru tahun lalu pensiun dari jabatan CEO Best Group, dan sekarang Darrel yang menggantikannya. Sedangkan Adik Darrel, Laura masih kuliah di Australia.


     Karena kerjaan yang menumpuk dan di kejar deadline, Raina terpaksa lembur. Jam sudah menunjukan jam 8 Malam, Raina bergegas membereskan barang barangnya dan segera pulang. Suasana kantor sudah sepi, karena semuanya sudah pulang dari jam 4 sore. Ketika di dalam mobil, perutnya bersuara. Dia lupa, kalo belum makan apapun dari tadi siang. Dia berencana akan ke restoran cepat saji, tapi tiba tiba dia teringat pesan Adit yang bilang kalau harus makan makanan yang sehat. Arrgggh, kenapa dia memikirkannya lagi, tapi karena apa yang dibilang Adit benar. Raina merubah jalur mobilnya kearah sebuah rumah makan yang biasa menyajikan menu variatif.

     Setelah masuk ke rumah makan, banyak menu yang menggoda selera Raina. Tapi pandangannya tertuju pada menu sop daging kambing. Lagi lagi dia mengingat Adit. Dia pun memutuskan memesannya dan segera pulang. Ketika beres membayar di kasir, pandangannya langsung terhenti begitu juga orang di depannya. Apa dia salah lihat, dia melihat seorang Aditya Mahendra di depannya. Apa yang harus dia lakukan, Adit baru masuk ke rumah makan dan berjalan ke arahnya. Apa dia pura pura tidak melihat, tapi rasanya terlambat Raina sudah menatap Adit dan begitu pula sebaliknya, atau dia harus tersenyum dan menyapanya. Dia ingat terakhir kali dia bertemu Adit, Adit malah menganggap dia merepotkan buatnya. Kalaupun yang menyapa duluan harus dia. Guman Raina dalam hati. Raina pun berpapasan dengan Adit dan pura pura tidak melihatnya.

"Apa kamu pura pura tidak mengenaliku ?" Ucapan Adit langsung membuat Raina menghentikan langkahnya . Belum sempat Raina berbicara, tangan Adit sudah menariknya.

Kini Raina berada satu meja dengan Adit. Dia masih melihat heran pria di depannya.

Kenapa dia menarikku dan menyuruh duduk bersamanya ? Ucap Raina dalam hati.

"Aku ingin kamu menemaniku makan" Di sela sela makannya Adit berbicara kepada Raina.

"Kenapa mesti aku ? memangnya pacar kamu kemana ?" Tiba tiba Raina terkejut dengan kata kata yang keluar dari mulutnya barusan. Kenapa dia mesti bahas pacar ? Memangnya apa pedulinya ?

Tiba tiba Adit berhenti makan dan menatap dingin Raina.

"Bukannya kamu tahu kemarin, kita pergi ke undangan siapa ?" Jawaban Adit membuatnya jadi tidak enak. Ya, kemarin Adit memang tidak memberi tahu secara langsung kalo mereka pergi ke acara pernikahan mantannya. Tapi bukannya Darrel sepupunya sudah bilang ?

"Jadi, yang di bilang sepupumu itu....." Raina menggantungkan kata katanya. Adit hanya mengangguk. Dia tidak berani bertanya lebih jauh, dia yakin Adit pasti tidak suka membahasnya.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang